Puisi Kemerdekaan – Perjuangan para pahlawan tidak diragukan lagi. Mereka dengan gagah berani, pantang menyerah melawan penjajah untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jasa mereka janganlah dilupakan. Salah satu bentuk terima kasih atas perjuangan mereka, maka kita dapat membuat puisi.
Kumpulan puisi kemerdekaan, perjuangan dan kepahlawanan di sini sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan rasa terima kasih dan upaya untuk selalu mengenang jasa para pahlawan.
Dalam puisi-puisi kemerdekaan berikut ini, kamu akan mendapati semangat juang, rasa nasionalisme, kebersamaan dan tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu kita pun dapat mengambil semangat dan meneladani perjuangan mereka. Penulis juga berharap dengan kumpulan puisi kemerdekaan ini menjadi salah satu cara berterima kasih kepada para pahlawan.
Puisi kemerdekaan
Berikut ini adalah beberapa puisi kemerdekaan yang menggambarkan bagaimana pentingnya kemerdekaan itu untuk sebuah bangsa. Memberikan gambaran kepada kita di masa sekarang bahwa perjuangan para pahlawan untuk mencapai kemerdekaan itu tidaklah mudah, tetapi mengorbangkan banyak hal.
Puisi kemerdekaan ini menyampaikan kepada kita bahwa pendahulu kita sudah begitu banyak berkorban, jiwa, raga, darah dan air mata. Melalui puisi kemerdekaan inilah kita mengenang jasa-jasa mereka sehingga kita bisa merasakan hidup yang damai dalam kebebasan di negeri sendiri.
Kemerdekaan ini
Satu Kata, “Merdeka”
Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah
Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang
Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan
Sebuah harga yang harus dibayar
Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa
Semi terwujudnya satu kata
Merdeka
Detik ini bangsa kita telah merdeka
Detik ini Indonesia telah merdeka
Bangsa besar telah lahir
Terwujud dengan semangat para pejuang
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Serta jiwa-jiwa yang terkorbankan
Demi satu kata
Merdeka
Tak terhitung jiwa gugur di medan pertempuran
Darah segarmu merasuk ke dalam sela-sela tanah air
Dengan bangga jenazahmu tersenyum
Menyaksikan kemenangan yang tak pernah kau nikmati
Semua demi satu kata
merdeka
Bilakah Indonesia Merdeka
Indonesia…
Negeri yang menyimpan banyak kisah tentang realita
Tempat berkumpulnya para sang dewa
Tempat kelahiran para empu-empu yang sakti mandera guna
Yang telah menciptakan banyak benda-benda pusaka
Serta tempat kelahiran para wali dan ulama
Yang selalu mengajarkan kearifan bersikap dan bertutur kasta
Indonesia…
Tanahnya subur kaya makmur
Rakyat berbudi pekerti luhur
Semangatnya tak pernah luntur
Banyak tantangan tak pernah mundur
Zamrud khatulistiwa
Itulah julukan Indonesia
Terletak di antara dua benua dan dua samudra
Terdiri dari aneka ragam seni budaya dan suku bangsa
Dan sepertiga hutan tropis dunia
Ada di wilayah Indonesia
Dari generasi ke kenerasi
Anak-anak bangsa mengobarkan semangat nasionalis dalam diri
membulatkan tekad berjuang dalam jiwa
Menanamkan keberanian dalam raga
Untuk mencapai satu tujuan dan cita-cinta
Yang akan diraih bersama
Demi mempertahankan tanah air tercinta
Dan Indonesia merdeka
Merdeka…
Merdeka…
Merdeka…
Jayalah terus Indonesiaku.
Puisi pahlawan
Kemerdekaan yang bangsa Indonesia raih dan nikmati saat ini bukanlah sebuah hadiah dari para penjajah, melainkan perjuangan panjang dan pengorbanan yang banyak dari para pahlawan kita. Indonesia adalah negara yang tidak selalu melahirkan orang-orang hebat dari lintas generasi. Penjajahan atas negeri ini bertahun-tahun lamanya melahirkan para pahlawan yang berjuang.
