Cara Pembesaran Ikan Gurame di Kolam (Terpal, Tanah, atau Beton)

Pembesaran ikan gurame secara intensif merupakan subsistem dari budidaya, yaitu pemeliharaan benih ikan gurame hasil pendederan hingga menjadi ukuran konsumsi.

Pembesaran ikan gurame dapat dilakukan dalam berbagai wadah atau tempat pemeliharaan, di antaranya dalam kolam (tanah, terpal, atau beton) dan Keramba Jaring Apung (KJA).

Kegiatan pokok pembesaran ikan gurame meliputi persiapan wadah pemeliharaan, penebaran benih, pemeliharaan benih, dan panen.

Persiapan wadah pembesaran pada prinsipnya sama seperti persiapan kolam pada kegiatan pendederan, yaitu perbaikan kolam, pemupukan, pengapuran, dan pengisian air.

Pembesaran ikan gurame dapat menghasilkan pertumbuhan ikan secara optimal dan keuntungan yang memadai apabila ditunjang dengan penerapan teknologi. Inti teknologi dalam budidaya (pembesaran) ikan gurame adalah pemberian pakan dan padat penebaran, yang juga dipengaruhi oleh pola pembesaran ikan tersebut.

Pola pembesaran ikan gurame dibedakan atas pola tunggal (monokultur) dan campuran (polikultur). Pola tunggal (monokultur) dilakukan hanya jenis ikan gurame saja secara intensif. Pola ini dapat dipraktikkan dalam kolam (tanah, terpal, atau beton) dan Keramba Jaring Apung (KJA).

Fokus utama pola tunggal menitikberatkan perhatian pada pemberian pakan buatan berbentuk pelet terapung.

Hasil penelitian para pakar perikanan terkait budidaya (pembesaran) ikan gurame secara intensif di kolam dan waduk dalam Keramba Jaring Apung (KJA) secara monokultur menunjukkan bahwa faktor penentu keberhasilan pertumbuhan dan produksi ikan gurame adalah padat penebaran dan pemberian pakan buatan pelet.

Pada umumnya, pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam-kolam secara campuran (polikultur) dengan jenis ikan lain, seperti ikan mas, tawes, dan tambakan.

Pemeliharaan ikan secara campuran ini dipraktikkan pula dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan umum (waduk, danau). Pemeliharaan ikan gurame secara campuran di kolam-kolam dilakukan karena ikan gurame dianggap pertumbuhannya relatif lambat, sehingga produksi yang diperoleh akan tertutupi dari jenis ikan lainnya.

Selain itu, pemeliharaan campuran dengan ikan mas dan tambakan, karena jenis ikan ini mempunyai kebiasaan makan yang berbeda, sehingga tidak terjadi persaingan dalam memperoleh makanan.

Pemeliharaan ikan secara campuran ini mulai dipraktikkan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan umum seperti waduk dan danau.

Teknik pembesaran ikan gurame secara intensif meliputi kegiatan pokok penyiapan wadah pembesaran, pengadaan benih ikan gurame, penebaran, dan pemeliharaan.

Rincian tata laksana pembesaran ikan gurame sebagai berikut:

[no_toc]

Penyiapan Wadah Pembesaran

Pembesaran ikan gurame dapat dilakukan dalam kolam dan Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai wadah pemeliharaan. Kolam yang digunakan meliputi kolam air tenang, kolam tadah hujan, kolam pasang surut, kolam terpal, dan kolam sawah.

Sementara Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai wadah pemeliharaan ditempatkan di lokasi yang banyak air, misalnya danau, waduk, dan sungai.

Baca juga:  Sejarah Ayam Bangkok

1. Persiapan Kolam

Tata laksana penyiapan kolam, baik kolam tanah, kolam beton maupun kolam terpal sebagai wadah pemeliharaan perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Kedalaman dasar kolam antara 75-100 cm.
  • Dasar kolam dikeringkan dan dijemur selama beberapa hari.
  • Dinding kolam diperbaiki, papan penyekat dan pipa pemasukan dibersihkan, serta saringan diperbaiki dan dijemur.
  • Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang 250 kg/100 m² dan kapur tohor 100-200 g/m² untuk menumbuhkan plankton serta campuran pupuk buatan yang terdiri atas urea 60 kg/ha + TSP 40 kg/ha + KCl 45 k/ha, dilakukan 1-3 hari sebelum kolam diairi atau 5-7 hari sebelum ikan ditebar.
  • Kolam diairi sedalam 50-75 cm, segera pada saat akan ditebari ikan.

