Cara Budidaya Ikan Nila Supaya Cepat Besar [Panduan Lengkap A – Z]

Kegiatan budidaya ikan merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan masyarakat Indonesia. Salah satu budidaya yang popular dibudidayakan adalah ikan nila. Tingginya respon masyarakat terhadap budidaya ikan nila menjadikannya diberi julukan “chicken fish”, ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat seperti halnya ayam.

Kondisi alam, kemudahan dalam membudidayakannya dan permintaan pasar yang tinggi pada akhirnya menggiring ikan ini menjadi komoditas yang potensial di Indonesia.

Berbagai penelitian dan rekayasa genetik berkembang sangat pesat mengikuti kebutuhan terhadap pemenuhan produksi ikan nila. Beberapa aspek terkait dengan keberhasilan budidaya ikan nila.

Pemilihan strain, sistem budidaya, pemberian pakan dan penanggulangan penyakit yang mengemuka sebagai kendala produksi pada budidaya ikan sebenarnya tidak menjadi kendala utama, karena nilai ekonomis ikan nila lebih tinggi dibandingkan dengan ikan tawar lain, sebanding dengan proses budidaya yang dijalani.

Tulisan ini bertujuan untuk membagi pengalaman dan informasi tentang proses budidaya ikan nila, sehingga menambah pengetahuan bagi pelaku budidaya perikanan, bahan bacaan bagi para mahasiswa bidang perikanan, dan masyarakat umum.

KARAKTERISTIK IKAN NILA

Karakteristik ikan nila

Ikan nila GIFT (Genetic Improvement Farmed Tilapia) merupakan ikan nila strain unggul hasil persilangan beberapa strain Oreochromis niloticus. Ikan nila GIFT sudah ada di Indonesia sekitar awal 1990-an, namun hingga 1995 ikan ini masih belum menyebar ke seluruh pelosok tanah air.

Penyebarannya baru terbatas pada beberapa propinsi seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah induk, sehingga produksi benihnya hanya mampu memenuhi kebutuhan daerah tersebut. Hingga awal 1999 penyebarannya sudah lebih luas lagi, hampir ke seluruh pelosok tanah air.

Ikan nila GIFT merupakan ikan yang sangat toleran terhadap lingkungan, baik suhu, air, derajat keasaman (pH), maupun kadar garam. Itulah sebabnya nila GIFT dapat dipelihara di berbagai lingkungan budidaya, baik air tawar, maupun air payau (muara).

Menurut hasil penelitian di Balai Penelitian Ikan Air Tawar (Balitkanwar), nila GIFT mempunyai pertumbuhan 30% lebih cepat dan ukurannya lebih besar dibandingkan dengan nila biasa. Pada umur 5 (lima) bulan bobotnya mencapai 500 gr/ekor.

Karena pertumbuhannya yang cepat dan cara pemeliharaannya yang mudah, nila GIFT mulai dilirik oleh petani ikan untuk dikembangkan.

Klasifikasi ikan nila merah menurut Trewavas (1982) adalah sebagai berikut:

  • Filum : Chordata
  • Sub Filum : Vertebrata
  • Kelas : Osteichthyes
  • Ordo : Percomorphi
  • Famili : Cichlidae
  • Genus : Oreochromi
  • Spesies : Oreochromis niloticus

Bentuk ikan nila GIFT bila dilihat dari samping memanjang dengan perbandingan panjang dan tinggi 2 :  1. Sementara perbandingan tinggi dan lebar tubuh 4 : 1.

Warna tubuh ikan nila GIFT hitam dan agak keputihan. Bagian bawah tutup insang berwarna putih. Sisik besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Tubuhnya memiliki Linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala dan memiliki mata yang besar.

Nila GIFT mulai dipijahkan setelah umur 5 – 6 bulan karena sudah matang kelamin. Untuk induk betina dapat mencapai bobot 200 – 250 gram dan induk jantan 250 – 300 gram.

Kandungan telur setiap induk betina berbeda, tergantung umur dan beratnya. Induk betina dengan berat 200 – 250 gram. mengandung telur 500 1000 butir dan dapat menghasilkan benih ikan 200 400 ekor.

Telur ikan nila GIFT bersifat tenggelam dan tidak menempel, berdiameter 25 – 2.8 mm berwarna kuning, dalam kondisi air yang bagus dan suhu optimal, telur nila GIFT akan menetas dalam waktu 5 – 7 hari.

Suhu yang baik untuk penetasan telur adalah 25 – 30°C. Larva yang baru menetas berukuran panjang 8 10 mm dan berat 0.02 – 0,05 gram. larva ini akan berenang ke permukaan air.

Larva nila tidak sanggup memakan pakan dari luar selama masih tersedia kuning telur yang melekat di bawah perut. hal ini disebabkan karena mulutnya belum dapat dibuka. lagi pula saat ini sistem pencernaan larva belum sempurna. Rongga mulut ikan nila terbuka menjelang atau setelah makanan cadangan habis terserap tubuh.

Ditinjau dari kebiasaan makannya, nila GIFT termasuk jenis omnivora yaitu pemakan tumbuhan dan hewan. Kebiasaan ini sangat menguntungkan karena mudah mencari makanan tambahan. Nila GIFT membutuhkan 20 – 25% protein dalam makanan, untuk mencapai pertumbuhan optimal.

