4 Contoh Teks Ceramah Singkat, Cocok Buat Kultum Ramadhan

Mencari contoh teks ceramah singkat untuk kultum Ramadhan di sekolah atau masjid di dekat rumah? Kamu bisa menggunakan contoh ceramah agama di bawah ini. Ada beberapa pilihan judul ceramah/khutbah singkat yang kami siapkan, tinggal memilih mana yang kamu rasa cocok untuk dibawakan.

Salah satu nikmat yang diberikan Allah Swt kepada kita semua adalah kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara yang kita miliki sebaiknya digunakan untuk menyampaikan syiar agama dan kebaikan melalui ceramah singkat di lingkunganmu.

Semoga contoh teks ceramah singkat yang kami berikan ini bermanfaat.

1. Contoh Ceramah Singkat tentang Akhlak Mulia

Membangun Akhlak Mulia

Alhamdulillah wasyukuri ala ni’matillah. Ashaduanla ilaha illahu wahdahula syarikalah wa ashaduanna muhammadan ’abduhu warasuuluh, a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak Nya, yang telah menciptakan makhluk Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan khotbah tentang membangun akhlak mulia sebagaimana yang telah diajarkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad saw.

Hadirin yang berbahagia.

Suatu ketika seorang pria bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang akhlak yang baik, maka Rasulullah membacakan firman Allah Swt:

“Bersikap pemaaf menganjurkan kebajikan, dan berpaling dari orang orang yang bodoh. ”

Kemudian Rasulullah saw, bersabda: ”Itu berarti kamu harus menjalin hubungan baik dengan orang orang yang memusuhimu, bersikap dermawan kepada orang-orang yang bersifat kikir terhadapmu, dan memaafkan orang-orang yang berbuat zalim atas dirimu.”

Itulah salah satu ajaran yang disampaikan Rasulullah saw dalam membangun akhlak yang baik. Sepintas kita mudah saja mengatakannya tetapi dalam melaksanakannya membutuhkan ketulusan, keikhlasan, dan kebersihan hati. Dari ketiga hal yang disampaikan Rasulullah saw tersebut, justru itulah yang paling sering kita hindari.

Hadiri yang berbahagia,

Hal pertama agar kita mencapai akhlak yang baik adalah tetap menjalin hubungan yang baik dengan orang orang yang memusuhi kita. Biasanya kita tidak ingin mau menjalin silaturahmi dengan orang yang memusuhi kita. jangankan dengan musuh, dengan kerabat pun kadang kadang hubungan kita kurang baik. Artinya, melakukan itu tidaklah mudah, sebab membutuhkan sebuah perjuangan dan ketulusan hati yang tinggi.

Selain itu, berbuat derma kepada orang yang kikir kepada kita juga pekerjaan yang sulit. Kita sering menolak untuk memberikan bantuan kepada orang yang jelas-jelas terkenal kikir atau pelit. Menurut pandangan kita, orang yang kikir kepada orang lain jangan diberi bantuan supaya tahu rasa. Bisikan itu yang sering muncul dalam hati kita.

Akan tetapi, dalam pandangan Allah Swt ternyata tidak demikian. Kepada siapa pun dan bagaimana pun orangnya, ketika kita diberi keleluasaan untuk berderma maka kita harus mendermakan harta kita. Kita harus yakin bahwa Allahlah yang akan menggantinya.

Hal ketiga juga tak kalah sulitnya. Memaafkan orang yang telah jelas-jelas berbuat zalim kepada kita sangatlah sulit dilakukan. Sikap kita biasanya justru terbalik, Kita sering tidak mau memaafkan orang yang telah menyakiti kita, bahkan cenderung ingin membalas dendam. Padahal sikap seperti itu bukanlah cermin dari akhlak yang baik. Memaafkan orang lain bukan berarti kita kalah, melainkan kita menunjukkan kebesaran hati kita.

Hadiri yang berbahagia,

Kita sebagai umat Rasulullah Saw. sudah seharusnya mengikuti ajaran tersebut jika ingin mencapai derajat akhlak yang baik di sisi Allah dan rasul-Nya. Kita harus berupaya untuk melatih ketiga hal tersebut atas dasar karena Allah dan bukan karena ingin dipuji orang lain.

Mari kita tingkatkan amal ibadah kita dimulai dengan memperbaiki akhlak diri kita sendiri.

Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya, tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu ‘alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.