Kolam pembesaran ikan gurame

2. Persiapan Keramba Jaring Apung

Persiapan Keramba Jaring Apung (KJA) meliputi kantong jaring dan rakit. Tata laksana penyiapan Keramba Jaring Apung (KJA) sebagai wadah pemeliharaan ikan gurame di perairan umum (waduk, danau, sungai) sebagai berikut:

  1. Kantong bekas pakai dibersihkan dari organisme penempel, misalnya ganggang, sponge, dan moluska, dengan cara dijemur dan dipukul-pukul.
  2. Kantong jaring sebelum digunakan diperiksa dulu ikatan simpul, sambungan, dan bekas gigitan hama. Jahitan dan simpul yang lepas segera diperbaiki, bekas gigitan hama disulam kembali.
  3. Bentuk jaring apung diatur kembali sesuai dengan ukuran dengan cara mengatur tali.
  4. Kantong jaring dipasang pada kerangka rakit, segera pada saat akan ditebari ikan, kemudian dipasang dalam posisi sempurna dengan cara mengatur tali-tali pengikat dan pemberat.
  5. Pemasangan hampang baru, dimulai dengan pemasangan tonggak-tonggak penguat pada setiap jarak 1 m.
  6. Jaring atau krei sebagai dinding hampang dipasang terbenam 20-25 cm di dasar perairan dan mencuat sekitar 1 m di atas permukaan air.
  7. Hampang bekas pakai harus diperiksa dan diperbaiki sebelum digunakan kembali.
  8. Hewan liar dan ikan pemangsa diusir dari dalam hampang dengan cara diberi racun saponis dosis 10 g/m³ air.
  9. Lahan dalam hampang dibersihkan dari benda-benda, seperti dahan kayu, bambu, plastik, karet gelang, dan lain-lain.

Keramba jaring apung ikan gurame

3. Pengadaan dan Penebaran Benih

Benih ikan gurame untuk pembesaran berasal dari kolam pendederan. Ukuran benih ikan biasanya bervariasi, tergantung umur benih ikan tersebut. Usaha pembesaran ikan gurame dapat digunakan benih berukuran minimal 50 g/ekor.

Meskipun demikian, ukuran benih ikan gurame yang ideal adalah panjangnya 5-8 cm dengan bobot antara 100-300 g/ekor atau berumur 5-6 bulan.

Benih ikan tersebut dikelompokkan berdasarkan ukuran yang relatif seragam. Pengelompokan atas ukuran bobot awal benih bertujuan untuk memperoleh hasil panen yang relatif seragam ukurannya.

Faktor penentu keberhasilan usaha pembesaran ikan gurame adalah padat penebaran dan pemberian pakan, terutama pakan berupa pelet.

Baca juga:  [Bongkar Rahasia] Cara Ternak Ayam Bangkok Aduan Juara

Hasil penelitian pakar perikanan menunjukkan bahwa, ikan gurame yang dipelihara secara intensif dalam kolam tanah selama 3 bulan diperoleh 2 kali lipat bobot awal.

Pembesaran ikan gurame secara intensif dalam Keramba Jaring Apung (KJA) perlu mempraktikkan komponen teknologi padat penebaran dan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang memadai.

Usaha pembesaran ikan gurame di kolam tadah hujan memberikan hasil yang baik, yaitu kelangsungan hidupnya 97%, dan 88% kolam mengalir dengan lama pemeliharaan 3 dan 4 bulan.

Usaha pembesaran ikan gurame di kolam tadah hujan memberikan hasil yang baik, yaitu kelangsungan hidupnya 97%, dan 88% kolam mengalir dengan lama pemeliharaan 3 dan 4 bulan.

Usaha pembesaran ikan gurame secara intensif dalam Keramba Jaring Apung (KJA) menunjukkan kelangsungan hidup dan pertambahan bobot badan ikan yang cukup tinggi.

Hasil penelitian pakar perikanan menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan gurame secara intensif dalam Keramba Jaring Apung (KJA) memberikan pertambahan bobot individu dan produksi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari usaha yang dilakukan dalam kolam.

Pemeliharaan

Pemeliharaan ikan gurame di kolam pembesaran difokuskan pada kegiatan pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

1. Pemberian Pakan

Pakan merupakan faktor penentu keberhasilan usaha pembesaran ikan gurame. Pakan perlu diperhitungkan dan diperhatikan dengan baik, karena sekitar 60-65% dari biaya produksi adalah biaya untuk penyediaan pakan.

Pakan untuk ikan gurame terdiri atas pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami dapat disediakan dengan cara mengambil langsung di alam seperti ikan, siput, daun-daunan, dan lain sebagainya.

Selain itu, pakan alami juga dapat dikultur seperti kultur rotifer, artemia, dan sebagainya. Sementara pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formula tertentu seperti pelet.