PENGADAAN BENIH

Sortasi Benih Ikan Nila

Sortasi (pemilihan) benih merupakan suatu hal yang penting dalam suatu proses budidaya. Pemilihan biasanya dilakukan berdasarkan mutu dari benih ikan. Dari benih yang terpilih dan sehat akan menjamin keberhasilan kegiatan pembesaran.

Benih yang dihasilkan dari pemijahan nila GIFT biasanya dikumpulkan sementara dalam hapa yang diletakkan dalam saluran air. atau dalam suatu bak fiber berukuran besar.

Sortasi benih ikan nila merah

Cara melakukan sortasi benih ikan nila adalah sebagai berikut:

  1. Pemilihan mutu sering dilakukan dengan menggunakan ayakan ikan. Ayakan dapat disesuaikan dengan ukuran ikan. Benih disaring dengan ayakan lalu dipilah-pilah berdasarkan ukuran yang sama. warna tubuh seragam. sehat, tidak cacat dan tidak terserang penyakit.
  2. Cara manual lain adalah dengan menggunakan alat meja seleksi. yaitu diatas suatu meja yang memiliki ukuran panjang dan ketebalan sehingga benih dapat dengan mudah dipilah pilah sesuai ukurannya.
  3. Benih yang telah dipilih kemudian dimasukkan ke dalam wadah tersendiri sesuai dengan kriteria yang ada. Hal yang perlu diingat bahwa proses sortasi merangsang timbulnya stress. Terlalu banyak stress mengakibatkan ikan mudah terserang penyakit. Untuk itu upaya perlakuan pencegahan penyakit setelah sortasi sering dilakukan.

Pengemasan Benih

Pengemasan benih untuk budidaya ikan nila biasanya menggunakan kantung plastik dan oksigen yang dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan sejuk agar ikan tidak mengalami stress.

Sebelum ikan dikemas, sebaiknya dilakukan pemuasaan (berok) terhadap ikan. Maksud pemuasaan ini adalah untuk mengurangi timbulnya gas beracun yang keluar dari kotoran benih ikan selama perjalanan.

Benih ikan nila dikemas dalam kantung plastik

Transportasi Benih

Jika benih ikan akan dipasarkan atau diangkut dari pasar benih ke kolam pembesaran. maka perlu dilakukan pengangkutan. Secara alami, pengangkutan dilakukan dalam air.

Perbandingan ikan : air dan konsumsi oksigen dari sejumlah ikan yang dibawa membatasi lamanya waktu pengangkutan.

Oleh karena itu, pada setiap pengangkutan ikan, ikan harus pada kondisi dimana konsumsi oksigennya sekecil mungkin, yaitu dengan cara:

  • Kondisi tidak makan (puasa)
  • Suhu rendah
  • Kondisi mati rasa

Sistem pengangkutan terdiri dari dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup.

1. Sistem Terbuka

Pengangkutan sistem terbuka
Pengangkutan benih ikan sistem terbuka

Menggunakan ember dan pikulan ikan yang digunakan untuk pengangkutan ikan jarak dekat dan pengangkutan yang membutuhkan waktu pendek.

2. Sistem tertutup

Menggunakan kantung plastik yang digunakan untuk pengangkutan ikan jarak dekat dan jarak jauh. Untuk jarak dekat kantung plastik tidak diisi dengan oksigen tetapi jarak jauh kantung plastik diisi dengan oksigen.

Kantung plastik yang digunakan berdiameter 40 – 50 cm dengan tebal 0.06 – 1.00 mm.

Pengangkutan sistem tertutup
Pengangkutan benih ikan sistem tertutup

Kantung plastik berbentuk gulungan dengan panjang mencapai 100 mm. Untuk pengemasan digunakan kantung plastik dengan panjang 125 cm. Ujung plastik yang akan digunakan diikat dengan karet setelah itu dibalik.

Kantung plastik diberi air 50% kemudian benih dimasukkan dan kantung plastik bagian atas dikempiskan. Setelah itu gas oksigen dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak 50% sampai bagian atasnya menggelembung tapi tidak terlalu keras.

Kantung ditutup dan diikat kuat dengan karet agar gas oksigen tidak dapat keluar. Pemberian oksigen murni ini harus hati hati karena kejenuhan yang sangat tinggi dapat menyebabkan terjadinya penyakit gas bubble disease.

Untuk pengemasan benih digunakan 2 rangkap kantung plastik, ini dilakukan karena ikan nila mempunyai sirip-sirip yang tajam pada tubuhnya sehingga dapat mengakibatkan kebocoran. Kepadatan dalam pengemasan untuk ukuran belo per kantong terdiri dari 1000 ekor.

Untuk lebih rinci Tabel 2 akan menunjukkan kepadatan ikan dalam kantong polietilena (diameter 0.4 – 0.5 m, panjang 1 – 1.2; tebal plastik 0.08 – 0.15 mm) berisi 20 liter air dan oksigen murni.

Kepadatan ikan untuk transportasi

Setelah dikemas dengan cara tadi maka benih ikan nila siap ditransportasikan ke tempat lain. Ada banyak macam alat transportasi, dari yang sederhana seperti keranjang pikulan dan kaleng, sampai mobil khusus pengangkut ikan.

Apa pun alat pengangkutnya, hal yang haru diperhatikan adalah perbandingan antara ikan : air. Jika diberikan udara atau oksigen, perbandingan antara ikan : air antara 1 : 3 sampai 1 : 5, sedangkan untuk benih 1 : 10.

