Contoh Essay – Apa itu essay? Sekilas mengenai essay, yaitu kegiatan memandang dan merenungkan segala hal. Dengan menulis essay, kamu diuji berpikir, melukiskan, menata gagasan, dan mengungkapkannya dengan bahasa yang menarik. Essay biasanya tidak begitu panjang dan mengupas suatu topik yang terbatas lingkupnya atau karangan yang bermula mendorong pembaca untuk menerima suatu pandangan tertentu.
Hendaknya berisikan; pendapat atau pandangan, pembuktian atas pandangan tersebut, dan fakta atau contoh sebagai pendukungnya. Pada pembahasan kali ini kami akan memberikan beberapa contoh essay dengan pola pengembangan paragraf pembuka. isi, dan penutup.
Membaca contoh essay sama seperti mendengar penulisnya berbicara secara akrab dengan pembacanya. Essay selalu menyenangkan karena penulisnya secara akrab dan simpatik berbicara kepada kita, seperti kita mendengarkan seorang sahabat mengungkapkan pengalaman pribadinya.
Untuk itu sebelumnya kalian harus pahami terlebih dahulu mengenai struktur essay.
Struktur Essay
Pada dasarnya, sebuah essay memiliki struktur dan terbagi minimum dalam tiga bagian yakni pembuka, isi dan penutup.
- Pada bagian pembuka mulai paragraf pertama dan kedua penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan. Pada bagian ini, ulasan harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin dapat dipahami oleh pembaca melalui kalimat-kalimatnya. Selanjutnya pembaca mulai diajak memahami dan mendalami sub-sub topik yang diperkenalkan melalui beberapa paragraf lanjutan.
- Pada bagian isi, ini disebut tubuh dari sebuah essay yang memiliki struktur yang sama. Pada bagian ini, kalimat pendukung essay dan argumen argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing masing sub topik.
- Bagian ketiga adalah penutup, melalui beberapa paragraf pada bagian ini diuraikan hal hal singkat mengenai topik yang diulas dengan diakhiri oleh sebah sikap dan pandangan yang berisi pemikiran, gagasan, ide yang dapat dijadikan sebagai tawaran solusi dalam memberikan tanggapan terhadap sesuatu persoalan yang diulas. Setelah itu, diikuti oleh beberapa paragraf simpulan yang berisi kalimat-kalimat penutup.
Cara Membuat Essay yang Baik
Berikut akan dipaparkan cara membuat essay yang baik dan benar.
- Tentukan topik. Bila topik telah ditentukan, kalian mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian. bukan berarti kalian siap untuk menuju langkah berikutnya. Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan ditulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, kalian dapat langsung menuju ke langkah berikutnya.
- Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan essay yang akan ditulis.Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang dipercayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang. ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang kalian pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
- Tuliskan Minat kalian. Jika telah menetapkan tujuan essay, tuliskan beberapa subyek yang menarik minatmu. Semakin banyak subyek yang ditulis. akan semakin baik. Jika memiliki masalah dalam menemukan subyek yang diminati, coba lihat di sekeliling kalian. Adakah hal hal yang menarik di sekitar? Pikirkan hidup kalian? Apa yang kalian lakukan?
- Evaluasi Potensial Topik. Jika telah ada beberapa topik yang pantas, pertimbangkan masing masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, kalian harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan.
- Sebelum kalian meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang kalian tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik yang telah ditentukan, kalian juga perlu memikirkan bentuk naskah yang ditulis.
- Buatlah outline atau garis besar ide-ide kalian. Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide ide tentang topik kalian dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
Contoh Essay yang Baik dan Benar
Setelah kamu memahami struktur essay dan mengetahui cara membuat essay yang baik, maka berikut ini akan disajikan sebuah contoh essay yang diambil dari topik yang berkaitan dengan dunia teknologi.
Topiknya adalah tentang “Transaksi Jual Beli secara Online”. Contoh essay ini ditulis sesuai dengan pola pengembangan pembuka, isi, dan penutup.
Security Network Threat : Penipuan Belanja Online
Pada era globalisasi kini, semua orang termasuk saya sudah dimanjakan dan terkadang terlena dengan layanan serba “internet”. Bagaimana mungkin, kegiatan-kegiatan semula membutuhkan tenaga, waktu, serta kesabaran, kini dapat dilakukan hanya dengan sentuhan.
Seperti berbelanja baju. Kini bermunculannya toko online, para shopaholic bisa menemukan juga membeli pakaian idaman hanya dengan mencarinya di website toko itu, melakukan order atau pemesanan, melakukan pembayaran melalui ATM atau bahkan internet banking, lalu selesai. Pesanan akan datang ke depan pintu rumah, tanpa bergerak satu meter pun dari luar pagar rumah.
Tetapi perlu diketahui bahwa dibalik kenyamanan, internet bisa menjadi ancaman? Bagaimana jika si toko online itu hanyalah toko palsu, menawarkan gambar-gambar pakaian bagus tetapi sebenarnya tidak eksis? Beberapa orang terlalu terlena akan tersangkut di jaring si penipu serta menjadi sasaran empuk untuk dimangsa.
————————→ PEMBUKA
Salah satu penipuan yang terjadi adalah melalui media pembayaran online yang bernama ‘paypal’. Oktober tahun lalu, ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) mengesahkan penggunaan huruf non-Latin sebagai huruf resmi untuk nama teregistrasi dalam jaringan, seperti untuk nama domain suatu website.
Hal tersebut sungguh menjadi kesenangan tersendiri di dunia internet, terutama pengguna internet di negara-negara di mana tidak menggunakan huruf latin sebagai huruf sehari-hari mereka. Namun pihak Times Online mengkritik, bahwa dilegalkannya penggunaan huruf-huruf non-Latin sebagai huruf untuk nama nama teregistrasi, hal tersebut dapat menumbuhkan penipuan.
Hal tersebut disebabkan karena huruf dengan pembacaan berbeda atau kumpulan huruf membentuk suatu kata dengan arti berbeda dengan suatu kumpulan huruf lain, akan ditampilkan sama pada script berbeda. Sebagai contohnya adalah paypal.
Ternyata penipuan ini telah dilakukan pada kehidupan nyata, bukan melalui website paypal.com palsu, melainkan melalui email palsu mengatasnamakan diri sebagai pihak resmi. Pada email penipuan, pihak berkedok paypal ini mengatakan bahwa ada “irregular activity” dari akun si empunya surat elektronik, oleh karenanya, pihak penipu meminta identitas untuk mengecek kebenaran.
Bahkan ia menyertakan attach file yang berisi irregular activity apa saja yang terjadi dari akun. Tetapi saat menyerahkan identitas, tertangkaplah pada jebakan si penipu.
Setelah mengetahui bahaya yang menghadang di tengah kenyamanan internet berdasarkan contoh essay ini, bukan berarti saya bermaksud mensugesti untuk berhenti menggunakan layanan internet dalam melakukan transaksi ataupun semacamnya.
Kita boleh atau bahkan disarankan untuk menggunakannya, mengingat layanan-layanan menggunakan internet ini dapat mempermudah juga menguntungkan kita terutama di saat kita tidak dapat melakukan sesuatu yang harus kita lakukan juga diburu waktu.
Langkah-langkah di bawah ini kiranya dapat dilakukan sebagai salah satu upaya pengidentifikasian apakah suatu email benar berasal dari pihak resmi atau bukan :
- Salam Umum. Banyak email tipuan menggunakan salam umum seperti : “Dear PayPal member.” dsb. Jika salam tersebut tidak tercantum nama awal dan nama akhir, berhati-hatilah dan jangan membuka link di surat elektronik tersebut.
- Alamat pengirim palsu. Umumnya email tipuan memiliki alamat pengirim buatan di bagian “From“. Bagian ini mudah diubah.
- Memberikan rasa terancam. Banyak surat elektronik tipuan berusaha menipu dengan memberikan ancaman bahwa anda akan mengalami masalah jika tidak memberikan balasan secepat mungkin. Mereka juga mungkin akan menyatakan bahwa terjadi transaksi ilegal menggunakan akun anda, atau mengatakan bahwa pihak resmi tersebut sedang memperbaharui serta memerlukan informasi baru secepatnya. Berhati-hatilah, ini adalah ciri utama surat elektronik penipuan.
- Links palsu. Selalu memeriksa alamat dari link yang akan dibuka. Dalam contoh essay ini diajarkan caranya. Gerakan mouse ke atas link tersebut kemudian lihat URL di browser atau status bar di surat elektronik. Link penipuan biasanya berbahaya. Jika membuka link seperti itu, maka hal yang bisa terjadi adalah:
– Mengarahkan ke dalam sebuah website palsu untuk mencoba mengumpulkan data pribadi anda.
Akan menginstal spyware di dalam komputer anda. Spyware adalah aplikasi yang memungkinkan hacker untuk memonitor kegiatan anda, bahkan mencuri password atau nomor kartu kredit yang masukan ke dunia maya.
– Menyebabkan anda mengunduh virus yang dapat merusakkan komputer Anda. - Email tampak seperti websites. Beberapa surat elektronik akan tampak seperti sebuah website, menyebabkan kita memasukkan informasi pribadi. Ingat akan kebijakan bahwa beberapa pihak resmi tidak pernah meminta informasi pribadi melalui email.
- URL palsu. Hanya masukkan password dalam halaman resmi, contohnya: https://www.paypal.com/
– Jika anda melihat lambang @ di tengah-tengah URL, ada kemungkinan besar bahwa ini adalah tipuan. Perusahaan biasanya menggunakan nama domain (contoh: https://www.company.com).
– Meskipun URL mengandung kata dari pihak resmi, belum tentu menunjukan alamat resmi. (contoh: www.paypalsecure.com.www.paypa1.com, www.secure-paypal.com, dan www.paypalnet.com.)
