Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Periset bekerja pada tingkat teoretis maupun empiris.
Pada tingkat teoretis, perhatiannya tercurah pada pengidentifikasian konsep dan hubungannya dengan proposisi. Pada taraf empiris, pernyataan riset akan diuji, periset akan berhadapan dengan variabel-variabel. Dalam praktik, istilah variabel penelitian dipakai sebagai sinonim untuk suatu konsep atau hal yang sedang diriset.
Dalam konteks penjelasan ini, variabel yang dimaksud adalah suatu simbol yang akan diberi angka atau nilai (Kerlinger, 2002).
Pengertian Variabel Penelitian
Secara teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuwan atau kegiatan tertentu (Sudjarwo & Basrowi, 2007).
Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut atribut dari setiap orang. Pengontrolan mutu sistem informasi, penggunaan teknologi Raharja Multimedia Edutainment, Technology Acceptance Model, bahasa pemrograman visual basic, IT Government merupakan atribut teknologi informasi.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain.
Demikian pula motivasi, persepsi, dapat juga dikatakan sebagai variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang bisa bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian baik yang dimiliki oleh orang atau objek maupun bidang kegiatan dan keilmuwan tertentu, maka harus ada variasinya.
Kerlinger (2002) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain lain.
Selanjutnya Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Cresswell (2008) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan di sini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini akan diberi nilai didasarkan atas ciri-ciri variabel tersebut, misalnya variabel dikotomis, kategoris, diskrit, dan variabel kontinu. Dikatakan dikotomis jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya Ya-Tidak, Laki-Perempuan, dan Puas-Kecewa.
Dikatakan variabel diskrit jika datanya hanya mempunyai nilai tertentu saja; dan dikatakan sebagai variabel kontinu jika nilai nilainya dalam interval tertentu, atau kadang kadang, dalam suatu himpunan tak terbatas.
Contoh Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang memiliki variasi nilai, misalnya: nilai ujian bervariasi bisa memiliki nilai dari 0-100. Tingkat motivasi bisa bervariasi dari sangat rendah hingga sangat tinggi; Tingkat kepuasan konsumen bervariasi dari sangat rendah hingga sangat tinggi.
Contoh lain adalah tingkat kinerja perusahaan yang bisa bervariasi di ukur dengan berbagai rasio keuangan, total aktiva, perolehan laba, dan lain lain. Nilai numerik yang ditetapkan terhadap suatu variabel adalah berdasarkan karakteristik dari variabel yang bersangkutan.
Misalnya beberapa variabel disebut variabel “dichotomous” dalam hal ini hanya memiliki dua nilai yang menunjukkan ada tidaknya suatu karakteristik. Misalnya: Bekerja Tidak Bekerja; Pria-Wanita, memiliki dua nilai besarnya 0 dan 1.
Beberapa variabel yang memiliki nilai yang menunjukkan kategori tambahan (lebih dari dua), disebut variabel “discrete”, misalnya beberapa variabel demografik seperti agama: Islam, Kristen, Budha, Konghucu, dan lain-lain atau ras: Hispanik, Asia, Kulit Hitam, dan lain-lain.
Variabel lain yang memiliki nilai dalam suatu rangkaian nilai tertentu disebut variabel “continous”, misalnya: pendapatan, usia, volume penjualan dan lain lain. Dalam penelitian eksperimen dikenal ada “control variabel” dan “extraneous variabel”.
“Control variabel” adalah variabel yang dikendalikan peneliti agar tidak memengaruhi hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat dalam suatu eksperimen. Misalnya suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh murni desain alternatif dari kemasan sabun detergen terhadap penjualan.
Untuk itu perusahaan tersebut melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) Selama periode eksperimen konsumen harus berbelanja di suatu toko tertentu; (2) Konsumen hanya berbelanja pada suatu waktu atau jam tertentu dengan jumlah keramaian yang sama; (3) Konsumen berbelanja selama beberapa hari berturut turut tanpa diekspos terhadap iklan; dan (4) Harga serta rak panjang produk dibuat selama periode eksperimen tersebut. Dalam hal ini, semua variabel yang bisa berpengaruh terhadap penjualan sabun detergen tersebut harus dikendalikan sedapat mungkin (Cresswell, 2007).
Kemudian “extraneours variable” adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti dalam suatu penelitian eksperimen. Jika variabel tersebut tidak diperhatikan dengan cermat, bisa menimbulkan pengaruh yang mengaburkan (confounding impact) dalam menguji pengaruh variabel bebas tanpa variabel terikat dalam suatu eksperimen.