Jika waktu pengangkutan lebih lama, kepadatan harus lebih rendah karena ikan akan mengeluarkan kotoran yang akan menjadi racun bagi ikan (mengandung NH3).

Baca juga:  Cara Budidaya Pepaya California di Lahan Perkebunan (Terlengkap)

PEMBERIAN PAKAN

Sifat dan Kebiasaan Makan

Tilapia secara alami bersifat pemakan tumbuh tumbuhan (herbivora). Pemakan hancuran sampah-sampah yang ada di dalam air (detritus), dan plankton, serta aktif mencari makan pada siang hari. Tilapia cenderung memakan semua jenis makanan yang tersedia.

Pada ukuran stadia larva makanan utamanya terdiri dari algae sel tunggal, zat zat renik, udang-udang kecil dan benthos. Selain itu pakan alami untuk benih nila merah adalah jenis-jenis zooplankton seperti:

Rotifera (contohnya Brachions sp.), Copepoda dan Cladocera (seperti Moina sp. dan Daphnia sp.). Setelah mencapai ukuran besar lebih menyukai makanan berupa algae berfilamen, detritus atau kadang kadang tumbuh-tumbuhan.

Cara Pemberian Pakan pada Ikan Nila

Pemberian pakan alami untuk benih ikan nila merah dapat diberikan dengan cara menyaring plankton yang telah dibudidayakan dengan menggunakan plaktonnet. Plankton dikumpulkan dalam wadah ember untuk kemudian dibersihkan dari kotoran air dan dapat diberikan langsung pada benih ikan.

Pemberian pakan buatan dapat diberikan dalam bentuk larutan, dimasukkan ke dalam sprayer sehingga dapat menyebar dengan merata. Sedangkan apabila diberi pakan pellet halus, maka kita sebarkan di permukaan air secara merata.

Pakan diberikan secara bertahap, disesuaikan dengan habisnya pakan oleh ikan. Apabila 30% dari jumlah ikan sudah tidak menyambut makanan yang kita berikan, maka pemberian makan dihentikan.

Efisiensi penggunaan pakan dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat pemberi makan berupa corong yang tergantung. Alat tersebut kita atur secara mekanik, yaitu pakan akan keluar apabila disentuh oleh ikan.

Auto feeder ikan
Auto feeder

Frekuensi Pemberian Pakan

Pemberian pakan untuk benih sebaiknya tidak kurang dari 6 kali sehari. Bahkan dalam budidaya intensif pemberian makanan dapat dilakukan sekitar 2 jam sekali.

Jumlah Pakan Harian

Ikan-ikan muda dan ikan berukuran kecil relatif membutuhkan makanan lebih banyak daripada ikan-ikan besar. Jumlah makanan perhari yang diberikan untuk burayak dan benih secara umum adalah sebagai berikut:

Jumlah kebutuhan pakan ikan nila
Jumlah kebutuhan pakan ikan nila

BUDIDAYA IKAN NILA SISTEM WADAH

Dalam membudidayakan nila GIFT dapat dilakukan di berbagai sistem, baik di kolam air tenang, kolam air deras dan karamba jaring apung (KJA).

Ketiga sistem perwadahan ini mempunyai karakteristik tersendiri yang akan dibahas satu persatu di bawah ini.

Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Air Tenang

Disebut kolam air tenang karena debit air di kolam ini relatif kecil, penggantian air melalui outlet pun relatif lama. Kolam ini biasanya dibatasi oleh pematang yang terbuat dari tanah atau semen dengan dasar kolam tanah maupun semen.

Peruntukan kolam dapat bermacam-macam, kolam untuk induk dan kolam pemijahan biasanya memiliki luasan 20 – 30 m², sedangkan kolam untuk pendederan atau pembesaran lebih luas, yaitu sekitar 100-500 m², bahkan ada yang berukuran sampai 2000 m².

Dibuat 2 buah pintu air inlet (pintu tempat air masuk) dan outlet (pintu tempat air keluar). Pada dasar kolam, dibuat kamalir sejajar sisi kolam atau diagonal yang berguna untuk panen. Selain itu dibuat juga satu cerukan di dekat outlet, tempat ikan berkumpul pada waktu panen.

Kolam budidaya ikan air tenang

Dasar kolam dibuat dengan kedalaman 1 meter disekitar inlet dan menurun sampai 1.2 meter disekitar outlet.

Sebelum wadah digunakan, dasar kolam harus diolah terlebih dahulu agar derajat keasaman sesuai, tidak ada racun dan tumbuhnya plankton sebagai pakan alami nila GIFT.

Dapat dikatakan sistem perwadahan ini merupakan sistem tradisional karena debit airnya kecil sehingga kepadatan benih pada waktu awal pemeliharaan tidak dapat maksimal.

Pengolahan dasar kolam salah satu tujuannya adalah mengharapkan munculnya pakan alami, sehingga tidak terlalu membutuhkan pakan tambahan. Prosedur pengolahan dasar kolam akan dibahas tersendiri.

Cara Budidaya Ikan Nila di Kolam Air Deras

Istilah kolam air deras mengacu pada debit air yang tinggi di inlet dan outlet. Kecepatan air yang sangat besar/deras melintasi panjang kolam.

Praktis semua kotoran padatan maupun cair dan gas terbuang melalui outlet sepanjang waktu, selain itu oksigen terdifusi lebih banyak ke dalam air melalui hempasan/grujugan massa air di inlet, sehingga kualitas air di sistem ini lebih baik.