– Selalu masuk halaman resmi melalui halaman browser baru dan mengetik: https://www.paypal.com/
– Jangan pernah masuk halaman resmi melalui email. - Kesalahan pengejaan dan susunan kalimat. Email palsu umumnya mengandung kesalahan dalam pengejaan, susunan kalimat, kata-kata yang kurang. tidak logis. Kesalahan juga membantu penipu untuk menghindari filter spam.
- Sites tidak aman. Saat hendak memasukkan informasi pribadi anda ke dalam sebuah website, istilah “https“ harus mengawali alamat setiap website tersebut. “S“ dari https menunjukan ‘secure’ (aman). Jika tidak melihat “https”, anda tidak berada dalam website aman, maka anda tidak seharusnya memasukkan data pribadi.
- Attachments. Seperti link palsu, attachment biasanya digunakan dalam email palsu dan berbahaya. Jangan pernah membuka attachment tersebut. Itu dapat menyebabkan anda mengunduh spyware atau virus. PayPal tidak pernah mengirimkan email dengan attachment atau update software untuk diinstal di komputer Anda.
————————→ ISI
Dengan demikian, melakukan transaksi jual beli melalui internet sebenarnya cukup praktis dan menyenangkan. Akan tetapi hal itu perlu dibarengi oleh langkah-langkah preventif seperti yang telah dikemukakan di atas, sehingga kita tetap dapat menggunakan layanan via internet dengan waspada.
Seperti pembahasan contoh essay sebelumnya. adanya penipuan tersebut menyebabkan kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi via internet. Sebagai contoh, anda harus waspada dalam menerima email-surat elektronik, apakah surat elektronik masuk benar dari pihak resmi atau bukan.
————————→ PENUTUP
Contoh Essay Pendidikan
Berjuang dalam Pendidikan
Oleh: Haula Luthfia Ramadhan
Perjuangan, hidup penuh perjuangan, seluruh makhluk hidup perlu melakukan perjuangan dalam menjalani kehidupannya. Dari awal manusia itu lahir, berbalik merangkak itu dinamakan perjuangan jua. Lantas sampai kapan perjuangan itu berakhir? Yaitu saat kita sudah mati.
Dalam tulisan ini saya ingin membahas mengenai situasi yang menurut saya sedang krisis belakangan ini. Yakni mengenai pandangan sebagian para pelajar.
Zaman sekarang, kebanyakan pelajar menganggap sekolah itu enteng, Tinggal pergi pagi, duduk di kelas dan pulang ke rumah. Selalu seperti itu tanpa peduli apa tujuan untuk bersekolah itu sendiri. Padahal di situ terdapat sesuatu yang harus diperjuangkan. Memang, ilmu itu tak hanya ada di sekolah. Semua orang bisa mendapatkan ilmu tanpa harus pergi sekolah.
Jadi apa yang sebenarnya istimewa dari sekolah itu? Apakah karena ijazahnya yang bisa dibawa ke mana-mana guna mencari pekerjaan? Tapi ada pula orang yang tidak lulus sekolah namun bisa sukses di masa depannya. Seperti Bu Susi Pudjiastuti yang tidak dapat menyelesaikan studinya namun bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Serta banyak lagi tokoh dunia terkenal lainnya yang sukses tanpa surat keterangan kelulusan sekolah alias ijazah.
Kemudian, bagaimana seharusnya kita menyikapi hal itu? Apakah kita bisa dengan mudah berkata, “Tidak perlu sekolah, banyak toh yang sukses tanpa bersekolah.” Tentu tidak, kan? Memangnya, kita yakin benar benar bisa sukses seperti mereka di masa depan nanti? Yakin keberuntungan yang seperti itu datang kepadamu, tanpa ada perjuangan?
Tidak, percayalah. Mereka bisa sukses seperti itu pasti sebab telah melakukan perjuangan yang amat berat tanpa kita ketahui. Tidak ada yang tahu, dan bahkan mungkin tidak ada yang memandang mereka saat mereka tengah dilanda kebingungan dan berusaha berjuang keras. Kini, saat nama mereka sudah melambung tinggi, dikenallah mereka sebagai orang kaya yang sukses tanpa bersekolah.
Saya sering mendapati gambar yang latar belakangnya adalah wajah Bill Gates berisi kata-kata bijak yang bunyinya kira-kira seperti ini: ”Saya gagal dalam beberapa ujian, sementara teman saya lulus di semua pelajaran itu. Sekarang dia menjadi insinyur di Microsoft sementara saya menjadi pemilik Microsoft.”
Selain itu ada juga kata-kata bijak dari Bob Sadino yang bunyinya: “Orang goblok sulit dapat kerja, akhirnya usaha sendiri. Ketika sukses, orang goblok mempekerjakan orang pintar.”
Mirisnya, kata-kata itu dijadikan panutan secara abal-abalan oleh anak-anak zaman sekarang yang malas. Malas bergerak, malas berusaha. Kerjanya pegang handphone melulu, begitu disinggung masalah pendidikan malah selow, tidak peduli.
”Bodo amat, belajar bukan penentu kesuksesan.”
Wow, kata-katanya terdengar seolah dia sudah hidup selama ratusan tahun dan sudah melakukan penelitian yang amat akurat tentang kehidupan yang akan terjadi di masa depannya. Pergi sekolah seminggu tiga kali, sampainya malah ketiduran, atau asyik bergosip. Ada apa-apa bergantungnya ke anak juara kelas. Di sekolah hanya masuk dua puluh besar, katanya tidak peduli dengan nilai ataupun peringkat. Saat mau lulus malah nangis karena banyak nilai yang tidak sempurna.
Saya mungkin tidak pintar-pintar sekali di sekolah. Tapi entah karena guru sayang sekali pada saya jadi selama dua tahun berturut turut saya selalu mendapatkan peringkat pertama. Saya anggap juga itu terjadi mungkin berkat keridhaan Tuhan atas perjuangan saya selama bersekolah. Yah, hanya sekedar berjuang untuk rajin hadir di sekolah dan bikin tugas. Tapi namanya tetap perjuangan, kan?
Tahun itu saya berniat untuk melanjutkan pendidikan ke universitas. Sejak kelas dua saya sudah sibuk mutar-mutar perpustakaan dan google untuk mencari contoh soal ujian nasional, juga soal-soal ujian masuk perguruan tinggi. Setelah dapat, saya ajak teman teman saya untuk belajar bersama sama. Tapi herannya, mereka menolak. Malah saya dikatai, ”Sok rajin!”
“Ow!” Saya pikir, sepertinya teman-teman saya juga penganut kata-kata bijak tersebut. Ya sudahlah, dari pada ribut. Jika mereka tidak mau berjuang, baik, saya yang akan berjuang sendiri. Semakin lama hari semakin dekat. Saya prihatin juga dengan teman-teman yang impiannya ingin kuliah di universitas ternama. Padahal SNMPTN dan SBMPTN saja belum mengerti maksudnya.
Saat guru membimbing pendaftaran melalui jalur SNMPTN, mereka pada panik tanya sana sini. Apa itu SNMPTN, sama dengan bidikmisi, tidak? Sebenarnya sudah dari jauh hari saya coba memperkenalkan istilah-istilah tersebut. Dan sekarang saya lagi lagi harus berkali-kali menjelaskan,
”Teman, SNMPTN itu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri. Bukan bidikmisi. Tapi salah satu syarat untuk mendapatkan bidikmisi adalah harus lolos seleksi ini. Di seleksi ini, nilai rapor kita dari semester satu sampai semester lima akan dikirim dan di seleksi. Jika ada yang tidak mencukupi KKM, maka tidak lolos.”
Nyatanya, banyak yang menangis karena nilainya tidak cukup. Kata saya, “Tidak apa-apa, masih ada SBMPTN. Tapi harus giat belajar. Soalnya ratusan. Lima belas soal matematika, lima belas soal biologi, lima belas soal kimia.”
“Ah! Aku tidak mau kuliah!” ujarnya. “Kuliah bukan penentu kesuksesan masa depan.”
“Terus, apa rencana kamu untuk meraih kesuksesan di masa depan nanti?” Tanya saya. Karena yah, bisa saja dia punya rencana yang lebih efektif lagi dibandingkan berkuliah. Namun jawabannya mengecewakan, dia hanya menjawab dengan pernyataan yang samar samar. ”Entahlah.”
Bukan sampai di situ. Lebih mengejutkannya lagi, ada yang berbuat curang. Memanipulasi seluruh nilai menjadi di atas sembilan puluh. Hingga di kemudian hari dia dinyatakan lolos SNMPTN. Tidak adil! Yang berjuang ternyata kalah dengan yang ber-uang. Seakan perjuangan itu tak berharga sama sekali. Namun beruang tapi berkepribadian malas tetap tak akan bertahan, kan? Di universitas malas-malas, mau lulus setelah berapa tahun?
Dan tenang, masih belum pupus sebuah harapan. Yang tidak lolos SNMPTN, akan menjadi pejuang SBMPTN. Dan di situlah terlihat yang mana para pejuang sejati selama ini. Pejuang masuk perguruan tinggi.
Mungkin bakal banyak yang bertanya, kenapa sih serius sekali ingin lulus masuk kuliah? Buang-buang umur saja. Setelah lulus kerjanya biasa saja, tidak hebat. Itu sih menurut pendapat masing-masing. Kuliah tak selalu hanya buang-buang umur.
Selama berkuliah mahasiswa itu belajar. Mempelajari ilmu dan mengasah kemampuan, termasuk kemampuan bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan. Dan itu semua termasuk perjuangan. Setiap perjuangan tidak mungkin sia-sia, bukan?
Meski setelah lulus kerjanya biasa saja, tidak sehebat tokoh tokoh terkenal yang kaya raya. Yang penting rezeki yang didapat halal, kan?
Orang orang juga tidak bisa mengatai orang-orang yang putus sekolah. Karena siapa tahu pintu pikiran mereka suatu saat terbuka, lalu timbul hasrat mencoba berusaha, berjuang untuk memperbaiki masa depannya yang awalnya suram. Hingga akhirnya menjadi orang yang sukses.
