3 Contoh Undangan Aqiqah (Tasyakuran Kelahiran Bayi) yang Benar

Contoh Undangan Aqiqah. Undangan adalah media menyampaikan informasi terkait suatu acara. Tujuannya untuk mengundang orang lain agar menghadiri acara tersebut.

Contoh acara yang memerlukan undangan antara lain; pernikahan, khitan, ulang tahun, aqiqah, dll. Kali ini mari membahas tentang undangan aqiqah.

Bagian Undangan Aqiqah

Sebelum menyelenggarakan aqiqah, tentu terlebih dahulu perlu menyiapkan undangan. Kita dapat memesan ke percetakan atau mengerjakannya sendiri.

Sebenarnya tidak ada format khusus dalam membuat undangan aqiqah. Namun, secara umum bagian-bagian dalam undangan aqiqah antara lain;

1. Bagian Pembuka

Hendaknya diawali dengan salam seperti “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”. Pada bagian pembuka ini juga dapat disisipkan ayat suci. Contohnya bisa berupa hadist tentang aqiqah.

2. Bagian Isi

Nama bayi tercantum pada bagian ini. Isi undangan aqiqah juga meliputi tempat dan waktu (hari, tanggal, serta jam) berlangsungnya aqiqah. Bila perlu tulis alamat lengkap dan atau melampirkan denah sederhana sebagai alat bantu menemukan lokasi.

3. Bagian Penutup

Bagian ini memuat harapan untuk kehadiran orang-orang yang dituju. Jangan lupa sampaikan terima kasih serta akhiri undangan dengan salam.

4. Pelengkap

Undangan aqiqah dapat dilengkapi dengan foto bayi.

Baca juga:  5 Contoh Teks Tanggapan Kritis Beserta Strukturnya (Berbagai Tema)

Contoh Undangan Aqiqah yang Baik dan Benar

Sekiranya bagian-bagian undangan telah bisa dipahami. Berikut terlampir contoh undangan aqiqah yang bisa menjadi referensi terkait pemilihan kata;

Contoh Undangan Aqiqah (1)

UNDANGAN

Rabu, 23 Januari 2019

Kepada
Bapak/Ibu/Saudara/i

Prayitno Harpami
(Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah telah lahir dengan selamat, putra pertama kami pada 18 Januari 2019 pukul 07.30 WIB dan diberi nama: Muhammad Alam Prasetyo.

Sebagai rasa syukur, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada acara syukuran Aqiqah pada:

Hari/Tanggal   : Jumat, 25 Januari 2019
Pukul               : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat            : Kediaman Bapak Iqbal Fauzy, Jalan Simbar Menjangan No. 49, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang

Doa dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan suatu kehormatan bagi kami. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Kami yang berbahagia,

Iqbal Fauzy & Tama Adinda

Baca juga:  3 Contoh Proposal Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Panduan Lengkap)

Contoh Undangan Aqiqah (2)

WALIMATUL AQIQAH

Sabtu, 2 Maret 2019

Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i

Rizki Assyura
Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas kelahiran putri pertama kami “Vega Febria Azzahra” pada 25 Februari 2019. Sebagai wujud syukur, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada tasyakuran aqiqah pada:

Hari/Tanggal   : Senin, 4 Maret 2019
Pukul               : 18.00 WIB (ba’da Maghrib) — selesai
Tempat            : Rumah Bapak Sasmito Adi, Jalan Pahlawan No. 23, Bandung

Terima kasih atas perhatian dan doanya. Kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i menambah suatu kebahagiaan bagi kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kami yang berbahagia,

 

Lana Sasmito & Ambarwati sekeluarga

Contoh Undangan Aqiqah (3)

UNDANGAN AQIQAH

Kamis, 16 Mei 2019

Yang Terhormat
Bapak/Ibu/Saudara/i

Sri Asih

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, telah lahir dengan selamat putra kedua kami pada 12 Mei 2019 pukul 12.30 WIB yang diberi nama: Faruq Pamungkas. Kami sekeluarga bermaksud mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir dalam tasyakuran Aqiqah yang diselenggarakan pada:

Hari                 : Minggu
Tanggal           : 19 Mei 2019
Waktu              : 10.00 WIB—selesai
Tempat            : Kediaman Bapak Muhammad Ramadan, Jalan Gunung Merapi No. 123, Yogyakarta. (denah lokasi terlampir)

Doa restu dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan kehormatan bagi kami. Kami sampaikan banyak rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat kami,

 

Bayu Tirta Yudha & Ayu Tri Pertiwi

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Undangan Aqiqah

Surat undangan aqiqah bersifat pribadi, sehingga kita dapat berkreasi dalam mendesainnya. Namun, dalam menulis dan mencetak surat undangan, kita perlu memerhatikan beberapa hal:

· Ketepatan Diksi

Alangkah baiknya jika undangan menggunakan diksi yang tepat. Sebagai contoh, untuk tujuan undangan tidak perlu menulis dobel “Kepada Yth.” karena cukup dipilih salah satu.

Pastikan pula tidak ada typo dalam undangan karena akan mengganggu saat dibaca.

Baca juga:  Contoh Proposal Skripsi dan Sistematika Penulisan Skripsi yang Benar

· Pemilihan Desain Undangan Aqiqah

Undangan aqiqah dapat didesain sederhana atau meriah. Aspek yang patut diperhatikan adalah warna, ukuran, dan bentuk.

  • Terlalu banyak warna berisiko membuat undangan mencolok mata sehingga kurang fokus pada substansi undangan. Kombinasi dua atau tiga warna utama dianggap ideal. Konsep warna monokrom (hitam putih) juga dapat digunakan untuk menghemat anggaran.
  • Jika desain melibatkan latar atau motif-motif hiasan, pastikan tidak mengganggu alias bentrok antarmotif atau malah dengan tulisannya.
  • Undangan yang telah dibuat dapat dicetak dalam berbagai ukuran kertas, misal A4, A5 (A4 dibagi dua), A6 (A5 dibagi dua), dan sebagainya. Hal yang perlu digarisbawahi adalah ukuran dan jenis huruf harus cukup jelas dibaca. Jangan sampai terlalu kecil atau menggunakan font
  • Undangan dapat didesain dalam berbagai bentuk kreatif. Contohnya seperti bentuk kubah masjid, bintang, daun, dll. Untuk bentuk kreatif ini, kami sarankan untuk menggunakan jenis kertas yang lebih tebal.

· Ricek Undangan

Sebelum dikirim, cek lagi identitas penerima undangan. Usahakan tidak ada kesalahan nama atau gelar bila dalam undangan mencantumkan gelar.

Pastikan waktu dan tempat acara telah tertulis sejelas mungkin untuk mengantisipasi tersesatnya undangan yang kurang familiar dengan lingkungan tinggal Anda.

· Penyampaian Undangan

Usahakan untuk tidak mengirim undangan secara mendadak. Bila ada undangan yang belum tersampaikan (misal untuk kerabat jauh), Anda dapat mengirimkan versi daring dahulu untuk mengabarkan. Undangan cetak akan menyusul.

Apa itu Aqiqah?

Aqiqah adalah penyembelihan hewan kurban sebagai wujud rasa syukur untuk bayi yang baru dilahirkan. Sebagian ulama menyebut aqiqah sebagai nasikah atau dzabihah yang artinya sembelihan. Selain sebagai bentuk rasa syukur pada Allah SWT, aqiqah merupakan bentuk kepedulian sosial sekaligus ajang berbagi dengan masyarakat.

Dalam aqiqah, umat Islam dianjurkan untuk berbagi, sekurang-kurangnya kita harus berbagi dengan kerabat dan tetangga sekitar.

Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua ekor kambing. Akan tetapi, apabila tidak bisa menyembelih dua ekor, seekor saja juga dibolehkan. Jumlah hewan aqiqah bagi bayi perempuan adalah seekor kambing.

Hewan qurban aqiqah harus sehat, tidak boleh cacat, dan sudah cukup umur, yakni minimal setengah tahun untuk jenis kibsy dan setahun untuk kambing Jawa pada umumnya.