Sisi negatif dari kolam air deras adalah tidak mempunyai massa air menumbuhkan pakan alami untuk nila GIFT, oleh sebab itu pakan buatan “wajib“ diberikan pada ikan yang dipelihara.

Kolam air deras
Budidaya ikan nila di kolam air deras

Ukuran kolam ini tidak perlu besar (karena pada sistem ini kepadatan benih bisa ditingkatkan lebih dari kolam air tenang). Biasanya sekitar 21 m² (3 x 7 m). dengan kedalaman 1 – 1.5 m.

Kolam air deras umumnya untuk pendederan I, II atau pembesaran, sementara untuk induk dan larva ditempatkan di kolam air tenang.

Dibuat 2 (dua) pintu air yaitu inlet dan outlet: keliling dan dasar kolam terbuat dari semen untuk menjamin tidak terjadi pengikisan oleh massa air.

Persiapan sebelum pemeliharaan tidak serumit kolam air tenang, mengingat tidak perlu menumbuhkan pakan alami. Pada sistem kolam air deras, selain kolam untuk dibudidaya juga harus dibangun kolam khusus untuk penampungan air yang menjamin suplai air yang cukup secara terus menerus.

Pada sistem kolam air deras, suplai air yang masuk melalui inlet harus terjaga betul kebersihannya.

Kejadian pernah di Kabupaten Subang, terjadi wadah mematikan dari virus Herpes yang membuat para petani ikan bangkrut karena kerugian terus-menerus. Virus ini membuat kematian serempak dari ikan-ikan yang dikultur di kolam air deras terutama ikan mas.

Cara Budidaya Ikan Nila di Karamba Jaring Apung (KJA)

Sistem ini diterapkan di perairan perairan umum, khususnya danau atau waduk. Berbentuk jaring dengan ukuran 7 x 7 x 1.5 m, dimana mata jaringnya berukuran 0.5 inchi (untuk ikan 15 g/ekor) atau 1 inchi (untuk ikan pembesaran).

Mata jaring yang lebih kecil akan mempersulit pertukaran air di waduk, tapi kalau terlalu besar tentu ikan tidak terkurung (kabur).

Keramba jaring apung
Budidaya ikan nila di keramba jaring apung (KJA)

Untuk membangun KJA ikan nila diperlukan bahan bahan sebagai berikut :

  • Pelampung rakit : terbuat dari batang bambu, drum besi, drum plastik, drum aluminium, drum ferrocement dan busa plastik (Styrofoam).
  • Kerangka rakit : terbuat dari batang bambu yang disusun dan diikat tambang plastik, atau dapat juga dibuat dari besi siku ukuran 0.3/3 cm atau 0.5/5 cm. Sambungan besi dilas atau dibaut.
  • Jalan titian atau catwalk selebar 0,5 – 1 m terbuat dari bambu ataupun papan.
  • Bahan pemberat/jangkar : yang paling sederhana adalah karung plastik yang diisi koral/pasir, dari kayu yang dibentuk bulat, persegi piramida atau terbuat dari besi berbentuk bulat atau jangkar kapal.
  • Kantong/wadah : terbuat dari polyethylene sehingga tidak mudah ditempeli makhluk penempel dan lunak (tidak merusak tubuh ikan dan pekerja) ukurannya bervariasi dari 1 x 1 x 1 m³ untuk induk sampai 7 x 7 x 7 m³ untuk pembesaran.
  • Tidak lupa rumah jaga dan perahu

Cara Budidaya Ikan Nila Sistem Mina Padi

Sistem mina padi merupakan cara pemeliharaan ikan di sekeliling tanaman padi sebagai penyelang di antara dua musim tanam padi atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan.

Jenis ikan yang dipelihara pada sistem tersebut adalah ikan nila, ikan mas, ikan mujair, dan berbagai jenis ikan air tawar lainnya.

Agar pertumbuhan tanaman padi tidak terganggu, pemeliharaan ikan di sawah harus disesuaikan dengan sistem pengairan yang ada sehingga produksi padi tidak terganggu (Nuryasri et al. 2015).

Sistem mina padi ikan nila
Sistem mina padi ikan nila

Teknik budidaya mina padi untuk menghasilkan benih ikan umumnya menerapkan sistem tumpang sari dan sistem penyelang. Sedangkan teknik budidaya mina padi untuk menghasilkan ikan konsumsi dilakukan dengan sistem tumpang sari dan palawija (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2016).

Dalam persiapan lahan, tanah diolah dengan sempurna sampai kedalaman 15 – 20 cm sampai perbandingan lumpur dan air 1 : 1.

Pematang dibuat padat dan kokoh agar tidak mudah bocor dan longsor. Ukuran lebar dasar pematang 40 – 50 cm, lebar atas 30 – 40 cm dan tinggi 30 – 40 cm.

Pematang dibersihkan dari gulma agar tidak menjadi sarang hama padi maupun ikan. Lapisi pematang dengan lumpur secara berkala agar bersih dan rapi. Setelah kering, lumpur pelapis pematang akan mengeras sehingga gulma tidak mudah tumbuh (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2016).

Caren dibuat sebelum pengolahan tanah dimulai diukur secara baik sehingga kedalamannnya sesuai yang dikehendaki karena fungsi caren sebagai media hidup ikan, tempat memberi makan ikan, memudahkan ikan bergerak ke seluruh petakan serta memudahkan panen ikan.