Karena hidup adalah berjuang. Mereka yang telah mengangkat nama di dunia ini, pada asalnya adalah orang orang yang berani berjuang.
Contoh Essay Beasiswa
Gejolak Rasa Pemburu Kuliah dengan Beasiswa
Oleh: Nanda Aniarwati
Jikalau menginginkan apa yang kita inginkan, dibalik itu semua akan pasti akan banyak sekali halang rintang dan cobaan yang menambah kekuatan kita untuk terus berjuang. Terus berjuang hingga tidak akan melepaskannya, tidak akan menyerah sampai apa yang kita inginkan tercapai.
Bahkan, ketika sudah mendapatkan yang kita inginkan, rasa cinta dan kasih sayang itu turut serta hadir dalam diri kita untuk selalu mencoba menjaga dengan sepenuh hati. Karena saat sudah mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara yang benar dan halal, kita akan selalu mengingat perjuangan masa lalu dibalik keinginan yang ingin kita dapatkan.
Sehingga, tema perjuangan ini membuka pikiran saya kembali tentang pahit manisnya perjuangan yang membawa saya bisa masuk ke perguruan tinggi negeri dengan beasiswa bidikmisi.
Karena hakikat perjuangan itu pastinya banyak pahitnya, namun pasti ada manis dan pengalaman dibalik sebuah perjuangan. Seperti layaknya hidup yang seperti seduhan kopi, ada rasa manis dan pahit yang menjadi seimbang dan lebih istimewa.
Gagal di SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) membuat saya tidak patah semangat sampai di situ. Justru kegagalan tersebut membuat saya semakin ingin terus berjuang mendapatkan apa yang ingin saya dapatkan.
Ya cita-cita saya. Salah satunya ingin bisa diterima di salah satu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dengan beasiswa bidikmisi. Alasan saya ingin kuliah dengan beasiswa bidikmisi, tentunya karena saya ingin lebih meringankan beban kedua orang tua.
Rasanya mustahil jika saya kuliah jauh di luar kota tanpa beasiswa sepeser pun, mungkin sedikit memberatkan kedua orang tua. Saya mengetahui beasiswa bidikmisi ini dari guru BK di SMA. Bidikmisi ini diperuntukkan bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi namun berprestasi.
Meski saya tidak terlalu menonjol saat masa sekolah, saya yakin saja, bahwa usaha pasti tak mengkhianati hasil. Dan yang mau bergerak pasti akan mendapatkan. Hingga setelah gagal di SNMPTN, saya mencoba ke SBMPTN dengan jalur bidikmisi.
Ketika di SNMPTN saya memang memilih jurusan yang mana itu dilihat umum suatu yang membanggakan, namun ternyata suatu yang kelihatannya bagus dipandang orang belum tentu baik untuk kita. Karena mengenai potensi dan passion hanya diri kitalah yang mengetahui.
Sehingga ketika gagal SNMPTN, saya mulai sadar juga dengan kemampuan saya ada di mana dan seberapa. Jadi saya berharap SBMPTN tidak mengulangi kesalahan yang sama. Saya beralih alur sesuai kata hati saya, untuk kuliah di sastra atau di bidang bahasa.
Selama sekolah di SMA tidak pernah ikut bimbingan belajar di luar, karena memang orang tua tidak punya banyak uang. Namun hal itu membuatku semakin giat untuk mempersiapkan SBMPTN. Setelah dinyatakan tidak diterima jalur SNMPTN, saya mulai mencari lebih banyak soal soal SBMPTN, baik di internet atau pinjam buku milik teman untuk difotokopi pada bagian yang akan diujikan di SBMPTN nanti.
Persiapan benar benar matang belajar itu hanya 7 hari saja. Setelah saya puaskan nangis-nangis, karena tidak lolos di SNMPTN, saya mencoba benar-benar fokus untuk SBMPTN.
Pagi hari, tepatnya H-1 sebelum diadakan tes SBMPTN, saya dan ketiga teman saya, menuju Malang untuk mencari tempat tes. Ke Malang, saya dan ketiga teman saya naik travel yang mana hari hari sebelumnya, saya dan teman teman berusaha mencari agen travel yang tidak terlalu mahal.
Setelah shubuh, kami sudah berangkat menuju Kota Malang. Di perjalanan teman saya mabuk perjalanan, hal itu membuat saya ikut mabuk perjalanan juga. Perjalanan ke Malang cukup memakan waktu hampir setengah hari. Ditambah aroma AC yang mana aku sendiri agak alergi.
Selama dua hari ke depan saya dan teman teman menginap di kamar kos saudara saya, namanya Mbak Rona. Karena agak sempit, jadi terpaksa saya dan 1 teman saya satunya yang ujiannya di waktu yang sama, diantar untuk menginap di rumah kakak Mbak Rona.
Perjuangan selalu ada pahit manisnya. Manisnya datang ketika hal kecil yang menurut saya membuatku bersyukur. Saya dan teman saya sebelum berangkat, dijamu oleh Mbak Risa, yang mana kakaknya Mbak Rona. Sehingga, kita benar benar diperhatikan.
Namun, sebelum aku di rumah Mbak Risa, kita mencari makan, dan konyolnya, setelah makanan habis, dua temanku tidak bawa uang. Untung, uang aku dan salah satu temanku cukup. Bakso di malang lumayan mahal. Kalau makan di desa, mungkin bisa untuk tiga hari. Begitulah, sebuah pengalaman yang akan selalu membekas dalam pikiran.
Hari menuju tes berlangsung, saya dan teman saya diantar oleh saudara saya yang kuliah di Malang. Berangkatnya pun, saya dan salah satu teman saya agak telat karena masih menunggu Mbak Rona yang ada keperluan lain. Kami berempat beda beda tempat tesnya. Sampai sana hampir dimulai ujian tes SBMPTN, Alhamdulillah saya belum terlambat, meski mepet.
Saya mengerjakan soal dengan penuh keyakinan dan dengan untaian doa yang terucap jika saya sulit menjawab soalnya. Berharap apa yang saya jawab benar. Sekitar sore hari tes selesai, sehingga masih penuh rasa penasaran untuk hasilnya nanti.
Saya menunggu di depan gerbang, tepatnya pinggir jalan yang sekolahan SMK yang saya gunakan untuk tes. Sekitar hampir 30 menit saya menunggu Mas Yogas, saudara laki-laki saya. Ternyata dia datangnya agak terlambat dan aku heran ketika melihatnya tidak mengendarai motor.
Mas Yogas berjalan di sekerumunan orang, mencari sosok wajah saya. Menengak-nengok tak menemukanku, aku menghampirinya. Dengan wajah yang sedikit lega. Tiba-tiba dia kaget karena aku sudah datang menemuinya, mengucap dengan entengnya, “Jalanan macet, yuk jalan saja, motorku di parkiran perpustakaan”.
“Oalah begitu, baiklah”
Aku membuntutinya agak di belakang. Dengan sedikit menoleh pada saya, dia berkata lagi, “Coba jika saja saya tidak datang, pulangnya gimana”.
“Apaan sih Mas, kan ada kamu”, ucapku dengan cengegesan.
Tak terasa obrolan demi obrolan menemani saya menuju parkiran motornya. Pulangnya kami terjebak hujan, sehingga ketika traffight light menandakan warna merah, harus kehujanan deh. Dingin dingin seger begitu rasanya. Aku kembali lagi ke rumah Mbak Risa.
Dan malamnya, jalan-jalan sekitar kompleks. Ya persis orang gak ada kerjaan, Pagi harinya, baru kami berpamitan dengan Mbak Risa dan mengucapkan banyak terimakasih. Saya dan 3 teman saya naik angkot menuju terminal bus. Kita tanya tanya bus yang ke arah Surabaya. Satu jam lebih kami sampai Surabaya. Kita cari bus ke arah Magetan. Alhamdulillah kami tidak mabuk perjalanan lagi.
Hampir satu bulanan lebih saya menunggu pengumuman SBMPTN. Saya pun juga mendaftar di instansi lain, seperti di kedinasan, politeknik, poltekkes. Namun poltekkes dan kedinasan gagal. Politeknik sih diterima, namun saya kurang sreg dan juga tidak diterima bidikmisi.
Perjuangan untuk memenuhi persyaratan bidikmisi ini, saya dapatkan tak hanya dengan sekejap mata. Pasalnya, saya harus mengumpulkan berkas-berkas pribadi yang lumayan detail dan juga harus bolak-balik ke kantor desa. Karena seringnya saya ke kantor desa, membuat para pegawai di kantor tersebut menjadi hafali kalau saya ke situ pasti minta SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu).
Pernah ada rasa malu ketika harus bolak balik kantor desa dan minta tanda tangan ke pihak-pihak yang bersangkutan. Tapi itulah unik dan pahitnya agar dapat beasiswa.
SBMPTN merupakan jawaban indah bagi diri saya. Nama saya dinyatakan diterima sebagai mahasiswa di UNS prorgram studi Sastra Jawa. Aku menangis bahagia. Beasiswa bidikmisi saya juga lolos. Alhamdulillah lagi, saya bisa kuliah tanpa harus mengeluarkan uang. Malahan setiap bulannya dijatah dari pemerintah. Saya benar-benar bersyukur atas nikmat Allah yang tak ada duanya.
Magetan-Solo rasanya tak terlalu jauh dari rumah. Orang tua saya mendukung dan meridhoi saya kuliah di sana. Alhamdulillah kuliah lancar dan saya punya target untuk segera lulus secepatnya. Melalui UNS dan beberapa UKM di sana, saya mulai baik belajar agama dan berorganisasi.
Rasa rindu sama orang tua saat belum bisa pulang, pastinya ada. Terkadang juga dilema hidup merantau di kota orang. Namun lagi lagi saya harus bersyukur bisa kuliah dengan beasiswa. Saya juga pernah diajak study banding oleh Kemahasiswaan karena salah satu mahasiswa yang lolos seleksi. Saya ke Bandung dengan gratis dan diberi uang saku juga.