Baca juga:  5 Contoh Kata Pengantar Makalah PKn (Individu dan Kelompok)

2. Teks Ceramah Agama tentang Tanda-Tanda Orang Munafik

Menghindari Sifat Munafik

Alhamdulillahiladzi bi’dzatihi ya’tarulmu’minuna wa bi’inaa yatihi wa tauh’qihiyahtadii dholimun. Ashaduanla ilahaillahu wahdahula syarikalah wa ashaduanna muhammadan ‘abduhu warasuuluh, a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak-Nya, Yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang tanda-tanda orang munafik.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhubungan dengan orang lain. Di rumah kita berkomunikasi dengan ayah, ibu, kakak, atau adik. Di sekolah kita saling berkomunikasi dengan teman, guru, penjaga sekolah, atau pedagang di kantin. Di lingkungan tempat kita berada, lebih banyak lagi kita melakukan hubungan komunikasi.

Kita pun sering menilai orang lain dari penampilan fisiknya. Padahal itu saja belum cukup. Sebetulnya kita bisa berteman dengan siapa saja tetapi idealnya kita dapat berteman dengan orang yang hatinya baik alias tidak munafik.

Orang yang memiliki sifat munafik sangat berbahaya, bukan saja bagi diri kita, keluarga kita, sekolah kita, lingkungan kita, melainkan juga bagi agama kita. Allah SWT akan melindungi agama Islam dari serangan orang orang kafir, namun Allah SWT tidak akan menjamin tegaknya Islam jika di dalamnya terdapat orang orang munafik.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Munafik atau nifaq adalah menampakkan keimanan dengan lisan dan menyembunyikan kekufuran dalam hati. Artinya, apa yang dia ucapkan tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hatinya. Lebih jauh lagi mereka akan mengucapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diperbuatnya. Antara lisan, hati, dan perbuatan tidaklah sejalan.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw menjelaskan, bahwa ada empat perkara yang menjadi tanda tanda orang munafik, yaitu (1) apabila berbicara, ia berdusta; (2) apabila berjanji, ia ingkar, (3) apabila ia bersumpah, ia melanggar; (4) apabila bersengketa, ia licik.

Secara terperinci tanda tanda orang munafik itu meliputi perbuatan bohong, ingkar janji, khianat, sumpah palsu, licik, malas beramal, riya, sedikit berdzikir, mengolok olok Alquran dan Sunnah, kikir, mengingkari takdir, menghina orang orang shaleh, berbuat kerusakan dengan dalih berbuat kebajikan, penakut, lupa kepada Allah, takut kepada manusia, mendustakan janji Allah dan Rasul-Nya, sombong, tidak mengerti agama, dan hasud (dengki).

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Jika salah satu tanda itu mulai tertanam di hati kita harus berusaha melenyapkannya. Kita harus kembali kepada tuntutan Alquran dan Sunnah dan banyak berdzikir serta berdoa agar dijauhkan dari sifat sifat munafik. Sifat munafik yang ada dalam hati kita akan menjadi penghalang diterimanya amal ibadah kita. Semoga kita selalu diberi petunjuk oleh Allah Swt agar terhindar dari hal hal yang menyesatkan.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu ‘alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.

Baca juga:  Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (KTI) yang Sistematis dan Runut

3. Contoh Ceramah Singkat tentang Taat Kepada Allah SWT dan Rasul Nya

Taat

Alhamdulillahiladzi bi’dzatihi ya’tarulmu ‘minuna wa bi’inaa yatihi wa tauliqihiyahtadii dholimun. Ashaduanla ilahaillahu wahdahula syarikalah wa ashaduanna muhammadan ‘abduhu warasuuluh, a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak-Nya, Yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi-Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Kata taat sering diartikan atau dipadankan dengan kata “disiplin”. Dalam pengertian yang lebih khusus, taat diartikan sebagai satu sikap menerima segala aturan dan perintah Allah Swt dan Rasul-Nya, serta siap untuk melaksanakannya.

Dapat ditegaskan bahwa sikap taat itu adalah sami’na wa atha’na, saya mendengar serta siap melaksanakannya. Sedangkan sikap melanggar terhadap perintah Allah Swt dan Rasulnya disebut maksiat.

Setiap manusia mempunyai tugas untuk taat terhadap segala aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Tidak ada alasan untuk tidak taat, apalagi berniat untuk meninggalkannya secara sengaja.

Allah Swt berfirman dalam QS. An Nisa, 59:

“Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. ”

Berdasarkan firman Allah Swt tersebut, sikap taat itu bukan saja kepada Allah dan Rasul-Nya, melainkan juga kepada pemimpin kita. Kita wajib taat kepada pemimpin sepanjang pemimpin itu tidak melanggar aturan aturan Allah Swt.

