Kisah Nabi Ilyasa As

Kembali lagi kita menceritakan kisah nabi dan rasul, kali ini adalah kisah Nabi Ilyasa, pengganti Nabi Ilyas.

Nabi Ilyasa menyampaikan ajaran yang ditinggalkan Nabi Ilyas tentang ketuhanan dan keimanan. Kehidupan kaum Bani Israil selama masa kepemimpinan Nabi Ilyasa tenteram dan makmur. Mereka selalu dapat memenangkan pertempuran karena tak ada musuh yang berani mengganggu mereka.

“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. ” (QS. Shaad [38]:48).

Meskipun nama Ilyas (Elia) dan Ilyasa (Elisa) mengandung kemiripan tapi mereka tidak memiliki hubungan darah atau persaudaraan sama sekali. Dalam bahasa Ibrani, Elia bermakna Yahweh (sebutan Tuhan bagi Bani Israil), sedangkan Elisa bermakna Allah (Elohim-ku) yang berarti keselamatan.

Nama tersebut merupakan gelar sekaligus menjadi penanda bahwa Ilyasa (Elisa) meneruskan tugas kenabian Ilyas (Elia). Ilyas mendatangi Ilyasa menyampaikan kabar dari Allah, kemudian Ilyasa mengikuti bimbingan Ilyas.

Sampai tibalah saatnya Ilyas diangkat ke langit. Ilyasa dan 50 nabi mengetahui hal itu, maka mereka mengiringi Ilyas sampai ke Jericho, tempat yang diminta Tuhan. Di sanalah tempat Ilyas akan dijemput. Jericho adalah tempat yang dulu pernah ditaklukkan oleh umat Musa dan Yusya.

Ilyas berkata kepada Ilyasa, “Mintalah apa yang kau inginkan dari saya sebelum saya diangkat Tuhan dan meninggalkanmu.”

Ilyasa menjawab, “Wariskanlah kuasa bapak kepada saya, supaya saya dapat meneruskan ajaran bapak.”

Ilyas berkata, “Jika engkau melihat saya pada saat saya diangkat Tuhan, maka itu adalah suatu tanda bahwa permintaanmu dikabulkan.”

Tiba-tiba sebuah kereta berapi yang ditarik oleh kuda, dan segulungan angin telah mengangkat Ilyas hingga hilang dari pandangan.

Ilyasa meneruskan perjalanan kembali ke Samaria. Ilyasa kerap datang ke daerah Sunem. Setiap kali ia melewati tempat tersebut, seorang ibu selalu mengundangnya makan. Akhirnya karena sering kali diundang makan, perempuan itu berkata kepada suaminya untuk membuatkan Ilyasa sebuah kamar untuk tempat beristirahat.

Baca juga:  Kisah Nabi Adam AS dan Hawa

Suaminya mengabulkan permintaan tersebut. Karena kebaikan perempuan itu, Ilyasa menanyakan adakah yang dapat ia bantu, namun perempuan itu menolak dan mengatakan ia tak pernah merasa kurang suatu apa pun.

Pelayan Ilyasa membisikkan bahwa perempuan itu belum mempunyai keturunan sedangkan suaminya sudah tua. Ilyasa berdoa kepada Allah, tepat setahun kemudian, perempuan itu melahirkan anak laki-laki.

Namun kebahagiaan itu tidak lama. Anak itu tiba-tiba meninggal tanpa suatu sebab. Sang ibu segera menemui Ilyasa, sebagaimana karomah yang dimiliki Ilyas, Ilyasa pun dapat menghidupkan kembali anak tersebut.

Selama dalam bimbingan Nabi Ilyasa, rakyat Israil hidup tenteram dan makmur. Mereka selalu dapat memenangkan pertempuran karena tak ada musuh yang berani mengganggu mereka. Selama rakyat berada dalam keimanan dan mengikuti ajaran yang disampaikan para utusan Allah, maka hidup mereka berada dalam genggaman Allah ta’ala.