Prosesi Aqiqah

Serangkaian prosesi aqiqah meliputi; penyembelihan, pemasakan, cukur rambut, dan tahnik. Berikut uraiannya:

· Penyembelihan

Ketika menyembelih hewan qurban aqiqah, diniatkan sambil menyebutkan nama bayi dan ayahnya. Dalam menyembelih pun tulang hewan tidak dipatahkan.

Tujuannya, sebagai harapan untuk keselamatan sang Bayi. Di dalam doa ini turut melingkupi kesehatan bagian-bagian tubuh fisiknya.

· Pemasakan

Selama memasak, bumbu untuk olahan hewan harus lebih manis dari olahan daging biasanya. Hal ini dilakukan agar bayi tumbuh menjadi anak berakhlak manis.

Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga menggemari makanan manis. Madu dapat menjadi tambahan bumbu yang disarankan.

· Cukur rambut

Sesudah proses aqiqah dilaksanakan, bayi dicukur rambutnya. Hasil rambut yang sudah dipotong dikumpulkan lalu ditimbang. Berat rambut ini akan dikonversikan dengan emas atau pun perak.

Alkisah Rasulullah SAW meminta Fatimah untuk bershadaqah emas seberat timbangan rambut Hasan dan Husein. Bukan cuma itu, bidan penolong kelahiran diberi hadiah khusus berupa paha atau kaki kambing qurban aqiqah.

· Tahnik

Setelah potong rambut bayi, selanjutnya terdapat sunnah ‘tahnik’. Tahnik berarti memasukkan suatu makanan manis ke dalam mulut bayi.

Contoh makanan manis yang dimasukkan pada masa Rasulullah SAW adalah kurma. Sekarang umat Islam dapat mentahnikkan bayi mereka pada para ulama.

Hukum Aqiqah

Kebanyakan ulama berpendapat jika hukum aqiqah adalah sunnah. Penganut mazhab Syafi’i dan Hambali berpendapat hukum aqiqah adalah sunnah muakkad, artinya sunnah yang dianjurkan. Selama orang tersebut mampu, aqiqah harus segera dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran,

Pendapat ini didasari oleh hadist Rasulullah SWT yang artinya berbunyi, “Semua bayi tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya hewan, diberi nama, dan dicukur rambutnya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya).” (Hadist riwayat At-Tirmidzi, Hasan Shohih)

Sebagian ulama lagi menganggap semua yang berhubungan dengan penyembelihan adalah hal wajib. Dalam hal ini tentu saja termasuk aqiqah. Ulama yang berpandangan wajib contohnya adalah Imam Laits serta Imam Al-Bashri. Dasar pendapat mereka juga hadist yang berarti bahwa semua bayi tergadai dengan aqiqah-nya.

Aqiqah sesungguhnya merupakan tanggung jawab ayah selaku pemberi nafkah keluarga. Sunnah ini dilaksanakan dari harta ayah, bukan harta anak. Dalam Shahih Fiqih Sunnah, orang lain tidak boleh menunaikan aqiqah seorang anak tanpa seizin ayahnya.

Akan tetapi, tidak semua anak sunnah diaqiqahi. Masih dalam Shahih Fiqih Sunnah, dalam pandangan Imam Asy Syafi’i orang tua yang dianjurkan melakukan aqiqah bagi anaknya adalah golongan orang yang mampu.

Sesuai hadist, waktu aqiqah dianjurkan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Menurut pandangan mazhab Hambali, waktu aqiqah diutamakan pada hari ketujuh setelah kelahiran, kemudian pada hari-hari kelipatan tujuhnya (hari ke-14 dan hari ke-21 setelah kelahiran).

Setelah hari ke-21 tersebut kelipatan tujuh tidak perlu dilihat kembali. Namun, pandangan ini dinilai lemah oleh penganut mazhab Maliki. Bagi ulama Maliki, yang penting aqiqah ditunaikan. Tidak masalah sebelum atau sesudah waktu yang disebutkan.

Sekian informasi dari kami terkait contoh undangan aqiqah dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan aqiqah Semoga bisa membantu.