Di Solo dan dunia perkuliahan mengajarkan aku hidup mandiri. Berangkat dan pulang kuliah sering jalan kaki. Kaki pegel dan capek itu sudah wajar dan biasa, terkadang juga lupa kalau capek karena terlalu saya nikmati. Dan capek yang saya rasakan itu belum seberapa dibandingkan capeknya orang tua bekerja di ladang ketika musim panen ataupun tanam.
Begitulah kisah hidup, dan sedikit perjuangan yang mungkin bisa sedikit berkesan dan dapat diambil pelajaran. Apapun latar belakang keluarga itu tak membuat kita untuk surut dalam mengejar ilmu.
Jadikan pacuan semangat agar kita lebih produktif lagi. Karena bagi saya, angan angan saja tanpa ada tindakan seperti halnya bunga tidur/mimpi belaka. Jika kita berpikir dua kali, kalau bukan kita yang mengubah nasib untuk generasi berikutnya, siapa lagi?
Contoh Essay tentang Diri Sendiri
Bertahan ataukah Terus Melangkah?
Oleh: Alfira Windi Afkarina
Hai, namaku Viona. Aku seorang remaja yang baru berusia 17 tahun. Mengapa kukatakan baru? Karena aku baru merayakan ulang tahunku yang ke-17 beberapa bulan lalu. Apa arti usia 17 bagi kalian semua? Sudah berarti ataukah baru akan memulai menjadi manusia yang berarti?
Bagi saya, usia 17 tahun haruslah sudah berarti dan berkontribusi dalam hidup ini. Meskipun tak banyak, namun harus sudah punya target, misi apa yang akan kita wujudkan ataukah melanjutkan misi yang sebelumnya belum tuntas menjadi misi yang lebih jelas.
Hidup itu perjuangan. Pernah mendengar kata-kata itu? Mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, hidup memanglah perjuangan. Di manakah letak perjuangannya? Di saat impian kita begitu tinggi melebihi langit, namun harus terkubur dalam-dalam karena minimnya pengetahuan dan ketrampilan, di situlah letak perjuangannya.
Di saat kamu ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, namun di saat itu juga cacian datang, hinaan menerpa, dan ocehan tak berguna kian membara, di situlah letak perjuangannya. Di saat kamu mulai marah dengan keadaan, marah terhadap diri sendiri, tidak bisa menerima realita yang sedang terjadi hingga kamu mulai putus asa, di situlah letak perjuangannya.
Perjuangan untuk menyikapi suatu keadaan menjadi lebih realistis dan logis. Haruskah kita bertahan? Ataukah terus melangkah? Bertahan menjalani hidup yang sudah digariskan, atau terus melangkah mencari ilmu sebagai bekal untuk berpetualang menjelajahi lembah kehidupan.
Lembah kehidupan yang begitu keras, namun berpotensi besar untuk menjadikan kita manusia yang lebih cerdas. Menjadikan manusia untuk berpikir lebih jernih agar tidak salah pilih.
Ada saatnya di mana kita harus bertahan atau terus melangkah. Kita tidak bisa memilih salah satu karena keduanya sama-sama akan dipergunakan menurut waktu dan kondisinya. Kapan kita harus bertahan? Dan kapan kita harus melangkah tanpa henti? Dengan kondisi yang bagaimana kita bisa bertahan? Dan dengan kondisi yang bagaimana kita harus terus melangkah? Dapatkah kita bertahan dengan kondisi tersebut?
Dan dapatkah kita melangkah dengan penuh keyakinan pada kondisi tersebut? Semua tergantung kita. Tergantung petualangan kita.
Mungkin saat itu kondisinya tak sedamai dengan kondisi rumah. Mungkin saat itu kondisinya tak sehangat saat berkumpul dengan keluarga. Mungkin saat itu kondisinya tak senyaman ketika curhat bersama bunda. Dan mungkin saat itu kondisinya tak seaman ketika dilindungi oleh ayah.
Hidup kadang memberikan keramahan, namun juga tak jarang yang datang justru ketidak ramahan. Namun kita bisa tetap berjuang melawan ketidakramahan tersebut. Bersabar dan bertahan dengan kondisi yang tidak nyaman. Suatu saat tuhan akan mengganti yang sebelumnya hilang dan menambah yang dulunya berkurang. Jadi tak salah jika kita memilih bertahan dalam kesabaran yang dibarengi dengan usaha yang maksimal.
Terkadang teman di sekeliling kita tak sejalan dengan rencana yang telah diatur. Aku yang ingin mengajaknya menuju kebaikan terkadang ditolak dengan sikap-sikap halusnya yang tanpa disadari ternyata menggagalkan ajakanku. Aku yang ingin mengajaknya untuk lebih disiplin dan sedikit memaksanya keluar dari zona nyaman sering gagal membawanya.
Memang teman tak selalu berkeinginan yang sama. Belum siap menjadi lebih baik atau memang tak ada keinginan untuk menjadi lebih baik. Haruskah aku bertahan? Atau terus melangkah? Demi kesuksesanku aku harus terus melangkah. Demi tujuanku aku tak boleh berhenti melangkah.
Langkah itu memang tak selalu mulus. Namun, di situlah tantangannya. Bisakah kita fokus? Atau justru terjerumus bersama malas yang sangat ganas. Kita memang harus mengambil resiko yang mungkin berpotensi untuk gagal. Namun, tanpa berani mengambil resiko gagal tak perlu diprediksi lagi. Gagal telah menjadi sesuatu yang pasti bagi mereka yang tak berani.
Kebutuhan anak remaja memang tak sedikit, apalagi remaja perempuan yang sedang eksis di masa pertumbuhannya. Di tengah-tengah eksisnya fashion di kalangan remaja,justru pendidikan yang harusnya lebih eksis dan mendominasi. Mungkin mereka akan berbondong-bondong memilih tempat sekolah yang bonafide yang dirasa sangat nyaman bagi mereka.
Mereka yang ada di dalamnya, ada yang benar benar memimpikan sekolah tersebut sejak lama, ada yang masuk hanya sekedar ingin dipandang gaul. Mungkin bagi mereka yang sangat ingin bersekolah di tempat itu, sedikit risih dengan kehadiran siswa siswi yang hanya mementingkan gengsi belaka. Mereka telah terlena dengan kenikmatan sesaat yang seharusnya bisa mereka tahan.
Mereka yang mengerti akan berlelah-lelah menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, mencari bekal sebaik-baiknya dengan kesempatan yang mungkin tak akan datang kedua kali. Bertahanlah dengan sedikit menahan segala keinginan yang hanya mengundang kenikmatan sesaat. Niscaya nikmat Tuhan yang jauh lebih berlimpah sudah menunggumu kala kau berhasil menyesaikan targetmu dengan sungguh-sungguh.
Terkadang pilihan orangtua dan keinginan anak bertolak belakang. Orangtua menyarankanku mengikuti pilihannya sedangkan aku memiliki pilihan lain yang kuinginkan. Aku tak bisa memaksakan kehendakku. Berbakti kepada orangtua sangat berarti bagiku meskipun harus mengorbankan keinginanku. Bagiku kebahagian orangtua adalah kebahagiaanku.
Tak ada orangtua yang menginginkan anaknya bersedih. Ikutilah perintah orangtuamu selagi kau masih sempat memandangnya dengan penuh cinta. Jalani dengan ikhlas apa yang menjadi pilihan orangtuamu. Jika itu tak sesuai dengan passionmu, kau bisa menghubungkan apa yang saat ini kau jalani dengan passionmu.
Jadikan semua yang kau lakukan sebagai stok ilmu yang nantinya bisa kau gunakan. Ilmu yang bermanfaat bagi banyak orang. Jangan pernah berputus asa dengan hidupmu karena Tuhan selalu ada di dekatmu, bahkan lebih dekat daripada urat nadimu.
Apa yang telah kau capai sampai saat ini? Prestasi apa saja yang telah kau raih? Lomba membaca puisi? Olimpiade Sains? Lomba berenang? Lomba karya ilmiah? Lomba menulis, atau yang lainnya? Ataukah kamu masih memiliki berbagai impian yang belum tercapai?
Milikilah impian yang setinggi tingginya. Tak ada impian yang terlalu tinggi, yang ada hanyalah upaya yang terlalu rendah. Berprestasilah sebanyak banyaknya hingga kau tak mampu lagi untuk bersantai sejenak. Jangan pernah puas dengan apa yang telah kau raih sampai saat ini, karena pemenang sejati akan terus berjuang hingga dirinya tak lagi di dunia ini.
Teruslah melangkah, tak boleh menyerah karena sedikit lagi hidupmu pasti berubah. Kesuksesan tak dapat dibandingkan dengan pencapaian orang lain, karena sukses yang sebenarnya adalah sebuah keadaan dimana dirimu menjadi lebih baik dari sebelumnya, dimana dirimu telah mencapai sesuatu yang lebih dari sebelumnya, dimana kamu berhasil meningkatkan kualitas hidupmu dari masa lalu. Teruslah melangkah untuk kamu yang senantiasa berjuang.
Bertahan tak selamanya penuh dengan tekanan. Bertahan dengan ketidak nyamanan yang akan menghebatkan diri jauh lebih baik daripada melangkah tanpa tujuan. Bertahan memang butuh kesabaran dan kerja keras agar diri tak mudah terkuras. Berdoalah kepada Tuhan, mintalah apa yang kamu impikan dan jangan lupa kerjakan apa yang kamu doakan. Yakinlah semua akan indah menurut rencana-Nya dan waktu-Nya.
Perjalanan satu mil dimulai dengan satu langkah yang berkelanjutan. Dimana melangkah dengan fokus terhadap tujuan sangat perlu tanpa harus menengok ke belakang dan mempedulikan komentar miring orang lain. Walaupun kondisinya tak lagi kondisif.
Meskipun bukan langkah yang mudah, kamu harus terus melangkah. Jangan kau larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Janganlah dirimu terperangkap dalam lembah yang sangat dalam dan kelam. Melangkahlah dengan penuh keyakinan dan kesabaran. Karena Tuhan selalu mengiringi langkah indahmu.
