Ikan Cupang mempunyai nama ilmiah Betta splendens. Kemungkinan besar, ikan ini sudah disilangkan dari beragam jenis indukan.
Berdasarkan hasil survei, ikan Cupang disukai oleh sekitar 7% penggemar dari total beragam jenis ikan hias dunia. Hal ini merupakan hasil fantastis karena ikan Cupang bersama ikan Guppy (yang juga memiliki 7% penggemar) masuk dalam 5 besar jenis ikan yang paling disukai, selain mas koki, arwana, dan koi.
Ikan Cupang jantan hanya bisa dipelihara secara individu, yaitu satu akuarium atau toples untuk satu ikan, karena hobi bertarungnya bisa membuat yang kalah akan mati. Sementara ikan yang masih muda dan ikan betina bisa dipelihara secara bersama-sama.
Ikan ini mempunyai banyak jenis dan warna, sehingga oleh beberapa klub, ikan ini diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Pengklasifikasian ikan Cupang biasanya didasarkan pada warna tubuh, bentuk sirip atau ekor.
Berdasarkan warna tubuhnya, dikenal beberapa varian ikan Cupang, di antaranya: red betta, black, royal blue, stell blue, green, yellow, orange, pastel, bicolor. Sementara berdasarkan bentuk sirip atau ekornya, ada veil tail, spade tail, round tail, double tail, delta tail, rose tail, halfmoon, crown tail dan plakat.
Membedakan Jantan dan Betina
Ikan Cupang jantan dan betina sangat mudah dibedakan. Pejantan sangat agresif, ukuran tubuhnya lebih besar, warna lebih menarik, serta jumbaian sirip punggung, sirip ekor, dan sirip perutnya lebih panjang.
Betina lebih pucat dan perutnya lebih gemuk.
Persiapan Induk
Pilihlah pejantan yang sehat dan betina yang ukuran tubuhnya paling besar di antara calon indukan lainnya.
Untuk jenisnya, pilihlah jenis Cupang berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. Anda bisa bereksperimen untuk mengawin-silangkan ikan ini. Jenis yang baru sama sekali, pasti harganya sangat mahal dan menjadi buruan para kolektor.
Ikan Cupang bisa dipijahkan di berbagai wadah, baik akuarium, ember plastik hitam, jembangan (paso tanah liat), atau kolam semen.
Karena budi daya ini adalah untuk mencari kualitas maka akuarium berukuran 20x20x20 cm sudah cukup untuk memijahkan sepasang indukan.
Kualitas Air
Ikan ini tidak perlu air yang diberi filter. Cukup air menggenang di sebuah akuarium berukuran kecil. Air yang digunakan adalah air yang sudah diendapkan terlebih dahulu, setidaknya 24 jam sebelumnya.
Ikan ini tahan terhadap beragam kualitas air, asalkan tidak terjadi perubahan suhu dan pH secara drastis. Tetapi suhu yang optimal adalah sekitar 25° C dengan pH netral.
Pakan
Pakan yang baik adalah kutu air, jentik nyamuk, dan cacing sutera. Pakan harus direndam terlebih dahulu dengan metil biru sebelum diberikan pada Ikan Cupang.
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari dan jangan terlalu banyak, karena bisa berakibat ikan lamban bergerak karena kebanyakan pakan di perutnya. Pada beberapa kasus dapat mengakibatkan sakit saluran pencernaan pada Ikan.
Proses Memijah
Untuk memijahkan ikan Cupang, terlebih dahulu masukkan pejantan di akuarium mini, setelah 1-2 jam baru ikan betina dimasukkan. Bila sudah dekat dengan proses memijah, biasanya pejantan akan membuat sarang dari gelembung-gelembung busa yang ia ciptakan dengan mulutnya.
Ikan jantan akan mengajak betina mendekat di sekitar busa yang mengapung di permukaan air dan berusaha merayu dengan menempelkan alat genitalnya.
Selanjutnya ikan betina akan mengeluarkan telur dan secara simultan ikan jantan akan membuahinya dengan mengeluarkan sperma di air. Telur akan ditempelkan ikan Jantan di sarang busa yang dibuatnya. Proses menempelkan telur ke dalam sarang busa bisa berlangsung 1-3 jam sampai semua telur menempel di sana.
Telur akan menetas dan anak-anak ikan Cupang akan mulai berenang bebas 2-3 hari berikutnya.
Pembesaran Benih (Cara Merawat Burayak Ikan Cupang)
Setelah menetas, benih dapat dibesarkan di akuarium yang sama karena kedua induknya akan dipindah begitu anak-anaknya sudah mulai berenang bebas.
Saat anak ikan mulai dapat berenang, mereka harus diberikan makanan. Pakan burayak ikan Cupang umur 4 hari bisa berupa kuning telur yang direbus atau cacahan cacing tubifex.
Setelah 2 minggu, air harus selalu disipon dengan selang kecil. Air yang digunakan untuk mengganti harus diendapkan terlebih dahulu dan suhunya harus sama dengan air di bak pembesaran.
Setelah 2-3 minggu, ikan sudah dapat diberi pakan berupa cacing sutera dan dipindah ke akuarium yang lebih besar atau bak paso (jembangan tanah liat). Di dalam akuarium atau paso dapat diberi tanaman air kabomba atau hydrilla.
Pada usia 2-3 bulan, ikan harus disortir berdasarkan jenis kelamin karena sesama ikan jantan akan mulai saling bertarung.
Fase Kritis
Fase kritis pembudidayaan ikan ini adalah saat membesarkan anakan sampai berumur 1 bulan. Selama itu, ikan Cupang juga rentan terhadap penyakit.
Kemungkinan terbesar penyebab penyakit pada ikan Cupang adalah buruknya kualitas pakan hidup, terutama yang diambil dari alam dan sudah terkontaminasi bibit penyakit.
Sirip-sirip yang besar dan mengembang membutuhkan otot-otot sirip untuk menggerakkannya. Jika otot-otot sirip ikan terserang penyakit akibatnya sirip tidak dapat mengembang sempurna.
Selain itu, ikan Cupang adalah ikan hasil kawin silang yang berpotensi menyebabkan penurunan kualitas gen sehingga rentan terhadap penyakit. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat fakta bahwa kualitas kesehatan ikan Cupang hasil kawin silang kalah dibandingkan Cupang yang masih murni (wild type).
Peluang Usaha
Ikan ini mempunyai rentang harga yang tinggi. Di pasaran, harga jual kan ini sekitar 2000-3000 Rupiah per ekor, namun ada juga Ikan Cupang yang dijual seharga 2-3 juta sepasang.
Harga memang tergantung kualitas dan tren. Ikan yang menjadi tren biasanya adalah ikan jenis baru yang dihasilkan dari kawin silang.