Beberapa persyaratan wadah untuk pengembangan mina padi antara lain:

  • Wadah pembesaran berupa petakan sawah yang mampu menampung air;
  • Wadah dapat dikeringkan dengan sempurna;
  • Pintu air masuk dan keluar terpisah;
  • Dasar caren miring ke arah saluran pengeluaran;
  • Luas petakan sawah minimal 500 m²;
  • Pematang harus kuat untuk menahan air minimal 30 cm dari pelataran sawah dengan lebar minimal 50 cm:
  • Lebar caren minimum 1,5 m dengan kedalaman dari pelataran minimum 0.5 m;
  • Ukuran kobakan minimum 1,5 m x 1,5 m x 0,5 m.
Baca juga:  Cara Ternak Ayam Broiler yang Menguntungkan [Persiapan - Panen]

Cara Budidaya Ikan Nila Sistem Indoor Hatchery

Sistem Indoor Hatchery merupakan salah satu alternatif pembesaran ikan di dalam ruangan dengan menggunakan bak fiber.

Sistem ini umumnya digunakan oleh para peneliti atau pembudidaya yang modern dan menerapkan sistem budidaya intensif. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sistem ini adalah resirkulasi air dan pemberian aerasi.

Budidaya ikan nila Sistem Indoor Hatchery
Budidaya ikan nila sistem Indoor Hatchery

PERSIAPAN KOLAM

Sebelum ikan dipelihara, kolam harus dipersiapkan dahulu untuk menjamin kolam tidak bocor, tidak ada racun, bebas hama/penyakit dan tumbuh pakan alami.

Tahapan-tahapan persiapan kolam adalah :

Perbaikan Pematang

Perbaikan pematang dilakukan untuk menghindari kebocoran dan longsor, caranya dengan “keduk teplok” atau mengangkat tanah dari dasar kolam dan dipindahkan ke pematang, digunakan untuk menambal yang bocor dan rusak dan dikeraskan dengan diinjak-injak.

Dasar kolam dibuat landau sekitar 0,2 meter kearah outlet, dengan maksud untuk memudahkan pengeringan dan pemanenan.

Dibuat kamalir sepanjang sisi pematang atau diagonal yang berguna untuk perlindungan ikan dan pemanenan, seperti gambar di bawah ini.

Sketsa kamalir sepanjang sisi pematang atau diagonal
Sketsa kamalir kolam

Keterangan:

  • A = Saluran pemasukan air
  • B = Kolam pemijahan dan penetasan telur
  • C = Pipa air penghubung
  • D = Monik, pintu pengeluaran air
  • E = Kolam pemijahan dan penetasan telur

Saluran

Apabila lahan perkolaman yang akan digarap itu cukup luas, maka akan lebih baik bila dibuat sistem saluran air tersendiri, sehingga semua kolam mendapat pasokan air dengan kualitas yang sama.

Kolam terendah atau kolam yang paling hilir tidak mendapat air dengan kondisi buruk (karena telah melewati semua kolam di hulu). Lahan yang memadai juga memungkinkan kita membuat kolam pengendapan (filtrasi).

Kolam ini dibuat memanjang seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini.

Desain Kolam Filtrasi Fisik

Pada kolam pengendapan ini, diharapkan terjadi filterisasi dengan gaya gravitasi, padatan yang ada di dalam air turun ke dasar kolam, dan semakin lama air mengalir, makin banyak padatan yang mengendap sehingga air yang keluar melalui outlet telah telah bersih.

Saluran pemasukan dan pengeluaran air dibuat pada ujung yang berlawanan. Pada saluran pemasukan dipasang alat penyaring yang terbuat dari kawat (kawat kasa) untuk menghindari masuknya predator atau kotoran kotoran berupa daun, ranting atau plastik yang masuk bersama air ke dalam kolam.

Konstruksi pemasukan air dibuat pada tempat yang lebih tinggi dari permukaan kolam dan pengeluaran air pada bagian yang lebih rendah.

Pengeringan dan Pengolahan

Proses pengeringan kolam bertujuan memperbaiki kualitas kolam agar gas-gas beracun (asam sulfida, metana) yang terdapat di dalamnya hilang atau menguap dan bertukar dengan udara segar sehingga berubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Selain dari itu proses pengeringan juga memberantas hama dan penyakit.

Lama pengeringan dasar kolam 2 – 3 hari, sampai tanah dasar terlihat retak-retak. Pengeringan juga berfungsi untuk terjadinya proses oksidasi dan mineralisasi lumpur sehingga menambah kesuburan tanah dan meningkatkan suplai nutrient ke dalam air kolam.

Setelah kolam benar benar kering, kemudian dilakukan pembalikan tanah yang dimaksudkan agar ada rongga-rongga udara dalam tanah dan juga tanah lebih gembur.

pengeringan dan penggemburan kolam
Pengeringan dan penggemburan kolam

Pemupukan

Pemupukan dasar kolam bertujuan agar menyuburkan kolam sehingga pakan alami (alga, plankton, benthos) tumbuh. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk kendang berupa kotoran ayam dan sekam setelah pengeringan selesai.

Pupuk kendang termasuk kedalam pupuk organik, yang selain dapat menyuburkan tanah, juga dapat memperbaiki struktur tanah. Jumlah pupuk yang digunakan adalah 3 karung masing masing 30 kg untuk tiap kolam berukuran 1000 m² atau 0.9 kg/m².