Jadi jangan pernah takut untuk menentukan suatu pilihan. Apapun keadaannya, kamu pasti bisa melaluinya. Bertahanlah untuk kamu sang pejuang kehidupan, karena sebentar lagi hidupmu pasti mapan. Dan teruslah melangkah bagi kamu yang haus akan petualangan yang menantang, karena nikmatnya berjuang akan kau rasakan dan kamu akan menuai hasilnya dengan penuh kegembiraan.
Contoh Essay LPDP
Perjuangan Berburu Beasiswa
Oleh: Aryan Danil Mirza
Dalam suatu wawancara test masuk perguruan tinggi, saya bertemu dengan salah seorang senior dari perguruan tinggi ketika dulu S1. Ahmad Rifa’i namanya, seorang awerdee LPDP afirmasi jalur Alumni Bidik Misi. Setelah basa- basi karena lama tak bersua, diberinyalah saya oleh-oleh dua kalimat yang begitu menohok diriku.
”Every Decision Has A Consequency. Nothing succes without sacrifice.”
(Setiap keputusan memiliki konsekuensinya. Tiada kesuksesan tanpa pengorbanan)
Pasca mengikuti tes tersebut, saya betul-betul dibuat galau karenanya. Bagaimana tidak, dia dengan entengnya menunjukkan letter of sponshorship dari Beasiswa LPDP yang isinya kurang lebih kontrak pembiayaan beasiswa S2 yang totalnya mencapai 150 juta.
Saya betul-betul dibuat terkesima dan galau karenanya. Siapa yang tak mau kuliah master tanpa biaya? Bahkan dibayari uang saku lagi sampai 100 jutaan lebih. Sungguh begitu menggoda tekad saya yang ingin segera lanjut kuliah S2 pasca wisuda S1 tiga bulan sebelumnya.
Dalam perjalanan pulang Yogyakarta – Lampung saya menjadi begitu dilema. Apakah akan terus melanjutkan studi master dengan biaya sendiri atau menunda kuliah 1 – 2 semester untuk berburu beasiswa dulu. Akhirnya di atas Kereta Gaya Baru Malam, keputusan kilat itu saya ambil. Saya akan menunda kuliah, lalu fokus mencari beasiswa terlebih dahulu.
Satu hari setelah menerima email kelolosan masuk UGM, saya mengajukan penundaan kuliah ke bagian akademik. Tekadku sudah bulat, setahun ke depan saya harus sudah mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2. Maka dimulailah proses pencarian informasi beasiswa pasca sarjana. Setidaknya ada 3 beasiswa yang menjadi incaranku, yakni LPDP, Unggulan dan Tanoto Foundation.
Namun maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Ketiga beasiswa tersebut mensyaratkan TOEFL yang tidak sedikit, yakni minimal skor 500. Sementara skorku ketika itu baru 450 poin. Masih kurang 50 poin lagi. Maka saya mendaftarkan diri untuk kursus di salah satu lembaga kursus terkenal di Kota Bandar Lampung.
Saya mengambil program Toefl ketika itu. Sembari menggarap sampingan online shop yang saya miliki. Setelah tiga bulan berjalan, saya mesti tertunduk masam. Skor TOEFL ku masih tidak mau beranjak dari angka 450 poin. Kursus 2x seminggu yang kulakoni ternyata tidak efektif dalam mendongkrak kemampuan Bahasa Inggris.
Saya mencari lembaga kursus lain yang bisa dalam waktu singkat mendongkrak kemampuan Bahasa Inggrisku. Berbekal searching di internet, kampung inggris Pare di Kediri menjadi tempat tujuanku melabuhkan harapan.
Setelah melakukan perbandingan berbagai lembaga yang ada di sana, saya memutuskan untuk mengambil kursus di lembaga TEST English Scholl. Cukup murah biayanya. Yakni 700.000 untuk biaya kursus full satu bulan dan tempat tinggal. Alasan lain mengapa saya kursus di lembaga ini adalah karena testimoni para alumninya yang sudah banyak memberikan bukti keberhasilan dalam meraih beasiswa kuliah
Setelah melewati perjalanan darat selama 30 jam Lampung – Kediri, saya tiba di kampung bahasa ini. Di desa ini setidaknya tercatat sekitar 150 lembaga kursus bahasa Inggris dengan berbagai spesialiasi keunggulan masing-masing. Ada yang memfokuskan diri kepada Grammer, Speaking, Vocabulary, TOEFL, IELTS, dll. Karena tujuan saya datang ke sini ingin menaikkan skor TOEFL, maka saya memfokuskan diri untuk ambil program TOEFL saja di lembaga TEST.
Berbeda dengan kebanyakan lembaga lainnya, program kursus di lembaga ini dirancang untuk mengakselarisasi skor TOEFL lewat program efektif. Terdapat 6 kelas setiap hari. Saya seolah dibuat ngos-ngosan dengan jadwal yang sangat padat tersebut.
Bagaimana tidak, mulai dari bangun tidur pukul 04.00 WIB pagi urat kepala sudah dibuat tegang dengan kewajiban menghafal kosakata bahasa inggris. Peraturan di sini sangat ketat. Siswa diwajibkan hadir 5 menit sebelum kelas dimulai dan tanpa toleransi keterlambatan.
Sebuah pembiasaan kedisiplinan tegas yang ternyata sangat berguna di bangku perkuliahan nanti. Kami hanya memiliki sedikit waktu untuk makan minum dan mandi karena padatnya jadwal kursus yang dijalani. Kursus baru selesai setelah lewat pukul 22.00 malam. Ritme kursus yang kulakoni, kuharapkan dapat mampu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris ini.
Dua minggu setelah kursus berjalan, aku jatuh sakit. Walau tidak terlalu parah, namun demam dan flu yang kualami ternyata dialami oleh seluruh anggota penghuni kamar yang berjumlah 8 orang. Aku tidak mau izin sakit sebab peraturan di lembaga kursus tersebut, kalau mau izin sakit harus tidak masuk selama 3 hari, tidak boleh kurang. Dibantu oleh semangat tinggi, sakit yang kuderita tidak terlalu kuhiraukan. Rugi rasanya kalau sampai tidak ikut kursus selama tiga hari. Pasti sudah banyak materi yang terlewati.
Bukannya berhenti, sakit yang kualami ternyata tak mau pergi. Terhitung dua minggu lamanya memaksakan diri masuk kelas, aku masih dibuat kecewa. Ternyata untuk meraih skor TOEFL 500 poin sulitnya bukan main. Usai perjuangan kursus padat selama satu bulan, skorku hanya bertambah 20 poin, yakni 470. Lesu rasanya. Masih kurang 30 poin dari persyaratan beasiswa yang kubutuhkan. Aku pun menambah lagi waktu kursus di lembaga kursus lain selama 3 bulan kembali.
Skoring 3 hari sekali ternyata lambat laun meningkatkan kemampuan TOEFL ku. Khususnya pada bagian Structure nilaiku sudah cukup memuaskan. Kelemahan di bagian listening aku katrol setiap hari dengan cara menonton video bahasa inggris dan film barat setiap hari. Adapun pada bagian reading memang butuh waktu untuk meningkatkannya. Setelah kurasa cukup, aku mengikuti real test TOEFL ITP di kota Yogyakarta. Dua minggu kemudian, hasilnya sudah keluar. Alhamdulillah skorku sudah melampai persyaratan minimal untuk mendaftar beasiswa incaranku.
Essay menjadi kesulitan selanjutnya yang harus kutaklukkan. Entah mengapa aku merasa tidak mampu menemukan kelebihan yang ada dalam diriku. Aku merasa tidak unggul dalam bidang apapun.
Kalau boleh dibilang, semua serba tanggung. Nilai IPK yang kumiliki terhitung standar. Prestasi akademik akupun tak punya. Pengalaman organisasiku pun hanya mentok menjadi kepala dinas di BEM Fakultas. Aku sampai pada titik akhir, merasa tiada kelebihan yang menonjol. Berkali kali essay kurevisi lalu kusodorkan kepada teman untuk dikomentari. Aku sudah merasa kalah sebelum bertanding.
Hingga sampai teman dekatku berkomentar,
“Kamu sebenernya punya kelebihan spesial, hanya saja kamu kurang menggalinya sehingga sampai saat ini kamu belum menemukannya.”
Mendengar itu semangatku pun kembali terpecut. Walau memang semua kemampuanku serba tanggung, namun bukankah di tengah semua kesibukan akademis, bisnis dan organisasiku. Aku tetap mampu lulus dalam tempo waktu singkat 3,5 tahun. Aku juga punya kemampuan menulis semenjak SMA.
Berbekal dua modal ini, akan kubuktikan pada para pewawancara bahwa aku mampu dan layak menerima beasiswa S2. Tak lupa dua buah buku hasil tulisanku dari penerbit yang berbeda aku bawa serta. Semoga amunisi ini bisa merayu keputusan dari para pewawancaraku kelak.
Benar saja. Satu bulan kemudian ketika pengumuman tiba, Alhamdulillah namaku masuk menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut. Sungguh suatu nikmat yang begitu besar yang wajib aku syukuri.
Kini aku tengah menjalani pendidikan pasca sarjana di salah satu kampus terbaik negeri yang tak semua orang berkesempatan mengenyam pendidikan di dalamnya. Bagai menyelam sambil minum air, aku kuliah sambil dibayari oleh Pemerintah.
Jika sudah begini, bukankah setelah kesulitan itu pasti ada kemudahan? Bukankah janji Allah itu begitu dekat dengan hidup kita? Maka nikmat tuhan mana lagikah yang akan kita dustakan?
Maha Suci Allah dengan segala nikmatnya.