Puisi pahlawan ini adalah salah satu cara kita untuk mengingatkan kepada generasi muda untuk selalu menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Ada banyak puisi pahlawan yang diciptakan oleh sastrawan kita. Berikut ini adalah beberapa contoh puisi pahlawan.
Pahlawankah?
Pahlawankah?
Bila kekuasaan adalah tujuan
kedudukan adalah pamrih
dan kekayaan adalah cita-cita
Pahlawankah?
Bila kepentingan sendiri adalah hal utama
kepentingan rakyat adalah selingan
dan kepentingan keluarga sibuk diperhatikan
Pahlawankah?
Bila keikhlasan bukanlah landasan
tergantikan oleh ketamakan serta kesombongan
dan ambisi yang menuntut pemenuhan
Bertanyalah pada nurani…
pahlawankah?
(oleh: SIM)
Kepergian Pahlawanku
Senja yang pilu
membuat hari kian membiru
Langit tanpak keruh,
mengantar kepergianmu.. pahlawanku
Gerimis jatuh membasahi pucuk sunyi,
melagukan nada-nada lara hati
Saat doa-doa ikut tertanam,
bersama bayangmu yang kian tenggelam
Kaulah pahlawan hidupku
meninggalkan berjuta jejak
dalam rentang waktuku
mengukir berjuta cinta
dalam lembar hidupku.
Kepergianmu ini,
membuatku bagai kota mati
Namun, aku mengerti
bahwa engkau… Ibu
takkan pernah layu dalam kalbuku
dalam setiap kenangan, kulantunkan doaku
tenang dan bahagiamu
kembali kepada-Nya.
(oleh: SIM)
Jenderal Sudirman
Sederhana dan bersahaja
Rendah hati serta penuh kasih
Begitulah sosoknya
Jenderal Sudirman
Diiringi keikhlasan menjalani perjuangan
Disertai ketabahan dalam kesakitan
Dan ditemani kesabaran dalam menentang kezhaliman
Dapatkah lagi pemimpin sepertinya ditemukan?
Disertai ketabahan dalam kesakitan
Dan pergolakan tlah merubah keadaan
Rindu kami akan pemimpin sepertinya
Rindu kami akan tokoh sebijak dan setangguh dirinya.
Seorang pejuang kebanggaan bangsa
yang rela berjuang demi kebenaran
yang rela berjuang demi perdamaian
yang rela berjuang demi kemerdekaan
bagi seluruh rakyat Indonesia.
(oleh: SIM)
Kartini
Saat wanita ditabukan oleh belajar,
suaramu lembut menentang
batinmu lantang menyerang
Sekuat tenaga kau nyalakan harap
bagai gemerisik angin dalam sneyap
rebuk hak untuk kaum wanita
perjuangan masa depan untuk kaum wanita
Kartini…
Saat kini jasamu tlah membahana…
namamu tak lagi lantang disebutkan
usahamu tak lagi ramai dibicarakan
Kau kian terlupakan…
bagai kota yang tlah lama ditinggalkan.
(oleh: SIM)
Terima kasih pahlawan
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu takmenyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
Kami anak muda kami bangsa Indonesia
Berterima kasih untuk jasa jasamu para pahlawan
Karena perjuangan yang luar biasa kalian
Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan.
Karya: Rayhandi
Untuk Guruku, Pahlawanku
Aku menyebut bunga bangsa…
wahai guruku
Kudendangkan dalam lagu hidupku
saat masa depan menanti di depanku
Aku akan mengenangmu…
wahai pembimbingku
kala kisah tlah jauh melaju
masa kanak yang tak lagi tampak oleh waktu
Akan slalu kuingat petuahmu
untuk mengingat di saat aku lupa
sebagai petunjuk di saat aku alpa
bahwa hidup harus dijalani sebaik-baiknya
Guruku…
Pembimbingku…
Kenangan masa kanakku lugu
Kaulah pahlawanku
(oleh: SIM)
Puisi perjuangan
Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan. Begitu pula dengan keberhasilan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Puisi perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan hanyalah satu di antara banyak cara kita untuk bisa meneladani semangat rela berkorban, dan berjuang tanpa pamrih.