Pupuk kendang digunakan dengan cara digundukkan kecil-kecil menyebar di dasar kolam. Sedangkan pupuk buatan atau pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah TSP yang disebarkan secara merata di dasar kolam. Dosis pupuk dasar, baik pupuk buatan maupun pupuk kendang, tergantung dari jenis tanah kolam.

Di BBI Sentral Wanayasa, pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk organik berupa kotoran ayam kering. Dosis yang digunakan adalah 250 – 500 g/m², yang ditebarkan atau digundukkan kecil-kecil di dasar kolam sesuai dengan kondisi lingkungan.

Bila musim hujan, dosis yang digunakan lebih dari 250 g/m², sementara bila kondisi cuaca cerah, dosis yang biasa digunakan adalah 250 g/m². Bersama dengan pemupukan juga dilakukan pengapuran.

Setelah proses ini selesai. kemudian kolam diisi air minimal 30 – 40 cm, biarkan air menggenangi kolam selama 5 – 7 hari untuk memberi kesempatan pakan alami tumbuh.

Pengapuran

Pengapuran pada dasar kolam dilakukan untuk menjaga kestabilan tingkat keasaman (pH) kolam dan diharapkan dapat mencegah berkembangnya hama dan penyakit ikan yang ada pada kolam.

pengapuran tanah

Dosis kapur yang digunakan di BBI Sentral Wanayasa adalah 25 – 50 g/m², kapur yang digunakan adalah kapur pertanian. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebarkan secara merata diseluruh bagian kolam.

Pengapuran dasar kolam yang dilakukan bersama sama dengan pemupukan, memberikan pengaruh sebagai berikut

  1. Meningkatkan pH lumpur dasar, oleh karena itu menambah tersedianya fosfor yang berasal dari pupuk.
  2. Meningkatkan alkalinitas air sehingga menambah tersedianya Co2 untuk fotosintesis.
  3. Meningkatkan alkalinitas air sehingga menambah buffer dalam menetralisir perubahan pH harian yang umum terjadi di kolam eutrofik dengan air bersifat asam.

Kapur yang disebarkan secara merata pada dasar kolam juga dapat berguna sebagai desinfektan karena pengaruh panas dari kapur itu sendiri.

Pengisian Air

Setelah persiapan selesai, masukan lagi air setinggi 60 cm. Dua hari berikutnya dilakukan penyemprotan dengan pestisida Diazinon 60 EC dengan dosis sebanyak 1 ppm/kolam.

Diazinon merupakan pestisida organofosfat. Penyemprotan dengan pestisida ini bertujuan untuk membunuh crustacea dan serangga air, tetapi tidak membunuh anak ikan.

Kulaitas Air

Ikan nila GIFT merupakan ikan yang sangat toleran terhadap lingkungan, baik suhu, pH, maupun kadar garam. Oleh karena itu, nila GIFT dapat dipelihara di lingkungan budidaya, baik air tawar maupun air payau.

Keadaaan pH air antara 5 – 11 dapat ditoleransi, tetapi pH optimal untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan adalah 7 – 8. Konsentrasi O2 yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah lebih besar dari 5 ppm.

Nila GIFT hidup pada kisaran suhu yang lebar antara 14 – 30°C. Suhu yang baik untuk perkembangannya berkisar 25 30°C. Batas konsentrasi amonial (NH3) yang mematikan ikan berada pada 0.1 0.3 ppm.

SISTEM PEMBESARAN IKAN NILA

Sistem Monokultur

Teknik budidaya ikan secara monokultur yaitu ikan yang dipelihara hanya ada satu jenis saja dalam satu wadah. tanpa dicampur dengan yang lain, misalnya ikan nila GIFT saja. Dengan sistem ini memudahkan apabila ikan diberi pakan buatan yakni hanya satu jenis saja.

Di KJA ada sistem jaring bertingkat (Waduk Saguling, Cirata. dan Jatiluhur), dimana jaring teratas dipelihara ikan mas, sedangkan jaring bawah dipelihara nila. Ikan nila yang dipelihara tidak diberi pakan tapi mengharapkan sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan mas.

Dengan sistem ini petani ikan mendapatkan keuntungan. Di daerah antara Jawa Barat, ikan nila banyak yang dipelihara bersamaan dengan ikan lain (misalnya Bandeng dan Udang).

Pada sistem polikultur ini tidak ada perebutan/persaingan pakan dan ruang karena sifatnya berbeda.

Sistem Monosex

Pemeliharaan ikan dengan sistem ini, benih ikan yang ditanam hanya satu jenis kelamin dalam 1 (satu) wadah, dapat dilakukan di kolam air tenang, kolam air deras, maupun KJA.

Hal ini dilakukan agar ikan tidak melakukan pemijahan yang diperoleh dari pakan, hanya digunakan untuk pertumbuhan, dan tidak dimanfaatkan untuk pematangan sel-sel kelamin.

Khusus untuk nila, ikan jantan lebih cepat tumbuh daripada ikan betina, sehingga beberapa metoda dilakukan untuk mengalihkan jenis kelamin ikan menjadi jantan semua dengan menggunakan hormon, antara lain 17-α-metil testosteron, yang diterapkan melalui sehingga pakan dan perendaman.

Sistem Polikultur

Pemeliharaan ikan dengan sistem ini menggabungkan lebih dari 1 (satu) jenis ikan dalam 1 (satu) wadah, pada umumnya dilakukan di kolam air tenang dan KJA.