Contoh Essay Sejarah
Dari Mandela Hingga Dilan
Oleh: Ridwan Diabar
”Dia tidak bisa dibungkam dengan sel penjara, pengadilan sandiwara, dan bahkan ancaman eksekusi “
Kalimat di atas adalah perkataan perdana menteri Inggris Gordon Brown saat memapah peraih nobel perdamaian 1993 Nelson Mandela menuju podium di halaman Westminster, 20 Agustus 2007 saat peresmian patung pria kulit hitam berbaju batik di depan gedung parlemen Inggris. Patung Mandela tersebut merupakan simbol perjuangan dan perlawanan tentang perbedaan warna kulit (apartheid).
“Meski ini patung satu orang, tapi sejatinya ia melambangkan mereka semua yang melawan penindasan terutama di negara saya,”.
Kisah Nelson Mandela diawali tahun 1944, Mandela bergabung dengan Kongres Nasional Afrika (ANC), sebuah partai politik yang perjuangannya khusus melawan apartheid. Dia bersama beberapa tokoh lain mendirikan liga pemuda ANC, dengan keinginan mewujudkan organisasi yang lebih radikal melawan apartheid. Dan pada tahun 1952, Mandela terpilih menjadi pemimpin baru ANC.
Dia mendorong kampanye perlawanan apartheid dengan menggerakkan aksi damai massa. Sehingga pada 5 Desember 1956, dia dipenjara lima tahun dengan tuduhan melanggar UU anti komunisme karena kampanye anti apartheid. Mandela mulai menyusun pasukan bersenjata untuk melawan pemerintah rezim apartheid sekitar tahun 1962.
Akibat beberapa aksi memperjuangkan hak mayoritas kaumnya, Mandela harus mendekam dalam gelap dan dinginnya penjara tahun 1963. Dia dituntut hukuman mati meski akhirnya hanya dijatuhi hukuman seumur hidup penjara atas tuduhan sabotase, persekongkolan dan makar untuk menggulingkan pemerintah.
Terkekangnya raga pejuang apartheid ini tidak menyurutkan jiwa perjuangannya, justru perjuangan sesungguhnya telah dimulai bagi Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan ini. Bilik 2 kali 3 tak membatasi pergerakan perjuangannya, melalui korespondensi membangun jaringan seperjuangan di luar jeruji besi, dan mempererat hubungan hubungan dengan tahanan politik lainnya.
Selama kurang lebih selama 27 tahun mengalami penderitaan dalam perjuangannya. Pada tahun pertama di Robben Island, ibunya meninggal dunia. Beberapa bulan kemudian anak tertuanya juga tewas dalam sebuah kecelakaan. Namun disaat pemakaman kedua orang terkasihnya, Mandela tidak diijinkan menghadirinya. Lalu putri bungsunya lahir, tapi Mandela baru diperkenankan melihatnya pada saat anak itu menginjak usia 17 tahun.
Di penjara inilah sosok pejuang ini mengalami penderitaan teramat buruk, mungkin paling buruk yang bisa dibayangkan. Sel beralaskan lantai tanpa dipan, kerja paksa di siang hari, diisolasi jika melawan, kelaparan sepanjang waktu karena ransum yang selalu minim, siksaan dan teror mental, serta rasa sepi yang berkepanjangan. Penyakit TBC pun tak terelak akibat sepanjang hari memecah batu dan menambang batu kapur. Sampai akhirnya dibebaskan, dan kembali berjuang menuntaskan visi dan keyakinannya.
Esensi nilai perjuangan Nelson Mandela termaktub dalam kalimatnya, “Kemuliaan terbesar dalam hidup adalah bukan karena tidak pernah jatuh, tetapi bangkit setiap kali jatuh“. Hal menarik yang bisa kita petik dari seorang Mandela adalah sejatinya perjuangan merupakan pengorbanan, karena perjuangannya, karena cita-citanya Mandela meringkuk di penjara ditemani penderitaan.
Perjuangan itu adalah gagasan masa depan, karena hidup untuk mewujudkan gagasan, meraih masa depan. Perjuangan itu adalah sense of purpose, merupakan daya hidup yang menjadi orbitasi setiap laku dan langkah, sehingga kita tidak melayang layang tanpa arah.
Perjuangan itu adalah kebenaran, kebenaran yang diyakini dan diperjuangkan. Perjuangan itu adalah keikhlasan, ikhlas menjalani ujian dan cobaan dalam perjuangan. Perjuangan itu adalah keyakinan, usaha untuk berjuang dan mempertahankan apa yang menjadi keyakinan.
Di kisah lainnya, jauh sebelum Mandela lahir, bentuk perjuangan telah kita teladani dari beberapa nabi salah satunya adalah nabi Ayub. Nabi Ayub adalah salah satu contoh bentuk perjuangan mempertahankan keimanan dan ketaqwaannya pada apa yang menjadi keyakinannya. Penulis sengaja memberikan contoh perjuangan dari salah satu nabi dari agama yang dianut oleh penulis. Agar tidak menjadi bias penafsirannya.
Intisari dari kisah nabi Ayub adalah ketabahan dan keikhlasan beliau menjalani cobaan, mulai dari kemiskinan yang mulanya sangat kaya raya, ditinggalkan keluarga yang sangat mencintainya, dikucilkan dari pergaulan serta diberi penyakit yang mungkin setiap mahluk di muka bumi ini tidak akan sanggup untuk menjalaninya.
Pesan moril yang bisa kita renungkan ialah perjuangan adalah keyakinan, jika segala sesuatu sudah menjadi keyakinan maka patut diperjuangkan dalam kondisi dan situasi apapun.
Sebut saja Firman seorang siswa SMA di sekolah tempat penulis bertugas, adalah kisah nyata lain tentang corak perjuangan karena takdir dilahirkan menjadi yatim piatu, untuk tetap bisa hidup dan melanjutkan sekolah, Firman terpaksa berjualan siomay di sore sampai malam hari, untuk sekedar makan dan memenuhi beberapa kebutuhannya.
Perjuangan hidup anak ini berawal dari kematian ayahnya yang juga seorang penjual bakso dan siomay saat Firman berseragam SMP, diadopsi oleh tetangganya sampai bersekolah di salah satu SMA favorit di Gorontalo. Jika dibandingkan dengan anak seusianya begitu berat beban hidup yang dideritanya, seharusnya saat ini anak tersebut tidak memikirkan biaya hidupnya, yang seharusnya dijalaninya adalah kebahagian seorang anak yang menginjak masa remaja.
Penyemangat anak ini adalah pesan mendiang ibunya kepada ayahnya bahwa anak mereka harus tetap sekolah sampai perguruan tinggi.
Perjuangan hidup Firman diatas salah satu dari sekian banyak kisah perjuangan hidup lainnya di Indonesia, masih banyak Firman lainnya. Asnawi, mahasiswa Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) lulus sarjana dengan berjualan gorengan sebagai caranya untuk membiayai hidup dan pendidikannya sendiri.
Perjuangan Raeni yang meraih gelar sarjananya di Universitas Negeri Semarang (UNES) dengan IPK 3, 96 sangat mengharukan. Ayahnya yang seorang tukang becak tidak membuat Raeni menyerah, ia meraih beasiswa bidik misi dan beberapa kali mencapai indeks prestasi yang sempurna.
Darwati, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Semarang meraih sarjana dengan perjuangan yang tidak biasa. Sejak lulus SMA, Darwati ingin kuliah tapi tidak mempunyai biaya. Ia mencari cara untuk mendapatkan uang, mulai dari berjualan es campur hingga menjadi seorang PRT (Pembantu Rumah Tangga) di rumah seorang dokter. Perjuangan Darwati pun berakhir dengan penghargaan cumlude yang didapatkannya.
Masih banyak lagi kisah perjuangan dalam kehidupan, lewat tulisan tangan para novelis pun kita bisa terinspirasi ketika membaca beberapa novel fiksi tentang kehidupan yang dijalani dengan penuh perjuangan. ”Bumi Manusia” Perjuangan seorang ibu dalam novel ini muncul dalam tokoh Nyai Ontosoroh.
Dia digambarkan sebagai sosok ibu yang tegas, keras, dan berjuang demi anaknya, Annelies. Novel karya Pramoedya Ananta Toer ini menjadi salah satu novel terbaik yang menceritakan perjuangan seorang wanita di zaman kolonial. “Dua Ibu” adalah kisah tentang perjuangan seorang ibu dengan sembilan anak, Solemah, Mujanah, Jamil, Ratsih, Herit, Adam, Mamid, Prihatin dan Priyadi.
Di sini dikisahkan perjuangan ibu membesarkan anak-anaknya tak mengenal lelah. Narasi yang dituturkan oleh Arswendo Atmowiloto sangat memukau ”Dalam kehidupan ada dua macam ibu. Pertama, sebutan untuk perempuan yang melahirkan anaknya. Kedua, sebutan untuk perempuan yang merelakan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan anak orang lain, dengan rasa bahagia pula.”
Belum lagi kisah tentang seorang ibu yang divonis menderita Alzheimer. Penyakit ini telah menurunkan fungsi otak yang menyebabkan sang ibu gangguan ingatan, penilaian, dan juga sulit berpikir. “Ketika Ibu Melupakanmu” karya Dian Purnomo ini sangat emosional yang menititik beratkan pada perjuangan seorang anak yang merawat ibunya penderita Alzheimer.
Tak hanya lewat lembaran kertas, kisah perjuangan lainnya pun dapat kita temukan lewat tayangan visual, Adalah Andy Dufresne seorang bankir yang dipenjara atas tuduhan pembunuhan, divonis hukuman mati. Film ini mengangkat tema perjuangan seorang manusia untuk bisa membongkar kejahatan dalam penjara dan perjuangan meloloskan diri dari penjara dengan cara menggali tembok selama bertahun tahun.
The Shawshank Redemption merupakan film terbaik sepanjang masa. The Pursuit of Happyness merupakan film lainnya tentang nilai perjuangan yang disadur dari kisah nyata Chris Gardner, seorang salesman yang berhasil menjadi pialang saham kaya. Perjuangan yang dilaluinya cukup berliku-liku, di mana Chris harus mengalami beberapa masalah hidup diantaranya harus kehilangan tempat tinggal dan bahkan tidur bersama anaknya di sebuah toilet umum.