Puisi perjuangan berikut ini diambil dari berbagai sumber yang dilengkapi dengan penulisnya. Semoga dengan adanya puisi perjuangan ini dapat memupuk semangat patriotisme kita terutama kalangan anak muda sehingga selalu optimis dalam mengisi kemerdekaan ini, untuk mewujudkan cita-cita para pahlawan dan pendiri bangsa.
Kusuma Bangsa
Penjajah mengoyak kedamaian negeri ini
Mereka menindas
Mereka memaksa
Mereka merampas
Perjuangan bangkit melawan
Maju ke medan laga
Memanggul senjata
Menyerukan kebenaran
Perjuangan itu tidak sia-sia
meskipun mereka harus dibayar darah dan nyawa
Indonesia merebut kembali kedaulatannya.
Kita bisa menikmati
indahnya negeri ini
berkat kegigihan dan keberanian
para pejuang sejati
merekalah kusuma bangsa ini
Lanjutkan semangatnya
Kobarkan kegigihannya
untuk membangun Indonesia tercinta
(Oleh: UNM)
Elegi 10 November
Hari ini kami memandang
wajah-wajah pada bingkai yang tepajang
Menunduk membisikkan doa
dalam semat kenangan akan jasa
Separuh asa kami melayang
dalam bayang-banyang
akan masa yang tlah silam
Darah yang telah mengalir
Keringat yang tlah mengalir
bagai butir safir
dalam ruang yang temaran
Bukan lagi tangis yang harusnya kami berikan
Bukan!
Meski air mata membayangi kenangan
akan pengorbanan yang telah dipersmebahkan
10 November ini
Bersama duka ini
Kami sematkan setangkup doa
Bersama tekad dan asa
Bahwa kami adalah tonggak penerus
untuk jiwa kepahlawananmu yang tulus.
(oleh: SIM)
Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan
Di sebuah makam
jauh dari kehidupan
yang tersimpan hanyalah kenagan
akan keabadian yang temaran
Sepotong sunyi menepi
di antara nisan-nisan berjejer rapi
seolah jadi teman yang peduli
menyanyikan sepi tanpa henti
Berkalang tanag engkau para kebanggaan
tenggelam bersama keteladanan
betapa tamanmu kini sunyi dan sepi
seakan duniamu tkah ikut mati
Taman makammu makin tak terjamah
Perjuanganmu makin terlupa sejarah
Sungguh irinis dan menggugah
Semua terjadi saat jasamu terasa indah
Nisanmu yang dulu megah
kini tampak mulai layu dan jengah
bagai bunga kamboja berguguran ke tanah
tak terusik oleh deretan kisah
Sepotong sunyi terus menggelayuti
Taman makammu… Wahai pahlawan negeri
hati berbisik dengan sepi
akankah kami bisa berbagi
meski hanya kisah yang tak selesai
dari perjuanganmu yang telah usai.
(oleh: SIM)
Puisi tentang Indonesia
Tak pernah cukup kata-kata untuk menggambarkan istimewanya negeri ini, tak pernah ada kalimat yang mampu menggambarkan betapa luar biasanya bangsa ini. Puisi tentang Indonesia adalah salah satu cara kita berusaha menunjukkan kecintaan kita kepada Indonesia.
Puisi tentang Indonesia tidak cukup menggambarkan semuanya, tetapi ia sebagai perwujudan kebanggan kita terlahir di negeri ini. Puisi kemerdekaan Indonesia, perjuangan dan pahlawan selalu kita baca untuk selalu mencintai negeri ini.