Dalam budidaya ikan gurame secara ekstensif atau tradisional, ikan gurame berbobot 1 kg dapat dicapai dalam waktu yang lama, yaitu antara 1-5 tahun, namun waktu yang diperlukan untuk memproduksi ikan gurame berukuran 1 kg dapat diperpendek menjadi 10-12 bulan dengan sistem pemeliharaan intensif yang menerapkan padat penebaran tinggi dan pemberian pakan bergizi secara teratur.

Ikan gurame ukuran bungkus rokok hingga mencapai ukuran konsumsi atau minimal berbobot 500 g/ekor dapat diberi pakan berupa pelet ukuran 2 mm dengan kadar protein 27% dan pakan alami seperti azolla, daun talas, daun singkong, daun pepaya, dan sejenisnya juga diberikan setiap hari.

Pakan alami ikan gurame
Pakan alami ikan gurame

Pada umumnya, pakan ikan buatan diberikan dalam bentuk pelet terapung. Keuntungan pakan berupa pelet terapung sebagai berikut.

  • Dapat terkontrolnya jumlah pakan yang diberikan.
  • Keadaan kesehatan ikan gurame dapat dilihat.
  • Menghindari adanya pakan yang tidak termakan karena tercampur dengan lumpur.
  • Menghindari pengotoran (polusi) air lingkungan akibat pakan yang tidak termakan.
  • Kepastian ikan memperoleh pakan dengan imbangan gizi yang diperlukan yang telah diformulasikan sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara.
Baca juga:  4 Cara Menetaskan Telur Ikan Gurame dan Memelihara Larva

Dalam penyediaan pakan untuk ikan gurame perlu memperhatikan bentuk dan tipe pakan, cara pemilihan pakan yang baik, dan metode pemberian pakan yang benar.

2. Bentuk dan Tipe Pakan Ikan Gurame

Bentuk pakan ikan yang dipelihara secara intensif dapat dibedakan atas tiga macam sebagai berikut:

  1. Bentuk tepung untuk pakan benih ikan;
  2. Bentuk remah atau crumbel untuk ikan pendederan;
  3. Bentuk pelet untuk usaha pembesaran atau pemeliharaan induk.

Pakan yang baik untuk usaha pembesaran ikan gurame dalam Keramba Jaring Apung (KJA) adalah bentuk pelet dengan sifat tidak mudah hancur dalam air, tidak cepat tenggelam serta mempunyai aroma yang dapat merangsang nafsu makan ikan.

Selain itu, hal penting yang perlu diperhatikan adalah pakan tersebut mempunyai komposisi nutrisi yang lengkap dan seimbang.

Berdasarkan teknik pembuatan pakan untuk penggunaannya dibedakan 2 tipe pakan, yaitu pakan tenggelam dan pakan terapung.

Tipe pakan ini erat hubungannya dengan kebiasaan cara makan ikan dan tempat ikan dipelihara. Hal penting yang erat kaitannya dengan tipe pakan adalah pakan tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan secara menyeluruh atau semaksimal mungkin.

Pelet ikan gurame
Pelet ikan gurame

3. Cara Pemilihan Pakan yang Baik

Pakan berkualitas ditunjukkan pada kandungan nutrisi, sifat fisik, warna, dan aroma pakan. Kandungan nutrisi (gizi) pakan dapat dilihat pada tabel yang tercantum dalam tiap kemasan atau karung pakan.

Kandungan protein dalam pakan penting diperhatikan. Berdasarkan hasil penelitian pakar perikanan menunjukkan bahwa kadar protein 26-28% dengan kadar lemak 6-8% memberikan pertumbuhan yang baik untuk ikan gurame.

Sifat fisik pakan yang baik menunjukkan tampilan permukaan yang halus dan licin, berwarna keputih-putihan (tidak berjamur), aromanya tidak tengik serta bagian yang hancur di bawah 5%.

4. Metode Pemberian Pakan Ikan Gurame

Pakan yang diberikan idealnya dikonsumsi oleh ikan secara utuh. Jumlah pakan yang diberikan perhari erat kaitannya dengan umur dan ukuran ikan.

Pedoman pemberian jumlah pakan pada ikan gurame sebagai berikut:

  • Ikan ukuran kecil (< 50 g) sebanyak 4% dari bobot tubuh ikan.
  • Ikan ukuran > 50 g sampai ukuran konsumsi diberikan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh ikan.
  • Induk ikan diberikan pakan sebanyak 2% dari bobot tubuh ikan.

Frekuensi pemberian pakan amat ditentukan oleh ukuran ikan gurame. Pedoman frekuensi pemberian pakan ikan gurame sebagai berikut:

  1. Frekuensi pemberian pakan pada ikan kecil (< 50 g) dilakukan 4 kali sehari.
  2. Frekuensi pemberian pakan pada ikan ukuran > 50 g sampai dewasa dilakukan 3 kali sehari.
  3. Frekuensi pemberian pakan pada induk ikan dilakukan 2 kali sehari.