Bukan hanya kisah perjalanan dari seorang yang miskin hingga menjadi jutawan pesan moril yang bisa diambil, namun karena banyak terdapat pesan pesan dan nilai positif akan arti dari sebuah kehidupan yang kiranya dapat menginspirasi kita semua untuk menjadi lebih baik.
Masih lekat diingatan kita bagaimana Suciwati istri Munir yang sampai sekarang masih tetap berjuang mencari keadilan atas kematian Munir, sang pejuang pembela Hak Asasi Manusia (HAM) yang berakhir tragis. Belum lagi kisah tentang Salim Kancil, Marsinah, Theys Eluay, Jopi Peranginangin hingga Widji Thukul yang merupakan ikon perjuangan di Indonesia.
Tidak semua perjuangan akan berakhir bahagia, karena nilai perjuangan bukan terletak pada endingnya, tetapi pada proses perjuangan itu sendiri. Berhasil atau tidak, bahagia atau tidak adalah persoalan biasa, karena sudah menjadi ketentuan Tuhan atas apa yang terjadi dan akan terjadi, manusia tinggal menjalaninya. Manusia tinggal memilih mau atau tidak ketika dihadapkan pada pilihan akan memperjuangkan segala sesuatu yang diyakini, yang diinginkan atau tidak berjuang. Hakikatnya perjuangan itu adalah pilihan.
Belum lama ini industri film indonesia diramaikan dengan sebuah Film tentang cinta di tahun 1990, Film ini menjadi gambaran geliat film Indonesia yang merajai bioskop tanah air karena telah mencapai 5,1 juta penonton.
Bukan tentang suksesnya film yang akan penulis bahas melainkan substansi dari film ini adalah sosok anak muda bernama Dilan yang menurut penulis menggambarkan sosok anak muda di zamannya yang nakal, yang suka tawuran dan kebut-kebutan.
Seorang cowok urakan, tetapi memperjuangkan cintanya dengan cara unik, bagaimana Dilan mendekati Milea dengan cara yang tidak biasa, ia punya cara sendiri untuk bisa mendekati Milea. Meski cara bicaranya terdengar kaku, dan punya cara unik untuk mengenal Milea, tapi sikap inilah yang bikin Milea semakin penasaran dan ingin dekat dengan Dilan.
Kisah Dilan memang tidak spektakuler seperti kisah perjuangan yang penulis beberkan di atas, tetapi makna yang penulis dapatkan dari sosok Dilan adalah sosok anak muda yang berjuang dengan cara berbeda dan unik untuk mendapatkan cintanya. Mampu memperjuangkan keinginannya.
Dilan bukanlah Mandela, Dilan bukanlah Nabi Ayub, bukan Firman, juga bukan Nyai Ontosoroh, Suciwati ataupun Andy Dufresne dan Chris Gardner. Tetapi Dilan walaupun sosoknya mentah fiktif atau nyata, tetap mencerminkan sebuah perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan dan diyakininya.
Perjuangan adalah sebuah keniscayaan, mau atau tidak, suka atau tidak, sejatinya hidup merupakan perjuangan itu sendiri.
Contoh Essay Mahasiswa
Perjuanganku Meraih Gelar Sarjana
Oleh: Azizah Amini
Setiap orang yang ada di dunia ini tidak ada yang tidak berjuang. Saat seorang ibu melawan rasa sakitnya untuk melahirkan kita sampai ke dunia, bukankah itu juga bisa kita sebut sebagai sebuah perjuangan? Yap, setiap orang memiliki persepsi tersendiri terhadap definisi dari sebuah perjuangan.
Perjuangan merupakan keadaan dimana seseorang berusaha untuk mencapai apa yang mereka impikan dalam kehidupannya Dan bila mana mereka mengalami pasang surut dalam mengarunginya, barangkali hanya sebagian dari mereka yang mampu bertahan untuk terus berjuang.
Dalam perjuangan, selain usaha, doa dan ikhtiar haruslah disertakan, tanpa keduanya sia-sialah perjuangan yang dilakukan, muncullah keputusasaan, sehingga tidak heran jika seandainya banyak di antara siswa/i, mahasiswa/i yang putus sekolah bahkan ada yang mengakhiri hidupnya karena merasa tidak mampu memperjuangkan apa yang diinginkannya.
Sebagai seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, saya ingin sedikit menuangkan pendapat saya mengenai perjuanganku untuk menggapai gelar sarjana.
Sebelum memasuki bangku perkuliahan, banyak orang termasuk saya beranggapan, jadi mahasiswa itu lebih enak ketimbang masa masa di SMA. Alhasil persepsi itu bertolak belakang sekali dengan kenyataannya.
Menjadi mahasiswa itu mudah-mudah susah. Harus niat sendiri dari dalam hati, jangan ikut-ikut orang lain. Kupu-kupu alias mahasiswa kuliah pulang kuliah pulang itulah saya. Teman sekelas tahunya saya seperti itu, padahal dibalik menjadi mahasiswa kupu kupu, saya nyari uang jajan sendiri, kerja sebagai karyawan di counter hp di kawasan objek wisata Pagaruyung Batusangkar. Gajinya tak seberapa tapi perjuangannya yang menurut saya luar biasa.
Tiap selesai jam kuliah, biasanya saya gantian jagain counter hp sama senior yang punya counter, kayak shift gitu. Kerjanya cuma duduk-duduk aja nungguin pembeli, nanti kalo ada jadwal kuliah lagi, gantian lagi sama seniornya. Capeknya itu terasa pas bolak balik kampus pagaruyung, pagaruyung kampus yang jaraknya sekitar 10 km. Itu berlangsung mulai pagi sampai menjelang maghrib.
Meskipun demikian, saya masih tetap bersyukur, dan ambil sisi positifnya aja, dari sana saya bisa belajar banyak hal, banyak kenal sama orang orang yang memiliki latar belakang yang berbeda, mulai dari yang muda sampai yang tua, ditambah lagi saya juga bisa mengasah kemampuan saya dengan bertemu turis yang berkunjung disana sekalian mempraktikkan dan memperlancar bahasa Inggris saya karena berhubung saya ini mahasiswa jurusan bahasa Inggris.
So, mau tidak mau harus memberanikan diri sendiri untuk speak up dengan siapapun termasuk dengan turis.
Sepak terjang saya mau kerja di counter hp, karena saya merasa dunia kampus sebenarnya bukanlah dunia saya. Terlebih lagi menjadi mahasiswa pendidikan jurusan bahasa Inggris itu merupakan tantangan terbesar bagi saya. Mengapa demikian? Karena Ibu dan ayah saya ingin sekali melihat saya menjadi seorang guru.
Keinginan pertama saya setelah lulus SMA adalah langsung bekerja. Tanpa ada terlintas mau kuliah ambil jurusan kependidikan Akan tetapi karena 2 saudara di atas saya tidak ada yang mau melanjutkan sekolahnya. Sayalah satu-satunya yang menjadi harapan untuk mewujudkan harapan kedua orangtua saya.
Lulus SMA saya mendaftar jurusan akuntansi non keguruan dan jurusan bahasa Inggris Kependidikan di Universitas Negeri Padang, alhasil sama sekali tidak lulus. Lanjut lagi saya daftar jurusan Bimbingan Konseling dan Jurusan Bahasa Inggris Kependidikan di IAIN Batusangkar alhasil lulusnya di jurusan bahasa Inggris.
Singkat cerita saya memulai kuliah jurusan Bahasa Inggris di IAIN Batusangkar yang sama sekali tidak saya sukai. Dua minggu masa perkuliahan saya menangis 2 hari dua malam.
Cerita ke Ibu saya nggak sanggup, sudah tidak mungkin, lama-lama jalani dengan rasa terpaksa, karena merasa tidak ada kepandaian sedikitpun, basic belajar hanya di SMP dan SMA, nggak ada ikut les apa-apa termasuk les bahasa Inggris.
Cerita ke Ibu cuma buat nambah-nambah beban, belum lagi beban dipikul tak tahu ke mana harus bersandar, meski sering pepatah bilang, meski tak ada bahu tempat bersandar, masih ada lantai tempat bersujud. Iya, hanya Tuhan tempat sebaik-baiknya peraduan.
Satu semester berjalan, suka-duka yang dilalui sudah tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, saat cek nilai di E-campus, dalam hati berkata: Ya Tuhan, dapat IP 3 saja itu sudah cukup bagi saya Tuhan. Jreeng… air mataku jatuh, bukan karena terlalu lama melihat layar komputer, tapi aku sedih, menangis melihat nilai yang kulihat.
3,80 IP semsester 1 yang membuat jantungku bergetar. Sungguh aku menangis bahagia. Dengan senyuman lebar cepat-cepat kuambil hp dari kantog celanaku dan kuberitahukan kabar baik ini pada Ibu. Meski Ibu tidak tahu IP 3,80 itu seperti apa. Yang Ibuku tahu hanyalah peringkat 1, 2 dan 3 itulah nilai yang terbaik menurutnya.
Singkat cerita, sekarang aku sedang menduduki semester 8, aku harus melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), aku di lempar ke lokasi yang agak jauh dari kampus yaitu di SMAN 1 Pasaman Barat yang kira-kira 6 jam dari kampus. Sehingga itu menjadi keadaan tersulit bagiku.
Terpaksa berhenti bekerja di counter hp, berhenti bimbingan skripsi, karena terkendala biaya transportasi. Uang jajan dari kampung pas-pasan. Nyari kerja di tempat PPL nggak dapat-dapat, karena yang dibutuhkan adalah pekerja yang start kerjanya dari pagi, sementara aku harus PPL dan selesainya jam 12.30.
Singkat cerita dua minggu PPL berjalan dengan lancar. Tiba-tiba pakde yang bekerja menjadi satpam di sekolah tempat aku PPL, meminta aku sebagai guru les bagi anaknya. Alhamdulillah kubilang dalam hati, Tuhan selalu memberikan rencana terbaik bagi hamba-Nya.