Pada sistem ini potensi pakan alami wadah dimanfaatkan secara maksimal oleh berbagai spesies ikan. Misal nila dengan bandeng, ikan bandeng akan memakan mikroalga dasar kolam (klekap), sedangkan ikan nila akan memakan titoplankton dan zooplankton serta fauna-fauna lain yang hidup di kolam.

Baca juga:  Cara Budidaya Ikan Cupang di Ember, Omset Puluhan Juta Perbulan

Contoh polikultur lain adalah pemeliharaan nila dan udang windu. Udang windu biasanya diberi pakan komersial/buatan sedangkan ikan nila memanfaatkan fito-zooplankton yang ada di kolam.

PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA

Sistem budidaya intensif memiliki ciri tersendiri yaitu tingkat kepadatan yang tinggi. Hal ini membawa konsekuensi yaitu kewajiban memberikan pakan buatan, karena pakan alami tidaklah mencukupi kebutuhan ikan yang dibudidayakan.

Sebaliknya sistem budidaya tradisional, sangat memanfaatkan potensi kesuburan kolam, dalam arti tidak dilakukan pemberian pakan buatan, karena adanya pakan alami yang tumbuh di perairan.

Berikut ini akan dibahas pakan alami, pakan buatan, frekuensi, dan tingkat pemberian pakan serta strategi pemberian pakan pada ikan nila.

Pakan Alami

Pakan mempunyai peran penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi semua makhluk hidup. Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangan ikan air tawar.

Dalam pemeliharaan secara tradisional ataupun secara alami, kebutuhan ikan akan pakan biasanya didapat di alam sekitarnya yang tersedia, disebut juga pakan alami. Jenis jenis pakan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya.

Larva ikan yang baru saja belajar mencari pakan, pertama yang mereka makan adalah plankton. contohnya adalah Chlorella, Spirulina.

Untuk mencukupi kebutuhan plankton ini, telah banyak diupayakan pemeliharaan plankton secara Iaboratories ataupun kultur massal. Penyediaan pakan alami bagi larva harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • Mudah dipelihara.
  • Ukurannya cocok dan disukai oleh larva.
  • Nilai gizinya sesuai dan disukai oleh larva.

Sejalan dengan makin besarnya larva. maka kebutuhan akan gizi pun bertambah dan bukaan mulut pun membesar. maka diperlukan zooplankton yang ukurannya lebih besar dan kandungan gizinya lebih tinggi.

Zooplankton yang biasa digunakan untuk pembenihan nila adalah kelompok Brachionus plicafilis, Nauplii, Artemia salina, Cladocera (Moina sp dan Daphnia sp) dan beberapa jenis larva (nyamuk ikan).

Untuk ikan nila, jenis pakan alami yang paling disukai pada stadia larva, adalah zooplankton, seperti zat-zat renik, yang melayang-layang dalam air, dan udang-udang kecil, diantaranya Artemia.

Artemia mudah sekali dicerna karena kulitnya sangat tipis (kurang dari 1 mikron), kandungan proteinnya cukup tinggi. Protein: 40 – 50%; Karbohidrat: 15 – 20%: Lemak: 15 – 20%: Abu: 3-4% dan Kadar Air : 1 – 10%.

Anak Artemia (nauplius) mengandung protein 42%. Nauplius Artemia mengandung lemak lebih tinggi (20%) daripada Artemia dewasa (hanya 10%). Lemak Artemia kaya akan asam-asam lemak tak jenuh. yang merupakan asam lemak esensial.

Pakan Buatan

Pakan yang diperlukan ikan selain pakan alami dapat diberikan pula pakan buatan. Pakan buatan sengaja dibuat oleh manusia berupa tepung, pasta, atau emulsi. Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dari bahan-bahan dengan komposisi tertentu sesuai kebutuhan ikan.

Jika pakan alami yang terdapat di kolam tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pakan ikan sudah saatnya dipikirkan mengenai penyediaan pakan buatan.

Ikan nila juga memakan jenis-jenis makanan tambahan yang biasa diberikan, seperti dedak halus, tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan sebagainya.

Agar larva dapat tumbuh cepat, setiap hari benih ikan nila GIFT diberi pakan tambahan berupa tepung pellet halus atau dedak halus. Larva ikan nila GIFT cukup diberi pakan tepung Hi-provite saja.

Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 2 – 3% dari berat biomass setiap hari dengan frekuensi 3-5 kali.

Pakan Alternatif

Pakan alternatif adalah pakan pengganti pakan seperti pelet yang tujuannya untuk menghemat biaya produksi. Pakan alternatif bisa berupa limbah peternakan, limbah pemotongan hewan, ikan sisa tangkapan nelayan, ikan rucah, dan limbah sayuran.

Pakan alternatif biasanya diberikan pada benih berukuran besar atau untuk pembesaran (Gunawan 2014). Kelebihan pakan alternatif adalah harganya murah dan mengandung protein yang cukup.

Sementara itu, kelemahan pakan alternatif adalah kurang praktis jika dibandingkan dengan pakan buatan seperti pellet (Mahyuddin 2010).

Beberapa jenis pakan alternatif yang dapat diberikan pada pembesaran ikan nila antara lain lemna dan azolla.

Frekuensi dan Tingkat Pemberian Pakan

Frekuensi pemberian pakan untuk larva adalah 3-5 kali, tapi untuk ikan dederan. frekuensinya lebih rendah, yaitu 2 – 3 kali.