Beberapa contoh dari “extraneous variable” adalah: perubahan temperatur, mood, kondisi kesehatan bahkan kondisi fisik seseorang. Variabel variabel tersebut tidak bisa dikendalikan oleh peneliti. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh variabel tersebut adalah melakukan “randomization”.
Dalam contoh perusahaan sabun detergen tersebut, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan “randomization” kondisi “manipulasi” desain kemasan sabun tadi pada sejumlah konsumen dan mengukur unit penjualannya.
Ciri-ciri Variabel Penelitian
Dalam penelitian variabel mempunyai tiga ciri, yaitu: mempunyai variasi nilai, membedakan satu objek dengan objek yang lain dalam satu populasi, dan dapat diukur (Widoyoko, 2012). Oleh karena variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi, maka variabel harus mempunyai nilai yang bervariasi.
Sebagai contoh, dari populasi yang terdiri dari 30 orang mahasiswa, indeks prestasi (IP) hanya akan menjadi variabel apabila terdapat variasi dalam IP pada populasi tersebut.
Sebaliknya, apabila dari 30 mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi dalam IP karena mempunyai IP yang sama, maka IP bukanlah variabel pada populasi yang bersangkutan.
Contoh lain, dari populasi penduduk yang mendiami suatu wilayah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukan merupakan variabel apabila seluruh penduduk tersebut memiliki pekerjaan atau profesi yang sama.
Variabel membedakan satu objek dari objek yang lain. Objek-objek menjadi anggota populasi karena mempunyai satu karakteristik yang sama. Meskipun sama, objek objek dalam populasi dapat dibedakan satu sama lain dalam suatu variabel.
Sebagai contoh, populasi mahasiswa terdiri dari anggota yang memiliki satu kesamaan karakteristik, yaitu mahasiswa.
Selain kesamaan itu, antara mereka berbeda dalam usia, jenis kelamin, agama, motivasi belajar, kecerdasan, bakat dan lain sebagainya. Perbedaan perbedaan tersebut merupakan variasi karena mempunyai sifat membedakan di antara objek yang ada dalam populasi.
Variabel harus dapat diukur. Penelitian kuantitatif mengharuskan hasil penelitian yang objektif, terukur, dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep. Konsep belum dapat diukur, sedang kan variabel dapat diukur.
Variabel adalah operasionalisasi konsep, sebagai contoh belajar adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, siswa adalah konsep, jumlah siswa adalah variabel. Dengan demikian, data dari variabel penelitian harus tampak dalam perilaku yang dapat diobservasi dan diukur, misalnya prestasi belajar adalah jumlah jawaban benar yang dibuat siswa dalam mengerjakan sebuah tes.
Jadi, nilai variabel di dalam riset, mempunyai variasi antara satu dan lainnya, misalnya dalam hal tinggi badan dan berat badan yang merupakan atribut dari seseorang. Berat badan dan tinggi badan akan bervariasi bila terjadi pada sekelompok orang, apalagi diambil secara acak.
Jika sekelompok orang tadi tinggi dan berat badannya sama, maka semua itu bukan variabel melainkan konstanta. Jika suatu variabel dikaitkan dengan variabel lain sampai terbentuk sebuah model, maka variabel akan mempunyai bermacam macam bentuk.
Untuk riset dalam bidang pendidikan, variabel-variabel yang umum dipakai antara lain, variabel independen (bebas) dan dependen (tidak bebas), variabel kontrol, variabel moderating, dan variabel intervening.
Jenis-jenis Variabel Penelitian
Berdasarkan fungsinya variabel dapat dikelompokkan ke dalam:
- Variabel bebas (independent variable atau predictor);
- Variabel terikat (dependen variable atau criterion variable);
- Variabel moderating (moderating variable) dan;
- Variabel intervening (intervening variable).
Variabel bebas (independent variable atau predictor variable) merupakan variabel yang memengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif. Variabel terikat (dependen variable atau criterion variable) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan atau memprediksi variabilitas dari variabel bebas. Misalnya suatu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh atau hubungan kualitas pelayan terhadap kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan menjelaskan atau memprediksi variabilitas dari loyalitas konsumen.
1. Variabel Independen dan Dependen
Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau memengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen.
Penjelasan suatu fenomena tertentu secara sistematis digambarkan dengan variabel-variabel dependen. Misalnya, suatu riset bertujuan untuk menguji pengaruh biaya promosi terhadap pendapatan (sales) suatu produk detergen.