Bahagiaku tak terhingga, dari uang les itu aku bisa bolak-balik pasaman barat ke kampus untuk bimbingan skripsi. Butuh kerja keras Iebih, pulang PPL jam 12.30, jam 3 ngajar les sampai jam 5. Belum lagi bikin skripsi, ditambah bolak-balik lokasi PPL. Dan insyaallah di akhir September skripsi siap dan bisa meraih gelar sarjana. Amiin.
Contoh Essay Motivasi
Perjuangan Meraih Sukses
Oleh: A. Syamsul Iqbal
Mimpi adalah caraku menggapai angan yang masih dalam tahap perencanaan, dan tidur adalah cara terhebatku menggantungkan semua angan yang ingin kugapai. Sementara tindakanku hanya sekedar pelarian ketika otakku mulai berpikir keras tentang kehidupanku yang mendatang sementara hatiku masih bergelut dengan ego dan juga keputusasaan.
Sukses itu seperti apa? Kalimat itu yang masih aku pertanyakan di setiap ruang hampa di hati kecilku, karena sampai detik ini aku tidak tahu makna yang sebenarnya dari kata sukses. Kata orang, seseorang disebut sukses apabila orang tersebut memiliki jabatan yang tinggi, namun ada pula yang berpendapat bahwa sukses itu ketika seseorang memiliki materi yang berlimpah.
Lalu muncul pertanyaan baru, mengapa pangkat maupun materi selalu menjadi tolok ukur sebuah kesuksesan? Bukankah kata sukses terlalu berlebihan jika harus diidentikkan dengan pangkat ataupun materi? Lalu bagaimana dengan orang miskin? Dia tidak memiliki pangkat terlebih lagi dengan materi yang berlimpah, berarti orang miskin tidak berhak untuk merasakan yang namanya kesuksesan.
Sungguh ironis jika kesuksesan hanya untuk orang orang yang berpangkat atau pun orang orang yang memiliki materi berlimpah saja. Bagaimana dengan mimpi orang miskin? Haruskah mereka berhenti bermimpi? atau bahkan tidak perlu lagi untuk bermimpi?
Jika seperti itu, lalu untuk apa orang miskin dilahirkan? Haruskah dia duduk diam meratapi kemiskinan atau bangkit mengubah segalanya, termasuk mengubah pandangan orang awam tentang makna sukses yang sebenarnya.
Menjadi orang miskin bukan sebuah pilihan, sebab jika ini sebuah pilihan maka di dunia ini sudah tidak ada orang miskin, semuanya menginginkan kondisi yang berkecukupan bukan kekurangan. Menjadi orang miskin bukan sebuah kesalahan, sebab jika ini sebuah kesalahan lalu untuk apa mencari pembenaran?
Aku tidak pernah malu karena telah dilahirkan di rahim wanita miskin, akupun tak pernah malu karena dibesarkan oleh keringat lelaki miskin sebab yang ku tahu, malu hanya untuk orang yang tidak memiliki tekad untuk mengubah semuanya.
Dan aku memiliki tekad itu, tekad untuk mengubah kondisi yang menjerat hidupku selama ini. Ini bukan zona nyaman yang kuinginkan sebab di luar sana ada banyak zona yang menunggu untuk aku tempati bersama empati yang pasti.
Air mata sudah pasti menjadi teman hidupku sampai detik ini, dia datang dalam keadaan sedih, meronta. meminta untuk diusap sampai terlelap berharap esok ada mentari yang bersinar dengan sempurna, tidak ada lagi hujan yang membawa badai, yang ada hanya senja merona yang menemani mentari meninggalkan peraduan.
Ayah adalah sosok lelaki panutan yang tidak pernah kalah menghadapi gejolak kemiskinan. Hari harinya hanya tentang keluarga dan juga kerja. Sementara ibu adalah sosok wanita setia yang tidak pernah meninggalkan ayah menghadapi ganasnya perjuangan dalam melawan kemiskinan. Mereka menggadai keringatnya dengan sebuah tebusan kesuksesan oleh anaknya.
Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, namun tidak semua anak ingin memberikan yang terbaik untuk orang tua mereka. Orang tua akan mati matian membesarkan anaknya sampai dewasa, namun setelah dewasa sebagian anak mati matian membuat orang tuanya mati dengan segala keinginan yang bertolak belakang dengan kondisi perekonomiannya. Dan orang tua di tuntut untuk mewujudkan keinginan anaknya sementara anaknya sendiri tidak bisa mewujudkan keinginan orang tuanya walaupun hanya keinginan sederhana.
Ketahuilah orang tua hanya menginginkan anaknya bahagia. Namun pernahkah seorang anak memikirkan bagaimana kondisi orang tuanya? Bagaimana hari harinya, apakah ada senyum di bibirnya? Tidakkah seorang anak terketuk hatinya ketika melihat ayah atau ibunya terlelap tidur diatas tikar?
Lihatlah wajahnya yang sudah tua dimakan usia, dia sudah tidak muda lagi, dia sudah tak sehat lagi. Ringankanlah bebannya, jika seorang anak belum memiliki uang untuk membantunya maka bantulah dia dengan tenaga, karena bantuan tenaga amat sangat berharga untuk sosok orang tua.
Orang tua mungkin tidak pernah meminta bantuan kepada anaknya secara langsung bukan berarti dia tidak butuh bantuan, hanya saja sosok orang tua lebih merasa kasihan atau pun takut mengganggu waktu anaknya. Selain itu orang tua juga tidak ingin membuat anaknya repot. Sosok orang tua hanya menginginkan kesadaran anaknya, tanpa orang tua meminta apakah anaknya peduli padanya atau tidak.
Semakin tua seorang ayah atau pun ibu yang dia butuhkan bukan uangmu melainkan kehadiranmu di sisinya begitu pun dengan kasih sayangmu yang tercurah kepadanya seperti kasih sayang orang tuamu dahulu sewaktu kamu masih kecil dan beranjak dewasa.
Mulailah berbenah, tidakkah kau kasihan dengan orang tuamu? Selama hidupnya harus selalu merasa kekurangan tanpa harus merasa kecukupan. Tidakkah kau melihat sudah berapa banyak keringat yang menetes dari tubuh orang tuamu demi melihatmu tumbuh dewasa.
Orang tuamu bersusah payah menyekolahkanmu bukan untuk kebaikan orang tuamu melainkan demi kebaikanmu sendiri. Orang tuamu selalu berharap semoga kelak kamu tidak menjadi orang yang gagal. Orang tuamu hanya bisa menyekolahkanmu karena dengan cara itu mereka bisa menyelamatkan hidupmu.
Cukup orang tuamu saja yang tidak sekolah yang akhirnya menjadi orang miskin, kamu harus sekolah dengan baik sehingga kelak rejeki yang menghampirimu pun ikut baik. Orang tuamu merasa gagal jika kau pun harus berakhir seperti dia. Bukankah perjuangan orang tuamu melawan gejolak kemiskinan tidak membuahkan hasil jika anaknya pun ikut jatuh ke lubang yang sama dengannya.
Lalu bisakah kau mengartikan setiap pengorbanan orang tuamu? Bangkitlah! Menjadi miskin itu tidak mudah, cukup orang tuamu saja yang miskin. Kamu cukup belajar dengan giat agar kau mampu membenahi kondisi orang tuamu.
Tidurlah yang cukup dan mimpilah yang banyak kemudian bangunlah. Masih ada harapan yang harus kau lanjutkan dan ada mimpi yang harus kau wujudkan. Rangkailah cita citamu sesempurna mungkin, selanjutnya langkahkan kakimu untuk meraih cita citamu.
Jika orang miskin hanya dianggap sebagai kerikil, apa salahnya jika orang miskin memiliki mimpi untuk menjadi permata yang berkilau. Semua orang berhak untuk bermimpi hanya saja tidak semua orang mampu bangkit dan mewujudkan mimpi indahnya.
Seseorang disebut sukses bukan karena dia memiliki jabatan yang tinggi maupun materi yang berlimpah, melainkan dia yang mampu membuat orang tuanya bangga dan merasa bahagia walaupun dari hal hal yang sederhana, dia yang mampu menjaga dan merawat orang tuanya, serta selalu berusaha membalas jasa orang tuanya walaupun sebenarnya jasa mereka tak terbalaskan.
Rupiah dan pangkat bukan segalanya walaupun segalanya memang membutuhkan rupiah, tapi ingatlah kebahagiaan yang sesungguhnya ada dalam keluarga.
Pendidikan adalah gerbang utama dari sebuah kesuksesan, baik itu pendidikan sekolah terlebih lagi pendidikan di dalam lingkungan keluarga. Miskin tidak pernah menghambat seseorang untuk bermimpi walaupun untuk mewujudkannya selalu butuh uang, usaha dan do’a tapi yang jelas dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Miskin hanya sebuah nasib dan kita masih bisa mengubah itu semua, bukankah kondisi seseorang dapat berubah jika orang tersebut ingin dan berusaha mengubah kondisinya sendiri? Lalu untuk apa berkecil hati? Ingatlah akan satu hal, bunga yang indah selalu butuh waktu untuk mekar.
Jangan bersedih, ini hanya persoalan waktu, karena bila tiba saatnya perjuangan ayahmu, dan juga perjuanganmu akan membuahkan hasil yang sesuai dengan yang kau tanam. Tetap bersyukur atas apa yang terjadi padamu, ini langkah awal dari ujian yang harus kau lalui karena untuk menjadi orang sukses bukan hal yang mudah, kau harus lalui jalan yang panjang dan penuh liku.
Jika kau sudah melangkah jangan pernah berniat untuk berhenti ataupun kembali karena pintu kesuksesaan hanya mampu di buka oleh orang-orang yang tidak mudah menyerah dan selalu sabar mengahadapi setiap jalan yang berbatu.
Sukses hanya milik orang-orang yang ingin sukses bukan orang-orang yang banyak bermimpi dan banyak tidur tapi tidak ada tindakan untuk meraih mimpinya.