Sementara itu tingkat pemberian pakannya untuk larva adalah 2 – 3% dari berat biomass sedangkan untuk dewasa pun sekitar 2 – 3%.

Strategi Pemberian Pakan Ikan Nila

Ikan nila, baik stadia larva, benih, ataupun dederan, akan mengkonsumsi makan maksimal apabila dalam kondisi lapar maksimal. Kapankah ikan mengalami lapar maksimal?

Kita akan mengetahui hal itu dengan pasti setelah melaksanakan serangkaian penelitian “laju pengosongan perut”, tapi pada umumnya ikan mengalami pengosongan perut sekitar 6 jam. Jadi pada saat itulah ikan diberi makan.

Apabila kita akan memberi pakan buatan, maka pastikan respon ikan terhadap pakan maksimal, sehingga tidak ada yang tersisa karena hal itu akan membuat kualitas air menjadi buruk.

Cara pemberian pakan untuk ikan dapat secara langsung ditebar ke perairan untuk kolam air deras, ataupun menggunakan wadah anco yang digantung di atas kolam untuk karamba jaring apung kolam air tenang.

Dengan menaruh ikan di anco kita dapat memperkirakan jumlah biomass ikan, jumlah populasi dan kondisi kesehatan ikan. Apabila kita tidak memiliki banyak pekerja, pakan dapat juga diberikan menggunakan “self feedef”.

PEMANENAN IKAN NILA

Aktivitas budidaya ikan yang paling akhir adalah pemanenan, yang seringkali dilanjutkan dengan penanganan pasca panen.

Dalam pemanenan, aspek ketelitian dan kecermatan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil panen.

Kecerobohan dalam pemanenan akan mengakibatkan beberapa kerugian, seperti lolosnya ikan, tubuh ikan yang rusak atau tidak sempurna, bahkan meningkatnya ikan yang mati akibat salah penanganan.

Panen ikan nila

Waktu Pemanenan

Waktu pelaksanaan panen dilakukan pada pagi hari, karena pada hari kondisi udara sejuk sehingga akan mengurangi stress pada ikan yang dipanen. Bila matahari makin tinggi maka suhu air kolam juga meningkat, sehingga ikan akan mengalami stress.

Penangkapan ikan dilakukan berulang-ulang, sampai semua bagian kolam tersisir, sehingga waktu yang diperlukan untuk memanen satu unit kolam relatif lama.

Keuntungan lain pemanenan pada pagi hari adalah ikan yang ditampung dari hasil pemanenan juga tidak akan mengalami stress selama dalam penampungan.

Cara Pemanenan Ikan Nila

Peralatan yang digunakan untuk pemanenan ikan pada prinsipnya harus praktis dan tidak merusak tubuh ikan. Untuk itu, peralatan yang terbuat dari kain sebaiknya bertekstur tidak kasar dan rata permukaannya sehingga tidak melukai tubuh ikan. Sedangkan peralatan dari besi tidak berkarat dan tidak ada bagian yang runcing.

Cara pemanenan adalah dengan menggunakan kotak pemanenan (bak palayangan). Kotak pemanenan adalah bagian terdalam dari kolam yang terletak di depan saluran pengeluaran air. Kemudian air kolam dikeluarkan secara perlahan.

Dengan menurunnya tinggi air selama pengeringan akhirnya semua ikan terkumpul pada bagian bawah kotak pemanenan.

Panen ikan nila di kolam
Cara panen ikan nila di kolam.

Ikan untuk sementara dikumpulkan dalam tempat penampungan berupa hapa yang berukuran 1 x 1 x 2 meter. Hapa ini dipancangkan depan pintu pemasukan air agar memperoleh aliran air segar yang banyak mengandung oksigen.

Hal yang perlu diperhatikan adalah kepadatan ikan pada setiap hapa. Ikan nila adalah ikan yang memiliki sirip-sirip yang keras dan tajam, sehingga bisa dikumpulkan dalam satu tempat dengan kepadatan yang tinggi dikhawatirkan tubuh ikan akan terluka oleh gesekan sirip yang tajam.

Ikan yang cacat tubuhnya akan mudah terserang penyakit dan kualitas serta harganya rendah.

Sortasi Hasil Panen

Pemilihan mutu sangat penting dalam sistem budidaya. karena keseragaman ukuran dan bentuk badan ikan akan mempengaruhi harga dan penanganan selanjutnya.

Yang dimaksud dengan sortasi adalah memisahkan ikan ikan yang telah dipanen berdasarkan ukuran maupun kelas umur. Sortasi juga memisahkan antara ikan yang cacat dan ikan yang sempurna ukuran dan bentuk badannya.

Sortasi hasil panen ikan nila
Sortasi hasil panen ikan nila

Cara sortasi yang paling banyak dilakukan adalah secara manual. Cara ini dimulai paling mudah dan efektif untuk dilakukan.

Sementara ada acara lain seperti menggunakan parit memanjang dan meja seleksi untuk melakukan pemilihan mutu ikan. Namun cara ini merangsang timbulnya stress, sehingga akan banyak ikan yang terluka dan mati.

Ikan kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran atau umurnya dan disimpan pada masing masing kantong hapa. Sedangkan ikan-ikan yang cacat atau mati pada saat penanganan sebaiknya diolah menjadi produk olahan ikan seperti bakso, kerupuk, pindang, dan lain-lain. Hal ini lebih baik dilakukan karena ikan yang cacat dan mati memiliki nilai jual yang rendah.