Di sini, terdapat satu variabel independen yaitu biaya promosi dan satu variabel dependen yaitu pendapatan. Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Contoh pendapatan, dalam hal ini, menjadi fenomenanya.
Selain satu variabel independen, banyak riset dilakukan untuk menguji beberapa variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (tidak bebas). Misalnya, riset yang ditujukan untuk menguji pengaruh biaya promosi, biaya distribusi, dan biaya produksi terhadap pendapatan (sales). Di sini terdapat tiga variabel bebas.
Semakin tinggi kualitas pelayanan, maka diduga semakin tinggi loyalitas konsumen. Oleh karena itu, kualitas pelayanan merupakan variabel bebas dan kepuasan konsumen merupakan variabel terikat. Lihat gambar di bawah ini.
2. Variabel Moderating (Moderating Variable)
Variabel moderator adalah variabel yang memengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik kalau mempunyai anak.
Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan langsung antara variabel variabel independen dan dependen kadang kadang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel lain ini dapat memperlemah atau memperkuat arah hubungan antara variabel independen dan dependen.
Variabel ini juga dapat mengubah nilai hubungan dari positif ke negatif atau sebaliknya. Misal, hasil belajar mahasiswa dipengaruhi oleh motivasi belajar mereka. Artinya, makin besar motivasi belajar akan semakin baik pula hasil belajar mereka, atau sebaliknya.
Sikap dosen, dalam hal ini dapat dijadikan contoh sebagai variabel moderating-nya. Sikap dosen yang tegas dipandang oleh mahasiswa sebagai sikap yang positif. Sikap tegas dapat memotivasi belajar mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, jika sikapnya arogan, maka dipandang oleh mahasiswa sebagai sikap yang negatif.
Arogan dapat membuat motivasi belajar mahasiswa menurun, misalnya mahasiswa absen kuliah. Akibatnya, hasil belajar mahasiswa pun menjadi buruk (Sugiyono, 2005).
Variabel moderating adalah variabel yang memengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Misalnya suatu teori menyatakan bahwa kualitas pelayanan akan memengaruhi “loyalitas konsumen”.
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen akan bervariasi berdasarkan faktor demografik (misalnya pendidikan, pendapatan) sebagai variabel moderating. Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
3. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang berada di antara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga sebelum variabel bebas memengaruhi variabel terikat, terlebih dahulu akan melalui variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang memengaruhi hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen, sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung.
Artinya, variabel intervening merupakan variabel yang terletak di antara variabel variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau memengaruhi variabel dependen.
Penelitian yang lebih kompleks, menunjukkan pengaruh variabel bebas, variabel terikat, variabel moderating dan variabel intervening.
Misalnya penelitian yang menguji pengaruh variabel moderating yaitu faktor demografi terhadap hubungan antara kualitas pelayanan, kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Model-model hubungan antar variabel masih dapat dikembangkan lagi, sesuai dengan paradigma riset yang ada di benak periset itu sendiri.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoretis yang mendasari maupun hasil dari pengalaman empiris.
Untuk itu sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoretis, dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.
4. Variabel Kontrol
Di samping variabel-variabel atau faktor-faktor tersebut di atas, peneliti juga bekerja dengan variabel-variabel seperti variabel kendali (kontrol) dan intervening. Seluruh variabel dalam situasi atau dalam diri seseorang (dispositional variable) tidak dapat dikaji secara bersamaan waktunya.
Variabel-variabel tersebut harus dinetralisasikan untuk menjamin bahwa variabel-variabel itu tidak akan memiliki dampak yang berbeda atau moderat terhadap variabel-variabel yang dicari hubungannya. Variabel yang dinetralisasi inilah yang diidentifikasi sebagai variabel kontrol atau kendali (Sugiyono, 2011).
Menurut Darmadi (2011), variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan sehingga tidak memengaruhi variabel bebas dan terikat.
Jadi yang dimaksud dengan variabel kendali atau kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh peneliti. Dampak variabel kontrol atau variabel kendali ini dilakukan dengan cara melakukan eliminasi (pembatasan), menyamakan kelompok, dan randomisasi atau pengacakan.
Penutup
Secara teoretis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuwan atau kegiatan tertentu.
Berdasarkan fungsinya variabel dapat dikelompokkan ke dalam:
- Variabel bebas (independent variable atau predictor);
- Variabel terikat (dependen variable atau criterion variable);
- Variabel moderating (moderating variable); dan
- Variabel intervening (intervening variable).
Variabel Bebas (independent variable atau predictor variable) merupakan variabel yang memengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif. Variabel terikat (dependen variable atau criterion variable) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Sumber:
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group