Indonesia di Hatiku
Tersadar…
Awan kelam selimuti negeriku
Berarak-arak menerpa, menusuk dada!
lama kulupa sudah…
Dimana hatiku terpatri, dan kini kutulis di lembaran hari.
Melangkah cakrawala harapanku
Dalam teguh jiwa tanpa irama
Mengalun di jantung pertiwi
Tanah airku..
Rimbun beriringan simbol keteduhan
Kokoh baja simbol kekuatan
Merah putih peerlambang kesatuan
Tumpah darahku…
hamparan luas pematang menghijau
Lautan biru mengunci keindahan pesona alam tercinta
Dahulu…
Oh, bangsaku…
bangsa Iindonesia!!
Kini…
Mari kita beriringan bersama menjaga pusaka berharga
Menyimpan rasa persatuan, jadikan kekuatan
Dalam simpuh naungan pencipta
Berdoa hindarkan amarahNya
Merajut semangat membara para bangsa
Untuk Indonesia…
Potret Indonesia
Indonesia…
Mentari tersenyum menyapa wajah cantikmu
Cakrawala hijau membentang luas di semua penjuru
bagai zamrud pesonamu
Indonesia…
Beragam macam suku dan budaya
Sabang sampai Merauke
Pulau-pulau nan mempesona, berjajajr di seluruh nuansamu
Itulah Indonesiaku.
Tapi apa yang terjadi dengan Indonesiaku kini?
Kehancuran… Penghianatan… Kenistaan…
Kebohongan… Kemunafikan…
Betapa sakit ibu pertiwiku
Melihat tanah air tercintanya bercucuran darah dan air mata
Rintihan anak bangsa dari segenap penjuru kota dan desa
Menangis.. menjerit.. meronta…
meminta pertolongan Yang Kuasa…
Akupun merenung… ratapku terasa pilu.. sedih.. penat.
Kenapa bangsa ini hancur oleh bangsanya sendiri?
Kenapa… Tanda tanya besar di benakku
Walau duka lara terus mendera Indonesiaku
Aku tidak berpaling, aku tetap cinta tanah airku.
Majulah Indonesiaku
Tetap kan kugenggam erat merah putihmu
Dan Pancasila tetap pedomanku
Mari kita eratkan tali persaudaraan
Kita cinta bangsa dan tanah air kita
Dengan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika
Untuk membangun persatuan
Perkokoh persatuan dan kesatuan
Hiduplah “Indonesia Raya”.
Zamrud Khatulistiwa
Dimulai dengan langkah satu pasti
Terucap sejuta ikrar dan janji
Dari kami putera puteri bangsa
Bersatu lebur dalam Bhineka Tunggal Ika
Menjunjung tinggi moral, undang-undang, dan Pancasila
Zamrud Khatulistiwa, itulah namamu
Kau ciptakan satu tumpuan jejak para pahlawan
Kau agunkan satu kemerdekaan dan perdamaian
Di bawah naungan sang merah putih
Kibarkan kearifanmu wahai zamrud khatulistiwa
Menyongsong masa depan dengan warna merahmu
Tentramkan naluri dunia dengan warna putihmu
Dalam singgasana langit
Dan perdamaian bumi pertiwi
Terpangku sejuta napas terakhir
Sebagai pesan para pahlawan
“Tetaplah setia kepada Indonesia”
Abadikan cintanya dalam ruang gelap gulita
Demi misi satu Indonesia merdeka
Tercipta dalam lingkup realita
Bahwa sang merah putih, telah kembali bangkit
bahwa sang zamrud khatulistiwa
Masih menjadi paru-paru dunia
Rekam senyum anak Indinesia
harumkan nama bangsa di mata dunia
Tunjukkan kepada dunia
Bahwa zamrud khatulistiwa, bukan sekadar nama!