Sikap taat kita harus didasari oleh ilmu yang memadai. Jangan sampai kita taat kepada pemimpin yang tidak taat. Kita pun jangan sampai melakukan ibadah yang tidak ada sunnahnya dari Rasulullah saw. hanya karena taat dan mencontoh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar harus lebih serius lagi dalam belajar, terutama belajar ilmu agama. Agar setiap perbuatan yang kita lakukan dapat dikontrol sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu ‘alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.

Baca juga:  8 Contoh Slip Gaji Karyawan Swasta 2023 dan PNS yang Benar

4. Ceramah Agama Pendek tentang Keutamaan Membaca Al Quran

Keutamaan Membaca Alquran

Alhamdulillahiladzi bi’dzatihi ya’tarulmu’minuna wa bi’inaa yatihi wa taufiqihi yahtadii dholimun. Ashaduanla ilahaillahu wahdahula syarikalah wa ashaduanna muhammadan ‘abduhu warasuuluh, a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak-Nya, yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan khotbah tentang taat kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Al-Quran adalah salah satu mukjizat yang diberikan Allah Swt kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran menjadi kitab suci umat Islam sebagai pedoman dalam menjalankan ibadah dan muamalah. Al-Quran pun berisi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat terus digali dan dikaji demi kemaslahatan umat manusia.

Alquran mempunyai 114 surat. Surat terpanjang adalah surat Al Baqarah terdiri atas 286 ayat sedangkan surat terpendek terdiri dari 3 ayat, yaitu surat Al ‘Ashr, Al Kautsar, dan An Nashr.

Adapun jumlah ayat di Alquran adalah 6.666 ayat. Untuk memudahkan pembacaan dan penghafalan, para ulama membagi Alquran dalam 30 juz yang sama panjang.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Setiap orang yang membaca Alquran dengan ikhlas karena Allah maka ia mendapatkan pahala. Pahala ini dilipatgandakan jika disertai dengan kehadiran hati, penghayatan, dan pemahaman terhadap ayat yang dibaca. Maka satu huruf bisa dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kebaikan, bahkan tujuh ratus kali lipat.

Ibnu Katsir menyebutkan beberapa adab membaca Alquran, di antaranya:

  1. Tidak menyentuh Alquran atau membacanya kecuali dalam keadaan suci.
  2. Bersiwak sebelum membacanya.
  3. Mengenakan pakaiannya yang terbaik.
  4. Menghadap kiblat.
  5. Berhenti membaca jika menguap.
  6. Tidak memotong bacaan dengan suatu perkataan kecuali memang ada keperluan.
  7. Pikirannya terkonsentrasi.
  8. Ketika melalui ayat yang berisi janji berhenti untuk memohon kepada Allah dan ketika melalui ayat yang berisi ancaman memohon perlindungan kepada Nya.
  9. Tidak meletakkan Al-Quran tercerai-berai juga tidak meletakkan sesuatu di atasnya.
  10. Tidak saling mengeraskan bacaan terhadap orang lain.
  11. Tidak membaca Alquran di dalam pasar dan di tempat-tempat hiburan.

Beberapa adab yang harus diperhatikan dalam memperlakukan Al-Quran dijelaskan dalam hadist Rasulullah saw. Salah satunya menyatakan bahwa janganlah kalian menggunakan Alquran sebagai bantal…” (HR. Baihaqi).

Pernyataan tersebut mengandung dua maksud: Pertama, menggunakan Alquran sebagai bantal, perbuatan tersebut bertentangan dengan adab dan penghormatan Alquran sebagai kitab suci. Ibnu Hajar ra menjelaskan bahwa menggunakan Alquran sebagai bantal, melonjorkan kaki ke arahnya, menginjaknya, dan sebagainya adalah perbuatan haram.

Kedua, maksud jangan menggunakan Alquran sebagai bantal adalah jangan melalaikan Alquran. Misalnya, meletakkan Alquran di atas batu nisan kuburan dengan tujuan mendapatkan berkah. Perbuatan itu sangat tidak menghormati Alquran dan tidak akan memberikan manfaat apapun.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Alquran sebagai kitab suci umat Islam mempunyai banyak keutamaan, yakni:

  1. Alquran adalah kalam (perkataan) Allah Swt.
    Itu berarti perkataan yang paling benar dan tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Allah Swt berfirman: “Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari perkataan Allah?” (QS. An Nisa 87: 122).
  2. Alquran adalah petunjuk dan kasih sayang (rahmat) bagi orang yang bertakwa.
    Allah berfirman: “Sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa” (QS. Al Baqarah, 2). Dalam ayat lain Allah Swt berfirman, “Sebagai petunjuk dan kasih sayang bagi orang orang yang beriman ” (QS. Yunus, 57). Kasih sayang dalam arti tidak mau menyia nyiakan hambanya dan jatuh dalam kesesatan.
  3. Obat dan penenang hati
    Allah berfirman: “Dan Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang mengobati dan kasih sayang bagi orang yang beriman ” (QS, Al Isra, 82).
    Dalam ayat lain Allah befirman: “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu mauizha (nasihat) dari Tuhanmu dan Penyembuh bagi penyakit penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”(QS, Yunus, 57).
  4. Al Quran mencakup segala sesuatu Allah berfirman: “Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al Kitab ini (Alquran), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan” (QS, Al An’am, 38). Maksudnya al Quran mencakup hukum (halal dan haram), kisah, berita gaib, nasihat nasihat, perumpamaan perumpamaan, bahkan mencakup kaidah kaidah ilmiah yang tetap (pasti).

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Bagaimana sikap kita terhadap Alquran? Sebagai seorang muslim kita harus bersikap sebagai berikut.

  1. Membaca Alquran
    Rasulullah Saw. bersabda: “Bacalah Alquran maka sesungguhnya Alquran akan menjadi pemberi syafaat untuk ahlinya (pembacanya) di hari kiamat.
  2. Menghafal Alquran
    Wajib bagi orang Muslim untuk menghafal Alquran baik seluruhnya atau sebagiannya. Rasulullah saw bersabda: ”’Sesungguhnya orang yang tidak ada di dalam hatinya sedikit pun dari Alquran seperti rumah kosong”. (HR. Tirmidzi)
  3. Tadabbur Alquran
    Artinya merenungi kandungan Alquran ayat per ayat dengan tujuan memberikan perlindungan diri dari segala apa yang dilarang.
  4. Mengamalkan Alquran.
    Setelah membaca, menghafal, dan mentadabburi Alquran langkah terakhir yang harus ditempuh adalah mengamalkan Alquran. Dengan mengamalkan Alquran berarti mengamalkan ajaran Islam itu sendiri. Aisyah berkata: “Akhlak Rasulullah saw adalah Alquran”.
    Alquran yang kita pelajari dan baca tidak akan lengkap kecuali mengamalkannya karena Alquran di hari kiamat bisa menjadi penolong atau penghujat kita, dalam artian Alquran yang kita baca, kita pahami dan tidak kita amalkan akan menjeremuskan kita ke neraka.

Adik-adik, empat sikap ini harus dimiliki oleh setiap muslim agar Alquran selalu menjadi panutan dan tuntunan dalam hidup kita. Adik adik harus menjadi generasi Qurani penerus perjuangan Rasulullah saw sampai akhir zaman.

Keutamaan Membaca, Mempelajari, dan Memahami Alquran

Adik adik, berikut beberapa hadist yang menerangkan keutamaan membaca, mempelajari, dan mengamalkan Alquran.

  1. Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata, “Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah (yakni Alquran), maka ia memperoleh suatu kebaikan, sedangkan satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf.” (HR. Imam Termidzi).
  2. Dari Abu Musa al Asy’ari r.a., berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang suka membaca Alquran seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak; dan perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca Alquran ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca Alquran seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanya pun pahit.” (Muttafaq ‘alaih)
  3. Dari Abu Umamah r.a., katanya: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Bacalah olehmu semua akan Alquran itu, sebab Alquran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat (yakni pertolongan) kepada orang orang yang mempunyainya.” (HR. Muslim) Dari Mu’adz Aljuhani ra. berkata, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa membaca Alquran dan mengamalkan isi kandungannya, maka kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat, yang sinarnya lebih terang daripada cahaya matahari jika sekiranya matahari itu berada di rumah rumah kamu di dunia ini. Bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai orang yang mengamalkannya sendiri?” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
  4. Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Belajarlah Alquran dan bacalah ia karena orang yang belajar Alquran, membacanya dan menyebutnya di dalam salat tahajjud adalah seumpama sebuah wadah yang terbuka yang penuh dengan kasturi, baunya semerbak ke seluruh tempat. Seseorang yang telah belajar Alquran tetapi tidur, sementara Alquran berada dalam hatinya adalah seumpama wadah yang penuh dengan kasturi tetapi tertutup.” (HR. Tirmidzi, Nasal, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban).

Banyak keutamaan yang dapat kita peroleh dengan membaca Alquran. Untuk itu, kita harus belajar membaca dan memahami Alquran agar mendapatkan kebaikan dari padanya.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.