(oleh: Nurul Lathifah)
Puisi kemerdekaan 17 Agustus
Puisi kemerdekaan 17 Agustus di bagian terakhir ini untuk mengingatkan kita tentang pentingnya momen ini. Momen yang akan menjadi titik awal perjalanan bangsa dan menandakan bahwa kita benar-benar bebas dan berdaulat. Puisi kemerdekaan 17 Agustus tidak hanya sebagai hiburan belaka, tetapi ada semangat dan pesan-pesan perjuangan di baliknya.
Simak beberapa puisi kemerdekaan 17 Agustus di bawah ini.
Semangat Kemerdekaan
Hari itu..
17 Agustus 1945
Bangsaku telah merdeka
Para pahlawanku turunkan senjata
Tuk hormati sang bendera pusaka
Wahai pahlawan kemerdekaan
Andai kini kau masih disini
Lihatlah…
Indonesiamu sekarang ini
Masa penderitaan telah pergi
Keceriaa pun terpancar dari wajah anak negeri
Ribuan bahkan jutaan nyawa
Kalian korbankan… demi kami
64 Tahun…
Kebebasan dari penjajahan dapat kami nikmati
Perjuangan yang engkau lakukan
Tak dapat kami tebus dengan intan ataupun berlian
Sebagai anak negeri
Aku berjanji…
Kan kuisi kemerdekaan ini
Dengan semangat seorang pelajar bangsa
Satu kata dapat kuucap
Terima kasih…
Pahlawanku.
(oleh: Irwan Maulana)
Harapan Remaja Indonesia
Tiga setengah abad kita dijajah
Dirundung kegelisahan dan ketakutan
Saat itu jangankan untuk sekolah
Bergerak pun kita tak mampu
Kini saatnya… bangkit
Tuk melanjutkan segala kemerdekaan
yang pernah terukir dulu
Dengan menggali potensi dan budaya
Di dalam negeri ini yang masih terpendam
Demi tanah air kami
Demi Indonesia kami
Mestinya mata kami semakin lelah
Usia kami habis dimakan waktu
Demi negeri kami
Kami rela mati untuknya
Demi bunda tercinta
Kan kami junjung nama harum
Di mana pun kami menginjakkan
Kaki di muka bumi ini
Dan selama itu jantung kami
Putra, Putri bangsa masih berdetak
Darah dalam diri kami masih mengalir
Kami kan tetap sekuat tenaga
Hingga tetes darah penghabisan
(Oleh: Mentista Kusumawati)
Kembalikan Indonesia
Detik ini
Tak pernah melepaskan syair-syair Indonesia
Dari para sang pemuja
Konon, kala Indonesia memancarkan eksotisme
Sudah tak asing keramahan dan kesantunan
tapi tengoklah saat ini
emosi sangat cepat mengebom
Hei… jemari mereka mengusil
paru-paru kami habis membotak
Maafkan kami alam…
Kau selalu tersakiti
Burung-burung menawan, terjamah pelor dari bedilnya
Ikan-ikan mempesona, tergenangi air racun jingga
Pohon-pohon ramah, merata ke bumi.
Kami anak cucu Indonesia
Akan membangun raksasa yang terlelap
Menjaga kesatuan sanak-sanak kami
Menjamin para koruptor membangkai di rumahnya
Menjulangkan pepohonan kembali
Kelak….
Bapak…
Tuntun kami ke ujung tiang tertinggi
Bersama…
Pulangkan Indonesia yang lalu
Sejajarkan Indonesia seperti mereka
Apakah milikku?
Yang tergenggam hanya petuah kecil
Indonesia para penyair
Dan setumpuk rahmat sang pelukis Indonesiaku.
(Oleh: Ghita Novita Sari)
Nah, demikianlah kumpulan puisi kemerdekaan, perjuangan dan pahlawan. Semoga bisa menjadi pemicu kita untuk senantiasa mengambil nilai-nilai semangat perjuangan darinya untuk meraih cita-cita untuk kejayaan negeri tercinta Indonesia.